Perkuat Koarmada III, LST KRI Teluk Lada 521 Resmi Diserahterimakan
|Setelah resmi diluncurkan pada 28 Juni 2018, dan merampungkan sea trial serta pemasangan beragam instrumen, pada hari ini (26/2/2019) Landing Ship Tank (LST) KRI Teluk Lada 521 resmi diserahterimakan dari PT Daya Radar Utama (DRU) kepada Kementerian Pertahanan untuk kebutuhan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmada III TNI AL. Seperti pada saat acara peluncuran, pada acara serah terima ini juga dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Baca juga: Dari Lampung, LST KRI Teluk Lada 521 Resmi Diluncurkan
Serah terima KRI Teluk Lada 521 ditandai dengan penandatanganan berita acara dari PT DRU kepada Kemhan. Berita acara diserahkan oleh Direktur Utama PT DRU Amir Gunawan kepada Kepala Pusat Pengadaan Badan Sarana Pertahanan (Kapusada Baranahan) Kemhan Marsekal Pertama Budi Prasetyono.
Kapusada Baranahan Kemhan menyerahterimakan ke Aslog Panglima TNI, kemudian ke Aslog KSAL dan terakhir diterima Aslog Panglima Komando Armada III. Serah terima ini disaksikan beberapa tamu lain yakni Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Siwi Sukma Adji, Kepala Staf Umum TNI Mayor Jenderal Joni Supriyanto dan Panglima Komando Armada III Laksamana Muda TNI I.N.G. Ariawan.
Serah terima KRI Teluk Lada 521 menandakan tuntasnya satu dari empat unit pesananan kapal angkut tank, yaitu AT-4 (Teluk Lada 521), AT-5, AT-6 dan AT-7. Sebelumnya, PT DRU pada tahun 2014 telah berhasil meluncurkan dan menyerahkan proyek AT-3, yakni KRI Teluk Bintuni 520 kepada pihak TNI AL. Sementara proyek AT-5, AT-6 dan AT-7 adalah pengadaan baru yang kontraknya telah ditandatangani pada bulan Januari 2017.
KRI Teluk Lada 521 mampu membawa 10 unit MBT Leopard 2A4 atau 15 unit tank amfibi BMP-3F. KRI Teluk Lada 521 memiliki panjang 117 meter, lebar 16,40 meter dan tinggi 7,8 meter. Dengan main engine 2×3285 Kw, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan maksimal hingga 16 knot, kecepatan jelajah 13 knot dan radius pelayaran 6.240 mil laut.
KRI Teluk Lada 521 sanggup dimuati 113 ABK (anak buah kapal), enam orang kru helikopter, dan pasukan sebanyak 361 personel. Untuk mengantar pasukan Marinir ke pantai, LST ini dapat membawa 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel). Untuk memudahkan loading logistik dan cargo, pada bagian depan anjungan juga dilengkapi cargo host crane buatan PT Pindad.
Baca juga: Cargo Hose Crane KRI Teluk Lada 521 – Sanggup Angkat Beban Hingga 15 Ton
Nama KRI Teluk Lada 521 diambil dari nama lokasi teluk yang terletak di Selat Sunda, di sisi barat daya Provinsi Banten. Teluk ini adalah bagian laut yang membatasi sisi utara Ujung Kulon. Teluk Lada pernah menjadi daerah pelabuhan yang cukup ramai sebelum letusan besar Gunung Krakatau tahun 1883. (Bayu Pamungkas)
Video Sea Trial Kapal Angkut Tank AT-4 KRI Teluk Lada (KRI-TLD)
https://youtu.be/ZCv8yEroYXI
Diakui atau tidak pemerintahan yg sekarang lambat dlm pengadaan Alutsista, misalnya kapal selam, frigate, itu jg blm kontrak, baru wacana, katanya poros maritim dunia?
poros maritim tdk sekedar wacana krn pengadaan alutsista kelas berat bth waktu yg nggak sebentar biar lamban tp pasti d asean, sampeyan nggak suka mending jd warga malayshit yg suka konsumsi media propaganda najib & mahathir
LST,LPD jumlahnya kalau bisa diperbanyak,karena multifungsi dalam keadaan damai bisa untukmengangkut bantuan jika terjadi bencana alam
Kecepatannya butuh lebih cepat. Ingat kasus rencana pendaratan pantai ke kampung perompak di Somalia saat pembajakan mv sinar kudus.
Kecepatan kapal yg terlalu lambat menyulitkan kesuksesan operasi
Nanti ada anak yg suka mengatakan kemhan tidak pernah belanja alutsista..😃😃😆
@ahver benar bro, anak2 fansboy rusia yg mengatakan alutsista yg sekarang berdatangan dr zaman sby nggak ada yg baru padahal yg baru tuh macam2 kyk tank medium, tank boat, LST, LPD, mekatronik mortar, simulator alutsista dll, mungkin mrk pengenx punya alutsista kelas berat dari rusia rentenir rongsokan biar hegemoni d asia, mr kita berterimakasih pd Pak SBY karena hibah alutsista bekas tp sering di pakai & UU T.o.T tahun 2012 yg di Sahkan Pak SBY yg merupakan momok bg alutsista rusia & terimakasih pd Pak Jokowi dg Alutsista baru spt tank medium dll yg sdh sy sebutkan sebelumx
Biar adil…ikuti saja pergerakan rupiah terhadap dolar
https://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah
Jaman awal bapak SBY disebut kebangkitan ekonomi (Asia), rupiah stabil di kisaran Rp. 9000-an. sehingga pemerintah leluasa menambah alutsista.
Namun sayangnya di akhir bapak SBY menjabat, rupiah terpuruk sampai Rp. 13.000-an dan ekonomi menjadi kurang stabil.
Jaman awal bapak Jokowi menjabat, beliau menanggung beban berat, karena Rupiah sudah Rp. 13.000-an, jelas harga Alutsista jadi mahal sekali.
belum lagi jatuh tempo hutang “pembayaran” alutsista yang dibeli di era pemerintah sebelumnya dengan Rupiah yang terlanjur 13.000-an.
Jadi sangat sulit bagi pemerintah untuk menambah alutsista, namun ternyata masih bisa.
@denzuko di zaman sby alutsista byk berdatangan krn faktor nilai rupiah & belum d sahkanx UU T.o.T, kdg fansboy rusia berkata yg penting Barangx datang & cepat ndak perlu UU T.o.T 35%, mkx d pemerintahan skrang jgn hrp ada alutsista rusia
@denzuko , pemerintah jokowi selain nanggung hutang juga suka nambah hutang, makanya hutang selangit dan alutsista makin sulit datang, untung banyak jejak2 alutsista pak SBY yang bisa diteruskan.. contohnya tank medium..
Hutang negara masih dalam tahap wajar, yg terpenting manfaatnya demi pemerataan pembangunan, kalau ini tidak dimulai, mau kapan lagi…
perbanyak tuh mengingat kita byk ribuan pulau
Min gmn kelanjutan LST yg AT 1 dan 2, kok gk ad kedengaran