Perkuat Daya Gempur F-16, DPR RI Setujui Pembelian AIM-120 AMRAAM
|Niatan perlemen RI untuk mendukung optimalisasi alutsista TNI AU kali ini layak diapresiasi, belum lama ini telah disetujui anggaran US$38 juta untuk pengadaan beberapa tipe rudal udara ke udara. Di kalangan pemerhati militer, nama-nama rudal sudah tak asing didengar, seperti rudal jarak dekat Kh-31 A/P yang sebelumnya sudah melengkapi Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker TNI AU. Namun yang jadi kejutan adalah persetujuan pengadaan rudal udara ke udara jarak menengah AIM-120 AMRAAM (advanced medium range air-to-air missile).
Baca juga: Kh-31P – [Terungkap] Misteri Rudal Sukhoi TNI AU
Mengutip dari Janes.com (29/12/2015), disebut bahwa anggaran yang dipersiapkan untuk pembelian AIM-120 AMRAAM senilai US$6 juta. Tidak dijelaskan varian AIM-120 AMRAAM yang bakal dibeli. Sebagai rudal udara canggih yang battle proven, AIM-120 untuk varian AIM-120C dibandrol US$400 ribu per unit, tapi jika yang dibeli varian AIM-120D, maka harga per unitnya bisa mencapai US$1,7 juta.
AIM-120 AMRAAM masuk kategori beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM). Dengan kecepatan 4 Mach, AIM-120 bisa melesat antara 70 – 125 km. Sebagai rudal andalan AS, NATO dan neraga-negara sekutunya, jelas tak sembarang negara bisa dikabulkan senat AS untuk bisa membeli AMRAAM. Di sekitaran Indonesia, populasi AMRAAM sudah bisa ditebak, yakni ada di AU Singapura dan AU Australia (RAAF/Royal Australian Air Force).
Sejatinya belum ada rilis resmi yang dikeluarkan dari pihak AS atas rencana pengadaan AIM-120 AMRAAM untuk Indonesia. Boleh jadi negara seperti Australia dan Singapura kurang happy bila TNI AU punya rudal segahar AIM-120. Bisa dipastikan AIM-120 AMRAAM akan digunakan TNI AU untuk menambah letalitas pada armada F-16 Fighting Falcon, baik di Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 16. Selain F-16, AIM-120 AMRAAM dapat juga dipasang di jet tempur taktis Hawk 209.
Baca juga: Tawarkan F-16 Viper ke Indonesia, Lockheed Martin Hadirkan Simulator Kokpit
Baca juga: Hawk 209 – Lightweight Multirole Fighter Penantang F/A-18 Hornet

Sejauh ini, dalam periode hubungan yang harmonis antara RI dan AS, parlemen AS baru menyetujui rencana penjualan rudal udara ke udara jarak dekat AIM-9X Sidewinder dan rudal udara ke permukaan AGM-65K2 Maverick.
Baca juga: AS Tawari Indonesia Paket Rudal AIM-9X Sidewinder Senilai US$47 Juta
Besar kemungkinan dengan dirilisnya informasi persetujuan pembelian AIM-120 dari DPR RI, tak lama lagi parlemen AS juga akan menyetujui penjualan rudal buatan Raytheon tersebut. Indonesia sejatinya juga tak tinggal diam ketika melihat negara tetangga mempunyai rudal sekelas AIM-120. Sebagai tandingannya, TNI AU memperkuat armada Sukhoi Su-27/Su30 Flanker Skadron Udara 11 dengan rudal R-77 buatan Vympel (Tactical Missile Corp), Rusia.
Baca juga: R-77 – Lawan Tanding Terberat Rudal AIM-120 AMRAAM – “Pembunuh” dari Balik Cakrawala


Baca juga: R-73 – Dibalik Kecanggihan Rudal Pemburu Panas Sukhoi TNI AU
Baik R-77 dan AMRAAM sama-sama mengusung sistem pemandu active radar homing. Dimana pada moncong rudal terdapat perangkat radar pemancar dan sensor elektronik lainnya yang berfungsi untuk menemukan dan melacak target secara mandiri. Atau dengan kata lain, berlaku pola fire and forget. Dalam hal jangkauan, AMRAAM dan R-77 masuk kategori beyond visual range air to air missile dengan radius tembak diatas 70 km. Keberadaan target jelas diluar jangkauan pandangan mata pilot. Disinilah pentingnya kehandalan radar penjejak sasaran pada pesawat.
Baca juga: GSh-30-1 30mm – Kanon Sukhoi TNI AU – Minim Amunisi Tapi Punya Presisi Tinggi
Seperti apa kehebatan R-77? Kecepatan luncur R-77 adalah 4,5 Mach. Untuk jarak jangkau ada dua macam, untuk tipe R-77 (90 km) dan R-77M1 (175 km). Dengan hulu ledak HE (high explosive) fragmenting seberat 22 kg, target dapat dihancurkan dengan mekanisme laser proximity fuze, ini artinya proses peledakan dapat dilakukan tanpa bodi rudal harus mengenai sasaran secara langsung.
Selain persetujuan DPR atas pembelian AIM-120 AMRAAM, juga disetujui pengadaan rudal Kh-31 senilai US$24 juta dan rudal Kh-59ME buatan Rusia. (Haryo Adjie)
Spesifikasi AIM-120 AMRAAM
– Manufaktur : Raytheon
– Panjang : 3,65 meter
– Diameter : 17,8 centimeter
– Wingspan : 44,5 centimeter
– Bobot : 161,5 kg
– Berat hulu ledak : 20,5 kg
– Mekanisme penghancuran : proximity and contact
– Mesin : Solid fuel rocket motor (R-77)/ Air breathing ramjet (R-77M1)
– Kecepatan : 4 Mach
– Ketinggian luncur : –
– Pemandu : Active radar homing
– Jangkauan : 75 – 110 km
Rudal petir tolong diulas, sudah diuji coba kok nggak ada kabarnya
Ribet urusan sama pak dhe sam,banyak aturan ini dan itu belum lagi kalo ngasi harga kayak orang arab,mahal.. Mending beli dari Israel ada order siap kirim….
mungkin anggaran militer kita belum ideal sekarang hanya 5% dari apbn sedangkan tetangga rata2 diatas 10%,smoga janji jokowi menaikan anggaran militer terealisasi he he he
setuju dengan bung ringu, F16blk15 dan hawk209 tniau tidak/belum dilengkapi perangkat dan adaptor utk aim120. praktis aim120 ini hanya bisa ditenteng oleh f16 refurbished yg baru datang sedikit.
sebagai perbandingan malaysia beli aim120c7 pada bulan mei 2015 dengan harga USD 21 juta hanya utk 10 unit aim120c7 plus missile containers, spare and repair parts, support and test equipment,dll ini utk mempersenjatai f18 mereka. bisa dibayangkan USD 6 juta berapa banyak.
Min mau tanya donk, koq pemerintah kita beli rudal kesannya sedikit yah. Hanya $ 6 juta. kalau yang dipilih tipe rudal AIM 120c yang harganya $ 400 rb, hanya dapat 15 rudal. apakah ini cukup untuk armada F-16 kita yang ada saat ini? karena 1 pesawat F-16 minimal bawa 2 rudal ini jika mau efektif. Belum lagi jika kita hitung rudal cadangan. mohon pencerahannya min
Ya memang sedikit mas, maklum dana juga terbatas 🙂
Ya, TNI-AU memang aneh sekali
Justru yang ngak penting amat dibeli, Muaaahal lagi
Heli kepresidenan AW101 seharga US$ 60 juta x 3 = US$ 180 juta
Untung tidak jadi
TNI-AU seakan akan sangat tidak serius untuk MEF
Cari uang pribadi / golongan ???
mahal juga harga rudalnya
dikasih beli meskipun telat …. tapi tetap ngga yakin F 16 TNI AU bisa untuk melakukan misi SEAD
Kalo dikasi gimana hayoo…?
Lebih urgent beli smart bomb+targeting device buat melengkapi F-16…toh wilayah Indonesia brp kepulauan dg perbatasan darat yang terbatas (kalimantan, papua, TL)
Apanya yang telat brooooo
F-16A/B dan Hawk 209 TNI-AU belum mendukung AIM-120 Amraaam
Hanya F-16 52ID saja yang mendukung
Justru yang telat adalah Su-27/30
setelah 7 tahun, baru dipersenjatai baik R-73 dan R-77
Bandingkan dengan F-16A/B TNI dahulu, Th. 1989 sudah dipersenjatai dengan AIM-9P4 Sidewinder, meskipun “mungkin” ada larangan untuk beli AIM-7 Sparrow
AIM-120 AMRAAM baru mulai diproduksi secara terbatas tahun 1991