Update Drone KamikazeKlik di Atas

Perfoma Dianggap Tak Memuaskan, Yordania Ingin Jual Drone Tempur CH-4B Rainbow

CH-4B milik AU Yordania (Foto: Istimewa)

Belakangan ini ada dua jenis drone tempur yang pamornya naik daun dalam operasi militer di Afghanistan, yang pertama adalah MQ-9 Extended Range (ER) milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang digunakan untuk melancarkan serangan ke kelompok ISIS-K. Sementara drone tempur kedua adalah CH-4B Rainbow buatan Cina yang dioperasikan Angkatan Udara Pakistan.

Baca juga: Terbang Ribuan Kilometer, AS kerahkan MQ-9 Reaper Extended Range dalam Misi Serangan di Afghanistan

CH-4B sejenis yang dioperasikan TNI AU, dilaporkan telah diguanakan Pakistan untuk mendukung seragan pasukan Taliban ke Lembah Panjshir. Dan boleh dikata, CH-4 tergolong drone tempur dengan kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang laris di pasaran.

Namun ada kabar yang kurang sedap seputar debut CH-4, dikutip dari eurasiantimes.com (6/9/2021), Yordania telah memutuskan untuk menjual drone tempur (Unmanned Combat Aerial Vehicle/UCAV) CH-4B setelah membelinya hanya dalam waktu dua tahun. Yordania dilaporkan tidak senang dengan kinerja drone bermesin tunggal propeller tersebut dan berusaha untuk menggantikannya.

Pada tahun 2016, Yordania membeli enam unit drone CH-4B, dimana pembelian itu dipicu setelah Pemerintahan Barack Obama menolak permintaan Amman untuk membeli drone tempur MQ-1 Predator. Dan sekarang, negara Arab ini berencana untuk menjual drone tempur ini. Kolonel Ayman Al Habahbeh, Chief of Aircraft Supply Branch di Angkatan Udara Yordania mengatakan, “Keputusan penjualan drone telah diambil untuk merestrukturisasi angkatan udara dan menurunkannya agar lebih efektif — guna memiliki konfigurasi umum platform yang dapat lebih mudah dipertahankan.”

CH-4 milik AU Irak.

Tahun lalu, Janes.com melaporkan bahwa Irak mengalami kesulitan mempertahankan operasional CH-4. Berita tersebut mengutip laporan tinjauan Inspektur Jenderal AS tentang Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR) yang mengatakan bahwa Irak telah memperoleh lebih dari 10 unit CH-4, tetapi hanya satu yang sepenuhnya mampu menjalankan misi karena masalah pemeliharaan.

Pada tahun 2012, Aljazair telah menunjukkan minat pada CH-4, namun video yang dibagikan di media sosial menunjukkan CH-4 Aljazair jatuh karena masalah saat pendaratan. Pada tahun 2013, Aljazair dilaporkan mengeluhkan masalah kendali pada drone uji coba milik Cina, terutama saat mendarat. Kecelakaan pertama terjadi di dekat Pangkalan Udara Tindouf Aljazair pada tahun 2013. Beberapa kecelakaan lagi dilaporkan setahun kemudian di dekat Pangkalan Udara Ain Oussera. Pada 26 Juni 2020, sebuah CH-4B dilaporkan jatuh di dekat pangkalan udara Bir Rogaa, Aljazair Timur. Tidak diketahui persis, apakah Aljazair jadi membeli CH-4 atau tidak.

CH-4B jatuh di Lanud Bir Rogaa, Aljazair Timur pada 26 Juni 2020.

Beijing saat ini telah menjual CH-4B ke berbagai negara, termasuk Nigeria, Yordania, Zambia, Irak, Arab Saudi, Ethiopia, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Pakistan, Myanmar dan Indonesia. Salah satu alasan mengapa negara-negara mulai kehilangan minat pada drone Cina adalah sifat kontrak dan perjanjian yang telah ditandatangani. Dikatakan Beijing memberikan varian drone yang lebih rendah daripada yang diminta oleh pembeli. Masih dari sumber yang sama, disebutkan perusahaan Cina sering mengalami masalah pada pengiriman yang berkaitan dengan suku cadang.

Baca juga: Drone Kombatan CH-4 Rainbow Raih Sertifikat Kelaikudaraan Militer dari Kemhan

CH-4 diproduksi oleh China Aerospace Long March International, sebuah divisi di bawah China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) yang merupakan perusahaan milik negara. (Gilang Perdana)

36 Comments