Update Drone KamikazeKlik di Atas

Percanggih Sistem Navigasi dan Penginderaan, Rusia Tawarkan Upgrade Helikopter Mi-35P

Menyandang sebutan sebagai “Flying IFV (Infantry Fighting Vehicle),” rasanya nama Mil Mi-35P sudah sangat lekat dalam jagad alutsista di Tanah Air. Sejak memperkuat Puspenerbad pada tahun 2010, Mi-35P menandai era baru kesenjataan helikopter militer di Indonesia. Lewat Mi-35P mulai diperkenalkan penggunaan rudal (AT-9 Spiral-2). Di era sebelumnya, jenis heli kombatan TNI AD paling banter hanya dipersenjatai kombinasi kanon, SMB (senapan mesin berat) dan roket FFAR.

Baca juga: Mil Mi-35P – The “Flying IFV” – Pencipta Teror dari Udara

Dan terkait Mi-35P, ada kabar dating dari pameran militer Army 2018 yang digelar Kementerian Pertahanan Rusia pada 21 – 26 Agutus 2018. Berlokasi di Patriot Expo, Kubinka, Moscow Region, Russian Helicopters (bagian dari Rostec Corporation) memperkenalkan paket sistem upgrade pada Mi-35P dan Mi-35M.

“Desain yang bagus dan terbukti masih sangat diandalkan di banyak operasi pertempuran, menjadikan modernisasi pada helicopter ini sesuatu yang diinginkan oleh negara pengguna. Ditambah lagi, permintaan pada varian Mi-35 sampai saat ini juga masih tinggi,” ujar Anatoly Serdyukov, direktur industri Rostec State Corporation, dikutip dari verticalmag.com (21/8/2018).

Untuk Mi-35P seperti yang digunakan TNI AD, Russian Helicopters menawarkan instalasi OPS-24N-1L observation-sight system dengan generasi ketiga matrix long wavelength thermal imager. Masih dari perangkat penginderaan, Mi-35P tambah sakti berkat adanya TV camera dan laser rangefinder. Untuk navigasi, Mi-35P mendapat sentuhan baru dengan perangkat digital flight simulator berbasis PKV-8 automatic flight control system. Dengan teknologi tersebut, menjadikan helikopter dapat beroperasi mandiri dan mengotomatisasi beragam instrumen penerbangan.

Mi-35M di Army 2018

Sementara varian Mi-35M, disebutkan mendapat lebih banyak pilihan upgrade, diantaranya kemampuan helikopter untuk meluncurkan rudal udara ke udara Igla-S, dan sistem pertahanan berbasis laser (President-S) dari serangan rudal pencari panas (infrared seeker) yang jamak digunakan pada rudal panggul atau MANPADS (Man Portable Air Defence Systems).

Sebagai informasi, Mi-35P adalah varian ekspor dari Mi-24 Hind-E. Varian yang digunakan Indonesia mudah dikenali dengan adopsi kanon fixed side-mounted, yaitu jenis GSh-30K kaliber 30 mm. Kanon dua laras ini disematkan pada sisi kanan kokpit. Bekal amunisi untuk kanon ini adalah 750 peluru.

Baca juga: GSh-30K 30 mm – “Si Penghantar Maut” – Kanon Internal Mil Mi-35P

Sementara Mi-35M adalah varian yang lebih baru, dicirikan dengan adopsi kanon yang larasnya dapat diputar (seperti AH-64 Apache). Kanon tersebut adalah GSh-23V caliber 23 mm dua laras. Mi-35M dirancang untuk keunggulan misi serangan malam hari. Mi-35M sedari awal telah dilengkapi sistem upgrade navigasi sensor dan avionik, termasuk night vision systems, GOES-342electro-optical range finder/targeting system, GLONASS/GPS navigation system, electronic multifunction displays, onboard computer, dan jam proof communications equipment. Di luar Rusia, pengguna Mi-35M adalah Venezuela dan Brasil.

Dalam operasionalnya, Mi-35P dibutuhkan tiga orang kru, terdiri dari pilot, kopilot yang merangkap sebagai operator persenjataan, dan teknisi (flight engineer). Formasi tempat duduk pilot berada diatas posisi duduk kopilot, tak beda dengan konfigurasi tempat duduk di AH-64 Apache atau AH-1 Cobra. Posisi kopilot di depan membuat dirinya lebih leluasa melihat sasaran dan mengakurasi tembakannya. (Gilang Perdana)

9 Comments