Update Drone KamikazeKlik di Atas

Perang Ukraina Pacu Produksi Fake Target, Termasuk HIMARS Palsu

Perang berkepanjangan di Ukraina tak hanya meningkatkan order produksi pada manufaktur persenjataan, lain dari itu, perusahaan pembuat umpan sasaran palsu (fake target), ternyata ikut kebagian berkah. Fake target untuk menipu serangan udara, mengusung model tiup (inflatable decoy), disebutkan telah meningkat permintaannya selama perang Ukraina.

Baca juga: Kuras Amunisi Lawan, Turki Hadirkan F-16 ‘Tiup’ dengan Pengecoh Sensor Infrared

Menyadari harga rudal dan bom pintar yang digunakan untuk menyerang sasaran tidaklah murah, maka ada upaya untuk ‘mempersilahkan’ terjadinya serangan udara, yaitu dengan tujuan untuk menguras stok rudal/bom dari pihak penyerang.

Dikutip dari Reuters.com (6/3/2023), Inflactech Decoys, perusahaan pembuat umpan palsu dari Republik Ceko menyebut, bahwa pihaknya telah memproduksi beragam model decoy untuk tank dan sistem artileri, termasuk HIMARS (High Mobility Artillery Rocket Systems) yang dipasok AS ke Ukraina.

Meski tak menyebut pesanan untuk militer Ukraina, Inflactech Decoys sampai saat ini telah memproduksi lebih dari 30 jenis HIMARS palsu. Sejauh ini Ceko dikenal sebagai salah satu negara NATO yang membantu pasokan logistik dan militer ke Ukraina.

Inflactech Decoys mengatakan umpan tiup terbuat dari bahan sutra sintetis. Selain menyesatkan musuh secara visual, sasaran palsu memiliki jejak termal (infrared) dan muncul di radar untuk mengelabui pengintaian sensor lawan.

Paket inflatable decoy dikemas ke dalam karung dan dapat dibawa oleh dua hingga empat tentara, dan dapat digelembungkan dalam waktu 10 menit. Sebagai contoh, inflatable decoy HIMARS, tanpa generator panas dan peralatan kompresor, memiliki berat 43 kg.

Agar lawan terkecoh untuk menyerang ke sasaran palsu, maka fake target harus dibuat semirip mungkin dengan produk aslinya. Dengan canggihnya sensor pencitraan pada jet tempur, maka fake target tidak cukup hanya dibuat dengan berpatokan pada dimensi dan warna dari produk aslinya.

Pasalnya, sebelum pilot jet tempur meluncurkan rudal udara ke permukaan, sang pilot acap kali melakukan identifikasi dan verifikasi sasaran menggunakan sensor TV, laser dan inframerah. Hal itu multak dilakukan, lantaran harga rudal udara ke permukaan yang harganya sangat mahal per unitnya.

Baca juga: Ngeri, Cina Jadikan MBT Abrams Sebagai Sasaran Tembak

“Kami telah melihat ledakan bisnis selama setahun terakhir setelah invasi Rusia ke Ukraina, meningkatkan produksi menjadi lusinan umpan per bulan, dan melihat pertumbuhan besar tahun ini dalam puluhan dan mungkin lebih dari 100 persen,” kata Chief Executive Inflactech, Vojtech Fresser pada hari Senin. (Gilang Perdana)

3 Comments