Perancis Tunjuk Naval Group Kembangkan Desain XLUUV Masa Depan, Saingi XLUUV Baru Cina-Israel
Badan Pengadaan Pertahanan Perancis (DGA) memberikan tugas baru kepada Naval Group melalui sebuah kontrak perjanjian kerja sama untuk mempelajari sekaligus mengembangkan desain combat Extra Large Uncrewed Underwater Vehicles (XLUUV) di masa depan. XLUUV atau disebut juga sebagai Kendaraan Bawah Air Tempur Tak Berawak (UCUV) dinilai memegang peranan penting mewujudukan supremasi bawah laut dengan beragam kemampuan.
Baca juga: Inilah D-19, Drone Bawah Laut Andalan AL Perancis dengan Standar Kaliber Torpedo
Sejak awal Mei tahun ini sampai sembilan bulan ke depan, Naval Group memulai misi mengembangkan desain XLUUV atau drone bawah air masa depan untuk Angkatan Laut (AL) Perancis, dengan mempelajari permasalahan dari XLUUV yang ada saat ini.
Diketahui, saat ini, beberapa negara maju di dunia telah mengembangkan XLUUV sebagai bagian integral dari pertempuran bawah laut masa depan. Mulai dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Cina, Korea Selatan, Jepang, India, dan Israel.
Di antara negara-negara tersebut, dari segi ukuran, XLUUV terbesar dimiliki oleh AS. Diikuti masing-masing oleh Perancis, Korea Selatan, Inggris, dan Rusia-Cina dengan dimensi yang tak jauh berbeda.
Data-data kekurangan dan kelebihan dari XLUUV yang ada kemudian dihimpun untuk kemudian diwujudkan dalam desain dan sistem arsitektur baru yang digadang sebagai desain XLUUV masa depan AL Perancis, bersaing dengan XLUUV baru yang telah dikembangkan sejumlah negara seperti Cina, Jepang, India, Jerman, Israel, dan Korea Selatan.
Seperti halnya di pertempuran di udara yang sudah lebih banyak melibatkan kendaraan tak berawak, pertempuran bawah laut juga demikian. Di masa depan, kendaraan atau sistem militer tak berawak dan otonom dipandang sebagai aset strategis dan semakin dicari oleh angkatan laut di seluruh dunia untuk berbagai misi, seperti misi intelijen, pengawasan (surveillance), kontrak dasar laut.
Naval Group diketahui mulai berinvestasi besar-besaran di sektor drone bawah laut (XLUUV) sejak tahun 2016 silam.
Setelah bertahun-tahun dikembangkan, Naval Group melakukan pengujian XLUUV pertamanya secara rahasia di Selatan Perancis pada tahun 2020 silam saat seluruh mata tertuju pada pandemi Covid-19. Ketika itu, XLUUV pertama Naval Group memiliki panjang 10 meter (yang dapat ditingkatkan hingga 25 meter dengan menempatkan baterai tambahan atau sistem propulsi seperti AIP).
Di tahun berikutnya, Naval Group resmi memperkenalkan XLUUV pertamanya dan akan dilakukan demonstrasi pertamanya secara terbuka yang tengah berlangsung di Perancis saat tulisan ini diketik. Di antara kemampuan yang dipamerkan ialah Controlled Decision-Making Autonomy (ADC), yang dirancang untuk menjadi otak onboard drone.
Baca juga: Jepang Tampilkan Desain XLUUV untuk Beragam Misi Peperangan Bawah Laut
ADC juga menawarkan kepada pelaut kemampuan untuk mengawasi semua sistem tak berawak dengan keamanan penuh, dan untuk merencanakan dan menjalankan misi yang kompleks, sebagai pelengkap kapal berawak.
XLUUV Naval Group juga diperkuat dengan sistem menebarkan ranjau bawah laut serta antitesanya atau anti-ranjau laut (MCM) dan anti-kapal selam (ASW) berkat torpedo berat F21 (HWT) yang bertengger di ruang senjata XLUUV. (Alp)
Rumornya polairud punya jet boeing 737-800, bahas dong.