Update Drone KamikazeKlik di Atas

Perancis, Jerman, Italia dan Polandia Kembangkan Rudal Jelajah Jarak Jauh yang Diluncurkan dari Darat

Perang berlarut di Ukraina rupanya membawa ‘berkah’ tersendiri bagi industri alutsista di Eropa, dengan dalih untuk mengantisipasi perang akbar yang akan melanda Benua Biru, maka selama KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) NATO di Washington DC pada 11 Juli 2024, Perancis, Jerman, Italia, dan Polandia menandatangani kerja sama dalam pengembangan rudal jelajah yang diluncurkan dari darat (ground-launched cruise missile) dengan jangkauan melebihi 500 kilometer.

Baca juga: Moskow dalam Jangkauan, Finlandia Order Rudal Jelajah Jarak Jauh AGM-158B JASSM ER untuk F-35A

Rudal jelajah jarak jauh bukan jenis senjata baru di beberapa negara senior NATO, seperti Perancis, Inggris dan Jerman, namun, rudal jelajah jarak jauh dominan diluncurkan dari platform udara (air launced cruise missile) seperti Storm Shadow/SCALP dan Taurus. Sementara untuk platform yang diluncurkan dari darat masih terbilang langka. Inisiatif ini disenut bertujuan untuk mengatasi apa yang dianggap negara-negara NATO sebagai kesenjangan dalam persenjataan Eropa, sebuah kekhawatiran yang disoroti dalam konflik di Ukraina.

Dilansir dari Armyrecognition.com, Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu menyatakan rudal baru tersebut akan berfungsi sebagai alat pencegah. Ia menyatakan harapannya untuk berpartisipasi lebih luas dalam proyek ini, dan menyarankan agar pemerintahan Partai Buruh Inggris yang baru mungkin juga ikut bergabung. Lecornu menyoroti manfaat ekonomi dari kolaborasi ini, yang memungkinkan terjadinya amortisasi biaya di antara negara-negara yang berpartisipasi.

Panavia Tornado dapat membawa sampai empat unit Storm Shadow.

Dalam pengumuman tersebut, Lecornu juga menyebutkan bahwa rancangan awal rudal tersebut dapat siap pada akhir tahun ini, dengan spesifikasi rinci seperti jangkauan pastinya akan diselesaikan nanti. Pernyataan ini muncul sehari setelah Washington dan Berlin mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengerahkan rudal jelajah jarak jauh AS di tanah Jerman pada tahun 2026, termasuk SM-6, Tomahawk, dan pengembangan senjata hipersonik.

Perkembangan ini terjadi karena Rusia dituduh melanggar Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah atau Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF), sehingga mendorong Amerika Serikat untuk menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2019. Perjanjian INF, yang ditandatangani pada tahun 1987, melarang rudal nuklir dan konvensional yang diluncurkan dari darat dengan senjata nuklir dengan jangkauan 500 hingga 5.500 km.

Pengenalan kembali senjata kategori ini oleh sekutu NATO dipandang sebagai respons langsung terhadap ancaman yang muncul dan perkembangan militer Rusia.

Rudal jelajah, tidak seperti rudal balistik, terbang pada ketinggian rendah, sehingga lebih sulit dideteksi oleh radar. Paris telah mengusulkan untuk mendasarkan rudal baru tersebut pada modifikasi rudal jelajah angkatan laut yang sudah ada, seperti MdCN, yang dikembangkan oleh MBDA. MBDA, sebuah perusahaan pertahanan Eropa, dimiliki oleh Airbus Perancis-Jerman, BAE Systems Inggris, dan Leonardo dari Italia.

Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz menekankan bahwa kerja sama ini tidak hanya memungkinkan pertukaran keahlian tetapi juga pembelian bersama atas rudal yang saat ini sedang dikembangkan. Ia juga menyatakan harapannya bahwa lebih banyak negara akan bergabung dalam inisiatif ini, menyoroti pentingnya kolaborasi internasional untuk pengembangan kemampuan serangan mendalam dan pengurangan biaya serta jadwal produksi.

MBDA ai ajang pameran pertahanan Eurosatory 2024 yang dihelat di Paris, Perancis (17 – 21 Juni 2024), telah meluncurkan desain rudal jelajah jarak jauh yang diluncurkan dari darat dengan label “Land Cruise Missile (LCM).

LCM didasarkan pada MBDA Naval Cruise Missile (NCM), yang sebagian berevolusi dari komponen rudal jelajah SCALP-EG (Storm Shadow) yang diluncurkan dari udara yang telah digunakan dalam perang Ukraina. NCM secara signifikan lebih besar dari SCALP-EG dengan desain fuselage yang berbeda dan jangkauan yang jauh lebih luas. LCM berbobot 1,4 ton dengan hulu ledak seberat 500 kilogram, dan dapat terbang dengan kecepatan sekitar 800 km per jam. (Gilang Perdana)

MBDA Kembangkan Land Cruise Missile (LCM) – Rudal Jelajah Jarak Jauh yang Diluncurkan dari Darat