Perancis Akan Pensiunkan 6 Unit Floréal Class – Frigat Rasa OPV Spesialis Penempatan di Wilayah Koloni
|Dengan pelepasan HMAS Anzac (FFH 150) pada tanggal 18 Mei 2024, maka dimulai tahapan Angkatan Laut Australia (RAN) untuk memensiunkan secara bertahap delapan unit frigat ANZAC class sampai tahun 2030. Dan dari seberang lautan, rupanya Angkatan Laut Perancis (Marine nationale) juga mempersiapkan untuk memensiunkan enam unit frigat yang sudah dianggap uzur, yakni frigat Floréal class.
Frigat Floréal class sudah tak asing bagi TNI AL, pasalnya beberapa kali Floréal class pernah menyambangi Indonesia untuk pelayaran persabatan dan pengisian bekal logistik. Salah satunya adalah kehadiran FNS Vendémiaire F734 di Pelabuhan Benoa, Bali pada 17 Maret 2024. Meski berstatus Kapal perang Perancis, home port FNS Vendémiaire bukan berapa di Eropa, melainkan di Kaledonia Baru, wilayah koloni Perancis di Pasifik Barat.
Seperti dikutip meta-defense.fr (17/5/2024), Angkatan Laut Perancis tengah mempersiapkan untuk memensiunkan enam unit Floréal class. Kapal pertama dari Floréal class adalah FNS Floréal F730, diluncurkan pada 6 Oktober 1990 dan mulai dioperasikan Angkatan Laut Perancis pada 27 Mei 1992.
Dibangun oleh galangan Chantiers de l’Atlantique di Saint Nazaire, Perancis, keenam Floréal class punya penempatan yang unik, kesemuanya ditempatkan pada wilayah koloni Perancis, dengan tugas untuk menjaga zona ekonomi eksklusif (ZEE) sampai memerangi perompak serta penyelundupan narkotika di wilayah Perancis non Eropa.
FNS Floréal F730 ditempatkan di Port des Galets, La Réunion (wilayah selatan Samudera Hindia, sebelah Timur Madagaskar); FNS Prairial F731 ditempatkan di Tahiti (Pasifik); FNS Nivôse F732 ditempatkan di Port des Galets, Réunion’; FNS Ventôse F733 ditempatkan di Fort de France, Martinique (Karibia); FNS Vendémiaire F734 ditempatkan di Noumea, Kaledonia Baru; dan FNS Germinal F735 ditempatkan di Karibia. Keenam Floreal class saat ini dalam status aktif.
Lantaran bukan menjadi kekuatan utama dan ‘hanya’ ditempatkan di wilayah koloni, aspek persenjataan frigat ini terasa ala kadarnya. Menyandang label frigat dengan bobot hampir 3.000 ton, Floréal class lebih pas disebut korvet, atau bahkan OPV (Offshore Patrol Vessel).
Dirunut dari rancangan, Floréal class dibangun pasca perang dingin berakhir, frigat ini memang diciptakan untuk patroli jarak jauh. Bekal persenjataan yang dibawa adalah meriam tua kaliber 100 mm CADAM dengan Najir fire control system, kemudian untuk rudal anti kapal, standar yang terpasang adalah Exocet MM38. Untuk menghadapi serangan udara, untungnya ada rudal Mistral dengan peluncur Simbad. Lain dari itu, ada dua pucuk kanon F2 kaliber 20 mm yang dioperasikan secara manual.
FNS Vendémiaire: Frigat “Minimalis” Representasi Kekuatan Perancis di Wilayah Koloni
Tentang rudal anti kapal Exocet MM38 – seperti yang pernah terpasang pada korvet Fatahillah class dan KCR Mandau class, statusnya sudah out of service. Sehingga dudukan peluncur Exocet MM38 Kini sudah dilepas. Sayangnya, Floréal class tidak mendapat peremajaan, sepeninggal Exocet MM38, belum ada upaya dari Angkatan Laut Perancis untuk memasang rudal anti kapal yang lebih baru, seperti Exocet MM40 series.
Sebagai catatan, selain digunakan oleh Perancis, ada dua unit Floréal class saat ini dioperasikan Angkatan Laut Maroko.
Gowind Class
Ketimbang harus memasang rudal anti kapal pada frigat tua, rupanya Angkatan Laut Perancis lebih tertarik untuk memensiunkan Floréal class Dan menggantinya dengan enam unit korvet Gowind class buatan Naval Group. Gowind class, masuk sebagai kelas korvet dengan bobot 2.500 ton dengan panjang 102 meter dan mampu berlayar terus menerus selama 11 hari.
Dari spesifikasi, Gowind 2500 berada di atas OPV 90, dari kelengkapan senjata misalnya, Gowind 2500 dibekali kanon reaksi cepat OTO Melara 76 mm, kanon Nexter Narwhal 20 mm, 16 × VLS for VL Mica surface-to-air missiles, 8 × MBDA Exocet MM40 antiship missile launchers, dan 2 × triple torpedo launcher.
Gowind 2550 class dilengkapi hanggar dan deck yang dapat didarati helikopter ukuran sedang (10 ton). Gowind 2500 Class disokong propulsi CODAD (Combined diesel and diesel), dimana korvet ini dapat dipacu hingga 25 knots. Dengan kecepatan jelajah 15 knots, korvet ini dapat mengarung sejauh 6.900 km. (Gilang Perdana)
Sempat Ikut Tender di 2017, Korvet Gowind 2500 Class Kini Dilirik Menhan Prabowo
@Agato benar bang Oechop, siapa tahu sakit hati nya Macron masih melekat di dada setelah rencana jual kasel nya ditelikung lik Sam dan princh Charless, misal hibah gratis mah kita ok ok saja
Gak usah, beli aja yg dalam negeri buat Bakamla/ICG terus kasih meriam kaliber 76mm. Galangan dalam negeri udah mampu kalo cuman buat OPV dimensi besar.
Delapan plus enam sama dengan empat belas … Boleh dipepet untuk dimintai hibahnya guna menambah kekuatan armada Indonesia Coast Guard…
Mumpung lagi deket ma MACRON, udaaaaa di bungkus buat patroli di perairan MALUKU mpe JAYAPURA….
Si Anzac di ambil buat patroli di LCS sedangkan Martadinata Class di geser ke NTT mpe Maureke.
Sama kapalnya ex- King Charles, buat rondaan di LCS.
Kalo bekasnya bule kesannya gimana gitu ya….padahal OPV ini berstandar sipil