Update Drone KamikazeKlik di Atas

Perancang Chengdu J-20 Sebut F-22 Raptor Sama Cacatnya dengan F-4 Phantom

Cina memang tak bisa dilepasan dari soal klaim-mengklaim, seperti kali ini ada klaim bahwa jet tempur stealth kebanggaan Amerika Serikat yang tak dijual untuk ekspor, yaitu F-22 Raptor, sebagai produk yang cacat. Malah dikatakan, F-22 Raptor punya kelemahan yang hampir mirip dengan rancangan F-4 Phantom.

Baca juga: Jet Tempur F-22 Raptor Jatuh di Florida, Ada Berapa Unit Raptor yang Kini Siap Tempur?

Hal tersebut diungkapkan oleh Yang Wei, kepala desainer jet tempur Chengdu J-20 Mighty Dragon dalam sebuah jurnal dirgantara Acta Aeronautica et Astronautica Sinica, seperti dilansir dari South China Morning Post. “F-22 Raptor akan mengalami masalah yang sama seperti halnya F-4 Phantom saat digunakan dalam Perang Vietnam,” ujar Yang Wei. Ia menambahkan, F-22 Raptor dirancang untuk menghadapi Rusia di Eropa dan bukan seperti saat ini, menghadapi Cina di kawasan Pasifik.

“Lingkungan yang kompleks dan kendala politik di Vietnam menyebabkan F-4 Phanom gagal untuk menunjukkan kinerjanya yang seharusnya luar biasa,” kata Yang. Seperti diketahui, AS mengerahkan F-4 Phantom dalam laga Perang Vietnam pada periode 1965 -1873. Dan dalam beberapa kali duel udara, Sang Phantom sialnya justru dibuat keok oleh jet tempur lansiran Uni Soviet, seperti MiG-21, MiG-19 dan MiG-17.

F-22A Raptor dengan RCS setara pembom B-2.

F-4 Phantom yang merupakan jet tempur generasi 50-an, awalnya dirancang untuk dioperasikan dari kapal induk, jet tempur twin engine ini digadang untuk mencegat dan menghancurkan pembom Uni Soviet. Pada awalnya F-4 Phantom tak dirancang menggunakan kanon internal, melainkan mengandalkan kemampuan rudal udara ke udara jarak jauh berpemandu radar, seperti AIM-7 Sparrow. Namun, pelajaran dari Perang Vietnam yang kenyang akan dogfight, mengharuskan pemasangan kanon 20 mm Vulcan pada beberapa varian Phantom.

Melansir dari Forbes.com (13/82020), seolah mengamini pendapat Yang Wei, pakar pertahanan Cina, Song Zhongping mengatakan, bahwa keuntungan terbesarJ-20 adalah dikembangkan belakangan, yang berarti perancangnya dapat belajar dari F-22 Raptor – termasuk bagaimana memperbaiki kekurangan, dan jenis teknologi baru apa yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pesawat. Lockheed Martin F-22 Raptor sendiri terbang perdana pada 1997, sementara Chengdu J-20 terbang perdana pada tahun 2011.

F-22 Raptor di Singapore AirShow 2016

“Dari aspek jangkauan misalnya, F-22 hanya memiliki jangkauan tempur sekitar 804 km, yang mungkin saja ideal untuk wilayah sempit seperti Eropa Timur, tetapi kurang untuk wilayah Pasifik yang luas. Jarak tempur J-20 memberi yang mencapai 1.126 km akan lebih mampu menjangkau hotspot seperti Laut Cina Selatan,” ujar Song Zhongping.

Namun para analis barat justru berpendapat bahwa menyamakan kondisi F-4 dan F-22 adalah kekeliruan besar. F-22 punya manuver super lincah, termasuk nozel mesin berputar untuk kemampuan thrust-vectoring. Radar Raptor juga dirancang untuk memungkinkan mengeliminasi lawan dari jarak jauh dengan rudal canggih AIM-120 AMRAAM.

Mungkin Zhongping lupa, bahwa setiap pergerakan jet tempur AS selalu mendapat dukungan dari pesawat AWACS (Airborne Warning And Control System), sementara untuk menjawab soal jangkauan, selain AS punya basis pangkalan di Korea dan Jepang, maka selama mengudara, jet tempur stealth F-22 Raptor dan F-35 Lighting II akan mendapatkan dukungan air refueling untuk meningkatkan jarak jangkau dan endurance.

Baca juga: Alami Masalah Serius Pada Mesin, Cina Incar Mesin Sukhoi Su-57 untuk Chengdu J-20

Sebelum duel udara melawan jet tempur stealth milik AS, sebenarnya ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan Cina atas J-20, yakni soal mesin. Rupanya Cina belum puas atas integrasi mesin yang ada dan tengah mengincar mesin standar Sukhoi Su-57 untuk kelak dipasang di J-20. (Gilang Perdana)

48 Comments