Update Drone KamikazeKlik di Atas

Penjaga Pantai Filipina Terima Hibah Drone Hybrid eVTOL Trinity F90+ dari Jerman

Di tengah ketegangan masalah perbatasan laut dengan Cina, ada kabar bahwa Filpina mendapatkan tambahan hibah drone intai. Bila Angkatan Laut Filipina lebih dulu mendapatkan hibah drone intai ScanEagle dari Amerika Serikat, maka Penjaga Pantai Filipina (Philippine Coast Guard/PCG) mendapat hibah drone intai Trinity F90+ dari Jerman. Setelah pada tahun 2022 menghibahkan dua unit Trinity F90+, kini di awal tahun 2024, Jerman kembali menghibahkan empat unit Trinity F90+ ke PCG.

Baca juga: Kanselir Jerman Pasok Ukraina Drone Intai RQ-35 Heidrun Buatan Denmark

Dikutip giz.de, empat unit tambahan Trinity F90+ merupakan bagian dari bantuan senilai 129 juta euro (P7,9 miliar) dari pemerintah Jerman, yang mana drone ini akan digunakan dalam operasi penjaga pantai di Laut Filipina Barat, operasi tanggap bencana dan bantuan, pengawasan maritim untuk menghadapi peredaran narkoba, serta operasi penangkapan ikan ilegal.

Selain itu, Trinity F90+ akan berguna dalam menyediakan citra untuk tujuan pengintaian dan menghasilkan peta beresolusi tinggi yang dimaksudkan untuk penilaian kerusakan akibat tumpahan minyak secara cepat atau survei cepat di suatu wilayah yang diinginkan untuk mengetahui kemungkinan adanya tindakan melanggar hukum di laut. Penyerahan empat unit Trinity F90+ dari pemerintah Jerman ke PCG dihadiri langsung Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada 13 Januari 2024.

Trinity F90+
Meski tak sesanter Cina, namun beberapa peruahaan Jerman dikenal punya reputasi dalam merancang dan memproduksi drone intai, yang salah satunya adalah Trinity F90+. Drone dengan desain hybrid eVTOL (Vertical Take-off Landing) fixed wing ini adalah produksi Quantum Systems GmBH.

Trinity F90+ menggabungkan penanganan helikopter dengan aerodinamis yang efisien dan daya tahan khas drone sayap tetap. Dan hasilnya Trinity F90+ adalah drone pemetaan yang memenuhi tuntutan tertinggi dalam hal efisiensi, keamanan, akurasi tinggi pada tingkat survei, dan kemungkinan aplikasi serbaguna.

Trinity F90+ dapat terbang selama lebih dari 90 menit dan mampu membawa berbagai sensor terintegrasi dengan berat hingga 1 kilogram. Drone ini dapat dialihkan dalam mode plug-n-play, menguasai perubahan yang sering terjadi dalam aplikasi.

Trinity F90+ menggunakan lebih sedikit energi dan mencapai waktu penerbangan 90 menit atau lebih. Selama penerbangan, alat ini dapat mencakup area yang luas (700 ha/ 1,730 hektar) atau koridor panjang (100 km/ 62 mil).

Trinity F90+ kompatibel dengan rangkaian sensor tingkat survei canggih, termasuk RGB, oblique, multi-spektral, dan LiDAR, untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk berbagai rangkaian misi. Semua muatan mudah ditukar dalam hitungan detik melalui mekanisme kunci cepat jika bidang aplikasi berubah. Dan kesemuanya dapat dilakukan tanpa memerlukan alat.

Trinity F90+ dikendalikan lewat base station GNSS entry level, iBase dengan jarak kendali sampai 7,5 km. Pihak manufaktur menyebut Trinity F90+ hanya memerlukan pelatihan minimal dan dapat dibuka dan dirakit dalam waktu kurang dari 5 menit. Perangkat lunak kontrol misi QBase 3D onboard mendukung perencanaan penerbangan, menyediakan visualisasi dan validasi jalur penerbangan 3D untuk memastikan keselamatan maksimum, bahkan di medan yang menantang.

Trinity F90+ melakukan lepas landas dan pendaratan vertikal yang mulus dan sepenuhnya otomatis dalam area terbatas tanpa memerlukan alat atau ketapel (catapult). Seluruh penerbangan dapat dipantau dalam QBase 3D dan penggantian manual dapat dilakukan kapan saja sehingga operator tetap memegang kendali penuh.

Baca juga: Brasil dan Perancis Kembangkan Drone Hybrid VTOL yang Bisa Luncurkan Rudal

Dari spesifikasi, drone yang akan dioperasikan di atas kapal patroli ini punya berat maksimum saat tinggal landas 5,5 kg dan terbang sampai ketinggian 4.500 meter. Trinity F90+ dapat melesat maksimum 17 meter per detik (30 knots). Saat melakukan hovering, kecepatan angin yang dapat ditoleransi 9 meter per detik dan kecepatan angin saat dalam mode jelajah 12 meter per detik. Trinity F90+ dapat beroperasi di suhu -12 sampai 50 derajat celcius. (Gilang Perdana)