Update Drone KamikazeKlik di Atas

Pemerintah Cina Membatasi Ekspor Drone Sipil, Inilah Spesifikasi yang Dibatasi

Boleh jadi harga drone akan segera mengalami kenaikan di pasaran, pasalnya pemerintah Cina pada hari Senin kemarin telah memberlakukan pembatasan ekspor untuk drone sipil dengan spesifikasi tertentu. Keputusan pembatasan ekspor drone sipil diambil setelah melihat kasus yang terjadi selama perang Rusia-Ukraina, yang mana tidak sedikit drone sipil dikonversi untuk operasi militer. Nah, penasaran dengan spesifikasi drone apa saja yang akan dibatasi penjualannya oleh Beijing?

Baca juga: Lawan Strategi “Perpaduan Sipil – Militer” Cina, Pentagon Masukan DJI Technology ke Daftar Hitam

Dikutip dari globalnews.ca (31/7/2023), Kementerian Perdagangan Cina mengatakan pembatasan ekspor berlaku bagi drone yang dapat terbang di laur jarak pandang (alami) operator. Sementara dari segi endurance, drone yang dapat terbang lebih dari 30 menit akan turut dibatasi penjualannya. Kemudian dari aspek payload, drone yang punya kemampuan melepaskan benda, dan berarnya lebih dari tujuh kilogram, juga terkena pembatasan eskpor.

Pemerintahan Cina yang dipemimpin Xi Jinping bersahabat dengan Moskow, tetapi mengatakan netral dalam perang yang telah berlangung selama 18 bulan. Dari laporan yang didapat, diketahui bahwa baik Rusia dan Ukraina telah menggunakan drone (sipil) buatan Cina untuk misi pengintaian dan serangan.

Kontrol ekspor drone akan berlaku mulai Selasa (1/8/2023) untuk mencegah penggunaan drone untuk “tujuan non-damai,” kata Kementerian Perdagangan dalam sebuah pernyataan.

Cina selama ini dikenal sebagai pengembang dan pengekspor drone terkemuka di dunia. DJI Technology Co., salah satu manufaktur drone terkenal asal Cina, telah mengumumkan pada April 2022 bahwa mereka menarik diri dari Rusia dan Ukraina untuk mencegah drone-nya digunakan dalam pertempuran.

Pemerintah Ukraina mengimbau DJI pada Maret 2022 untuk berhenti menjual drone yang diduga digunakan Rusia untuk menargetkan serangan rudal. Sebaliknya, DJI menolak klaim bahwa pihaknya membocorkan data tentang posisi militer Ukraina ke Rusia. “Adalah risiko beberapa drone sipil berspesifikasi dan berperforma tinggi diubah untuk militer terus meningkat,” kata Kementerian Perdagangan.

“Sejak krisis di Ukraina, beberapa perusahaan drone sipil Cina secara sukarela menangguhkan operasi mereka di daerah konflik,” kata Kementerian Perdagangan. Sebaliknya, Cina menuduh Amerika Serikat dan media Barat menyebarkan “informasi palsu” tentang ekspor drone Cina.

Pemerintah Cina pada hari Jumat lalu melanjutkan kesepakatannya dengan Rusia sebagai “kerja sama ekonomi dan perdagangan normal” setelah laporan intelijen AS mengatakan Beijing mungkin menyediakan peralatan yang digunakan di Ukraina yang mungkin memiliki aplikasi militer.

Laporan itu mengutip data bea cukai Rusia yang menunjukkan kontraktor militer milik Cina memasok drone, peralatan navigasi, suku cadang jet tempur, dan barang lainnya. Pemerintahan Joe Biden telah memperingatkan Beijing tentang konsekuensi jika mendukung upaya perang Kremlin.

Baca juga: Gunakan Teknik ‘Serudukan’, Era Dogfight Antar Drone Telah Dimulai di Ukraina

Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan sebelum invasi Februari 2022 bahwa pemerintah mereka memiliki persahabatan “tanpa batas”. Beijing telah memblokir upaya untuk mengecam Moskow di Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Gilang Perdana)

One Comment