Pembangunan Pangkalan Angkatan Laut Kamboja yang Didanai Cina Hampir Kelar, AS Ketar-ketir
Meski telah dibantah oleh Kamboja dan Cina, namun pembangunan pangkalan angkatan laut (Lanal) Ream di Teluk Thailand, terus mendapat sorotan dari komunitas pertahanan Amerika Serikat. Setelah update foto satelit pembangunan Lanal Ream terungkap pada bulan Maret lalu, maka belum lama ini, otoritas Kamboja telah mengonfirmasi bahwa pekerjaan pembangunan Lanal Ream hampir selesai.
Baca juga: Satelit BlackSky Intip Pembangunan Pangkalan Angkatan Laut Rahasia Cina di Kamboja
Dikutip dari Bangkok Post – bangkokpost.com (25//7/2023), pertanyaan bahwa pembangunan Lanal Ream hampir selesai telah memicu reaksi dari Washington, yang mengkhawatirkan bahwa Lanal Ream dibangun untuk digunakan oleh militer Cina.
Selama ini pejabat AS mencurigai pangkalan Ream sedang diubah untuk digunakan oleh militer Cina. Kamboja sendiri dikenal sebagai sekutu dekat Cina, dan Cina sedang berusaha untuk menopang kekuatan armadanya dengan jaringan pos terdepan.
Kamboja telah lama membantah pangkalan Ream di Teluk Thailand akan digunakan untuk kekuatan asing mana pun—meskipun Beijing mendanai pembangunan pangkalan tersebut. “Sudah hampir selesai. Kami akan segera meresmikannya,” kata Chhum Socheat, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, kepada AFP. “Kami telah menyatakan bahwa tidak ada pangkalan militer Cina di sana – kami hanya memodernisasi militer kami untuk mencapai tingkat yang mampu guna melindungi integritas teritorial kami.”
Foto satelit dari BlackSky, sebuah perusahaan citra komersial AS, menunjukkan kemajuan pesat dalam pekerjaan pembangunan di lokasi tersebut selama dua tahun terakhir. Foto-foto dari situs yang terletak 20 kilometer tenggara Sihanoukville menunjukkan sebuah dermaga sepanjang 363 meter yang menjorok ke laut.
“Ada kesamaan yang hampir persis antara dermaga air dalam yang terletak di pantai barat pangkalan Ream dengan dermaga militer lain (Cina) di pangkalan Djibouti (Afrika),” kata pakar, Craig Singleton dari Foundation for Defense of Democracies, sebuah think tank keamanan Washington. Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja menolak klaim tentang dermaga yang dibangun untuk berlabuh kapal induk.
Ketakutan AS tentang pangkalan tersebut kembali ke tahun 2019, ketika Wall Street Journal melaporkan kesepakatan yang memungkinkan Beijing untuk merapatkan kapal perang di Ream.
Kamboja menjadi sekutu dekat Cina di bawah penguasa lama Hun Sen, yang partainya mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan umum yang dikutuk oleh kekuatan Barat sebagai tidak bebas dan tidak adil.
Presiden China Xi Jinping mengirim pesan pribadi kepada Hun Sen pada hari Selasa untuk memberi selamat kepadanya atas kemenangan pemilihan dan berjanji untuk memperdalam hubungan lebih jauh. Hun Sen, 70 tahun, telah memerintah Kamboja dengan tangan besi selama hampir empat dekade, telah mengindikasikan bahwa Ia berencana untuk menyerahkan kekuasaan kepada putra sulungnya. (Gilang Perdana)
@anto, saya tidak tahu masalahmu sama US? saya tidak bilang dukung US, kl dibicarakan sama saja pengalihan isu yang melemahkan posisi Indonesia. ada blng us serakah.. apa dipikirkan solusi? tong kosong nyaring bunyi namanya. yg dibicarakan topik cina membangun pangkalan di kamboja ini harus dibahas,
Saya sih dukung negara mana saja yg mau bantu kita, walau tak ada bantuan tanpa imbal balik ya saya tekankan lagi imbal balik secara ekonomi buat kesejahteraan negri bukan yg lain, kenapa tidak.
Sama aja…. Lo dukung US jg itu enggak akan menggubah fakta bahwa US tdk mengakui kedaulatan teritori indonesia dg tdk mengakui UNCLOS yg artinya lo harus pahami sendiri
heran kenapa ada dukung cina di kamboja, bukankah natuna utara bakal hilang disikat cina dalam sekejap kalau gini2. kok bahas kebencian sama US. yg tujuan kita pikirkan bagaimana mengurangi dominasi cina di kawasan LCS dan natuna utara. kalau sedikit bentrokan, tidak segan2 bentrokan sama Indonesia. lihat model gaya militer cina hampir mirip cara gaya disiplin nazi, japan 1942an, stalin.. seram seram parade. itu udah ada tanda2 dominasi kekuatan mau menginvasi kawasan di sebelah mereka.. bisa diprediksi cukup dilihat model gaya parade militer cina tidak jelas sama rudal2 balistik siluman..
Masa lik Sam khawatir sih, jangankan Kamboja misal Cina mau buatkan pangkalan armada buat RI yang bagus, lengkap dengan artileri dan rudal pertahanan pantai yang kuat dan gratis kita tak menolak koq, penting kapal perang Cina tak mangkal, hadiahnya kan boleh invest banyak disini ini ide bagus lagian tak ada yg bisa disembunyikan lagi didunia ini.
Itulah dunia, bila kita sekuat dan sebesar Amerikana, kita juga melakukan hal yang sama.
untuk indonesia sih, sebisa mungkin jangan ada negara lain yang membangun pangkalan di indonesia, andaikan terjadi konflik, lalu ada pangkalan negara lain di wilayah NKRI, justru itu adalah bahaya besar, soalnya bisa saja serangan dilancarkan dari situ (meskipun hal ini juga tergantung kondisi politik), wilayah wilayah strategis seperti wilayah dekat selat malaka, alur2 laut yang pintu jalur perdagangan sepertinya strategis untuk dijadikan pangkalan, tapi jangan sampai ada negara lain bikin pangkalan dari situ, itu lebih aman
Target sah untuk Dihancurkan. Sepertinya Kamboja tidak pernah kapok punya pengalaman di serang oleh negara lain seperti dulu diserang oleh Vietnam. China juga gagal mencari sekutu dg militer dan ekonomi yg kuat di wilayah Asia. Pakistan mungkin punya nuklir, tapi mereka akan berpikir ulang untuk terlibat kalo lawannya adalah USA.
US emang serakah takut posisi negara adidaya direbut. Padahal US punya pangkalan militer lebih banyak tersebar di negara-negara, dibanding dgn China cuma seuprit jumlah pangkalan di negara lain