Update Drone KamikazeKlik di Atas

Passing Exercise dengan KRI RE Martadinata 331, Inilah Profil Forbin (D620) – Fregat Pengawal Kapal Induk Charles de Gaulle

Menutup latihan bersama (Latma) multilateral La Perouse 2025, pada 25 Januari lalu, fregat KRI RE Martadinata 331 ‘bersanding’ dengan sesama fregat Forbin (D620) milik Angkatan Laut Perancis (Marine Nationale). Melakukan passing exercise (passex) di Selat Lombok, kedua diabadikan dalam beberapa foto yang dirilis oleh public affairs officer French Carrier Strike Group (CSG) Clemenceau 25.

Baca juga: Dimotori Perancis, Sembilan Negara Pesisir Indo Pasifik Gelar Latma “La Perouse 2025”

Meski berstatus sama-sama fregat, namun Forbin jelas bukan ‘tandingan’ yang sepadan dengan KRI RE Martadina. Bicara bobot saja, sebagai perbandingan Forbin punya berat 7.050 ton, sementara KRI RE Martadinata 331 beratnya 2.365 ton.

Dilihat dari tampilan depan, Forbin terlihat begitu ‘sangar’ dengan penempatan dua unit meriam OTO Melara 76 Super Rapid (SR) yang berjejer, sementara KRI RE Martadinata juga mengadopsi meriam yang sama, yakni satu unit pada haluan.

Tak kenal maka tak tahu, Forbin (D620) adalah kapal pertama dari dua fregat Horizon class, yang mana kapal kedua dalam kelas ini adalah Chevalier Paul (D621). Horizon class juga dikenal sebagai fregat pertahanan udara yang dikembangkan bersama oleh Perancis dan Italia untuk menyediakan perlindungan udara bagi gugus tugas angkatan laut.

Forbin dibuat oleh Naval Group, dengan pembangunan mulai 8 April 2002, kemudian diluncurkan pada 10 Maret 2005 dan resmi dioperasikan Angkatan Laut Perancis per 18 Desember 2008.

Dengan home base di Toulon, Forbin bertugas melindungi kapal induk Charles de Gaulle dan gugus tugas angkatan laut dari ancaman udara seperti pesawat tempur, rudal jelajah, dan drone. Untuk peran pertahanan udara, Forbin dilengkapi dengan sistem radar multi-fungsi EMPAR dan SMART-L yang mampu mendeteksi serta melacak ratusan target udara secara bersamaan.

Selain meriam OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun, etalease persenjataan yang dibawa mencakup rudal hanud Aster 15 dan Aster 30 (diluncurkan dari 48 cell Vertical Launch System/VLS) untuk pertahanan udara jarak menengah hingga jauh.

OTO Melara 76mm Super Rapid Gun: Meriam Reaksi Cepat KRI Martadinata 331 SIGMA Class 10514 TNI AL

Sistem pertahanan jarak dekat terdiri dari 2× meriam 20 mm F2 untuk melawan ancaman asimetris. Kemudian ada delapan rudal anti kapal Exocet MM40 Block 3 dalam 2× peluncur quad (4 rudal per peluncur). Untuk anti kapal selam, tersedia torpedo anti-kapal selam MU90 Impact.

Forbin (D620) dapat membawa 1 unit helikopter NH90 NFH (NATO Frigate Helicopter) atau AS565 Panther, tergantung pada misi yang dijalankan. Forbin memiliki hanggar dan dek pendaratan untuk satu helikopter.

Forbin mengadopsi mesin COGAG (Combined Gas And Gas) dengan konfigurasi 2× Turbin Gas Rolls-Royce WR-21 (57.000 hp total) dan 2× Diesel Generator SEMT Pielstick 12 PA6 STC. Kecepatan maksimum 29 knot, jarak jelajah 13.000 km pada kecepatan 18 knot. Sementara endurance (lama berlayar tanpa suplai ulang) 45 hari.

Total awak Forbin 190 personel dan dapat membawa tambahan: +40 personel (misalnya pasukan khusus atau kru tambahan). Fregat Forbin adalah kapal perang pertahanan udara papan atas Perancis dengan daya jelajah luas, endurance tinggi, dan kecepatan yang cukup untuk mengikuti gugus tugas kapal induk Charles de Gaulle. (Bayu Pamungkas)

Untuk Pertama Kali, Kapal Induk Bertenaga Nuklir Perancis, FNS Charles de Gaulle Merapat di Indonesia

One Comment