Pasca Pensiun, Sisa Pesawat Tanker KC-10A Extender Siap Dilelang

Meski telah pensiun bertahap sejak tahun 2020, dan mengakhiri misi dukungan operasi tempur terakhirnya pada tahun 2023, namun kisah pesawat tanker dan kargo KC-10A Extender belum usai begitu saja. Meski tak ada lagi unit yang siap terbang, ada kabar sisa unit KC-10A yang masih ada akan dilelang.

Baca  juga: Pensiun Bertahap Sejak 2020, Pesawat Tanker KC-10A Extender Resmi Jalani Misi Tempur Terakhirnya

Pemerintah AS menawarkan untuk menjual 10 tanker dan pesawat kargo KC-10 Extender, yang merupakan contoh operasional terakhir yang dipensiunkan Angkatan Udara AS pada bulan September 2024. Seperti dikutip The War Zone, semua pesawat ditawarkan tanpa boom pengisian bahan bakar.

Namun, memasang kembali boom pengisian bahan bakar masih mungkin dapat dilakukan, dan bahkan tanpa boom pengisian bahan bakar, ada pilihan untuk menggunakan sistem selang dan drogue, sehingga pesawat tersebut dapat menjadi sangat menarik bagi satu atau lebih perusahaan pengisian bahan bakar udara swasta yang sekarang mengoperasikan tanker surplus militer.

Di sisi lain, tanker tersebut dapat menarik sebagai sumber suku cadang untuk KC-10 swasta yang sudah beroperasi atau untuk melengkapi akuisisi masa depan lebih banyak armada KC-10 USAF yang dihentikan produksinya.

Selain mampu menyalurkan bahan bakar, KC-10 Extender juga dapat menerima bahan bakar di udara.

Ke-10 KC-10A sekarang terdaftar di situs web Lelang GSA. Nomor ekor spesifiknya adalah 86-0036, 87-0120, 83-0077, 87-0122, 79-1713, 79-1949, 86-0034, 83-0081, 87-0124, dan 79-0434.

Semua pesawat ini saat ini berada di tempat pembuangan pesawat, di bawah tanggung jawab 309th Aerospace Maintenance and Regeneration Group (AMARG) di Pangkalan Angkatan Udara Davis-Monthan di Arizona. Dalam sebuah pernyataan, seorang juru bicara Angkatan Udara AS mengatakan bahwa ke-10 pesawat tersebut saat ini dalam “status tidak dapat terbang.”

Boom operator di KC-10

KC-10 ditawarkan “tanpa boom” karena pesawat ini merupakan salah satu yang pertama dipensiunkan, dengan boom-nya dilepas untuk digunakan sebagai suku cadang guna mendukung armada yang masih aktif saat itu. Seperti yang dapat Anda baca di sini, persediaan KC-10 berkurang cukup cepat selama beberapa tahun terakhir karier militer jenis ini.

Agar dapat diterbangkan, penawar yang kelak berhasil dilelang, harus bekerja sama dengan Boeing untuk mendapatkan kit fly-away guna menutup area tempat sistem boom berada.

Bahan bakar pada KC-10A terutama diturunkan melalui boom, meski begitu, KC-10 memiliki sistem selang dan drogue terintegrasi, yang memungkinkannya untuk mengisi bahan bakar pesawat Angkatan Laut dan Korps Marinir AS, serta penerima yang dilengkapi probe yang diterbangkan oleh operator lain, tanpa modifikasi lebih lanjut.

Setelah 40 Tahun Mengudara, Armada Pesawat Tanker KC-10A Mulai Dipensiunkan

Eksistensi KC-10 Extender ebih dari 30 tahun dihabiskan di US Air Forces Central (AFCENT) yang mencakup operasional di Prince Sultan Air Base (PSAB) di Arab Saudi. Selama waktu itu, KC-10A memainkan peran penting dalam mendukung berbagai operasi militer, termasuk Enduring Freedom dan Iraqi Freedom.

KC-10 Extender terbang perdana dari kandang McDonnell Douglas pada 12 Juli 1980. Sementara resmi mulai dioperasikan AU AS pada Maret 1981. Hampir 88 persen komponen KC-10A Extender identik dengan DC-10 yang digunakan penerbangan sipil, ini menjadi poin penting ketertarikan pihak operator, mengingat ada kemudahan dalam sistem perawatan dan kesamaan suku cadang.

Seperti halnya A330 MRTT, KC-10A juga dapat dikonversi dari pesawat angkut komersial, yakni DC-10, perubahan yang kasat mata adalah perunahan desain jendela dan desain pintu kargo yang ditata lebih rendah.

KC-10 dengan wing pod milik Omega Aerial Refueling Services.

Dengan menjadi KC-10A Extender, secara fisik pesawat ini dilengkapi Advanced Aerial Refueling Boom (AARB) dan tangki bahan bakar tambahan yang terletak di kompartemen bagasi di bawah dek utama.

Dengan tangki di bawah dek inilah kapasitas bahan bakar yang siap disalurkan ke pesawat lain bisa mencapai 161.478 kg. Sebagai perbandingan, kapasitas bahan bakar Airbus A330-200 MRTT hanya 111.000 kg.

Awalnya KC-10A Extender hanya dilengkapi satu centerline refueling, artinya dalam satu waktu pesawat hanya bisa menyuplai bahan bakar ke satu jenis pesawat saja. Baru kemudian dilakukan modifikasi dengan penambahan wing pod dengan drouge, menjadikan dalam satu kesempatan KC-10 dapat melayani air refueling kepada dua pesawat sekaligus, dengan begitu kemampuan KC-10A Extnder setara dengan Airbus A330-200 MRTT yang juga dilengkapi wing pod.

Total ada 60 unit KC-10 Extender yang pernah dioperasikan AU AS, dengan 20 unit diantaranya sudah dilengkapi wing pod. Dalam kapasitasnya sebagai pesawat kargo, KC-10A Extender dalam modal full cargo dapat memuat payload hingga 77.110 kg. Atau dengan membawa 75 personel dengan kargo seberat 66.225 kg. Untuk memudahkan loading dan unloading, tersedia pintu kargo di sisi kiri pesawat. (Gilang Perdana)

KC-10 Extender: Serba Serbi Pesawat Tanker ‘Pendukung’ Ferry Flight F-16 TNI AU

2 Comments