Panglima TNI Kunjungi ‘Sarang’ Mirage 2000-9 UEA di Lanud Al Dhafra
Tajuk berita alutsista hari ini adalah dirilisnya foto-foto kunjungan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono ke Pangkalan Udara Al Dhafra di Uni Emirat Arab pada 24 Mei 2023. Kunjungan Panglima TNI dikatakan guna memenuhi undangan dari Panglima Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab, Letnan Jenderal Issa Al Mazrouei.
Baca juga: Jadi Jet Tempur ‘Rebutan’, Mirage 2000-5 Bekas Pakai Qatar Akan Memperkuat TNI AU
Dalam kunjungan tersebut, nampak Panglima TNI berkesempatan melihat dari dekat pesawat tempur Mirage 2000-9. Sejauh ini tidak ada keterangan lanjutan terkait tinjauan Panglima TNI ke sarang Mirage 2000-9, meski mengundang pertanyaan, apakah ini ada kaitan dengan rencana pengadaan jet tempur produksi Dassault Aviation itu? Yang dalam beberapa bulan ini menjadi topik bahasan di jagad media sosial.
Sebelumnya, Indonesia berencana membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas penggunaan Angkatan Udara Kerajaan Qatar guna mempertebal kekuatan pertahanan udara nasional. Meski masih dalam tahap negosiasi, rencana pembelian tersebut kemudian menjadi polemik, lantaran jet tempur didatangkan dalam status bekas pakai.
“Pembelian pesawat tempur harusnya mengikuti UU Nomor 16 Tahun 2012, Pasal 43 Ayat 5 tentang Indhan (industri pertahanan) yang mewajibkan pembelian alutsista menyertakan imbal dagang, kandungan lokal dan ofset yang sangat sulit bila barang bekas,” ujar Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldy, seperti dikutip dari Kompas.com (18/11/2022). Ia juga menyarankan agar pemerintah sebaiknya membeli alutsista baru. “Sudah benar yang beli yang baru,” ujar Bobby.
Terlepas dari polemik yang ada, menarik disimak bahwa Uni Emirat Arab adalah operator Mirage 2000-9 (varian UEA) dengan kuantitas yang besar.
Secara keseluruhan, Angkatan Udara UEA mengoperasikan 67 unit Mirage 2000, terdiri dari 22 unit Mirage 2000EAD single-seat multirole, 19 unit Mirage 2000-9 single-seat, 12 unit Mirage 2000-9D two-seat trainer, 8 unit Mirage 2000RAD reconnaissance variant dan 6 unit Mirage 2000DAD two-seat trainer.
UEA mengadakan kontrak pembelian pesawat Mirage-2000-9 pada tahun 1983 dan pesawat mulai dikirim ke UEA pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Selama masa penggunaan, UEA terus melakukan peningkatan kemampuan pesawat Mirage 2000-9. Ini melibatkan penambahan dan peningkatan sistem senjata, teknologi avionik, dan kemampuan elektronik pesawat sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan operasional.
Dengan pemesanan 80 unit Rafale F4 oleh UEA, nantinya armada Mirage-2000-9 akan dipensiunkan secara bertahap. Maroko dan Yunani, diwarkan adalah negara-negara yang bersiap untuk menerima Mirage-2000-9 dari UEA. (Bayu Pamungkas)
nah, bener itu, indonesia itu negara berdaulat, ratusan tahun berjuang kalau pada akhirnya masih nurut negara lain pas beli senjata ya sama aja kayak pas kita masih dijajah, indonesia harusnya bebas mau beli senjata dari manapun, atau memakai senjata apapun yang dimiliki tanpa batasan dan larangan sekecil apapun disaat diperlukan
Apapun keputusan pemerintah dan TNI mestinya baiklah itu, Mirage bisa dan boleh dibeli pun tak masalah kita sangat kekurangan pespur kombatan adapun F16 kemampuan tempurnya sangat dibatasi produsen malah bisa jadi tak bisa digunakan jika suatu saat dibutuhkan, produsennya masih terlalu tolol selalu berpikiran kita akan serang Singapura, Malaysia atau bahkan Australia padahal terpikir oleh kitapun tidak, justru negara besar yg selalu ganggu kedaulatan kita di Natuna Utara itu yg wajib diantisipasi dengan amat seksama dan serius.
beli Mirage-2000 kayak nya ngejar waktu dan mungkin spare part dan armamen nya yang mungkin compatible dengan Rafale….. bisa jadi untung banyak kalau sekalian spare part dan armament nya
f-16?… bagus sih iya, tapi ngga bisa dipake pun iya demen bener yang begituan? 😅😅.. eeeh dan ya, kalau ngga salah ada yang bilang rudal sukhoi tni dah kadaluarsa, lah agm-65 tni au apa pernah di ujicoba langsung?, soal sukhoi, penyedia suku cadangnya ngga dari pak putin doang… dan ya… masa suku cadang bakal kena caatsa?… blokir aja ekspor nikel kalau sampe gitu 😅😅😅, realistis aja, rafale dah bagus diplih tni soalnya produsennya murni bisnis
@sangkuriang
Kalo mau belajar nyetiri Rafale ya pake Rafale versi dobel seat
Avionik Mirage dan Rafale beda genre…..ga ada yg bisa dipelajari bos
Satu pabrik msh mirip lah. Desain sayap dan manuver nya mirip. Jd pas klo untuk nunggu kedatangan rafale yg msh cukup lama. Toh dipakai patroli pun rasanya msh bisa ngeladenin pesawat2 cina yg cuma hebat di iklan.
Bukan nya katanya udh di up grade dgn teknologi terkini. Harusnya klu yg up grade dassault jg lumayan kompatibel teknologinya. Minimal manual book nya sama2 boso napoleon wkwkkkk …
mungkin Guna menggantikan (Sementara) Hawk 209 yang mulai dipensiunkan dan Armada Su-27/30 yang sebagain tak bisa terbang lagi karena CAATSA, yang hidup segan dimatikan pun eman eman…..
kalau nunggu rafale dan pesawat baru terlalu lama
belum lagi Skadron F-5 yang sudah pensiun, sampai sekarang hanya dapat pinjaman F-16
Beli mirage, buat persiapan belajar Perancis di kokpit. Biar nanti ga kagok di kokpit Rafale
Photo diatas ada yg aneh..tumben tentara kita lebih tinggi dari tentara luar (UEA) biasanya terbalik..😄🙃 padahal kalau beli seken mending F 16 stok Arizona di eMLU di Indonesia..dapet bnyk, tidak nambah varian baru dan ilmu nambah..padahal Mirage walaupun sama2 dari Dassault belom tentu kompatible dengan Rafale..