Panglima TNI: Indonesia Akan Datangkan Enam Unit Drone Kombatan MALE CH-4 Rainbow
|Rasa penasaran netizen seputar kedatangan drone kombatan alias UCAV CH-4 Rainbow di Lanudal Juanda, Surabaya, kini terjawab sudah. Persisnya drone kombatan dari jenis MALE (Medium Altitude Long Endurance) ini telah diikutkan dalam latihan gabungan TNI dengan sandi “Dharma Yudha 2019” di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Dan soal akuisisi drone ini pun sudah mendapat penjelasan langsung dari orang nomer satu di TNI.
Baca juga: Drone Kombatan MALE CH-4 Rainbow, Kabarnya Telah Tiba di Indonesia
Dikutip dari antaranews.com (11/9/2019), Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang turut meninjau latihan tersebut menyebutkan bahwa pengadaan drone CH-4 masuk dalam rencana strategis (Renstra) TNI Tahap II tahun 2019. Rencananya TNI akan mendatangkan enam pesawat serupa untuk menambah kekuatan pada dua skuadron.
Saat unjuk kebolehan di Latgab TNI, Marsekal Hadi mengatakan drone tersebut dapat terbang dengan durasi hingga 12 jam, disertai kemampuan radius jangkauan hingga 1.000 km apabila diintegrasikan dengan satelit BLOS (Beyond Line of Sight). Drone CH4 memiliki keistimewaan karena selain berfungsi sebagai alat pengawasan, drone ini juga dapat melancarkan serangan menggunakan bom.

Dilihat dari spesifikasi yang dituturkan oleh Panglima TNI, dimana drone dapat melakukan serangan dengan endurance 12 jam, maka yang akan diakuisisi TNI nantinya adalah varian CH-4B.
Drone produksi produksi China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) ini memang sudah santer bakal diakuisisi Indonesia, khususnya setelah sempat diungkapkan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam buku “Anak Sersan Jadi Panglima.”
Dari spesifikasi, CH-4 punya panjang 9 meter dan bentangan sayap 18 meter. Jarak operasi maksimum mencapai 250 km (Line of Sight) dan punya ketinggian terbang maksimum dipatok 8.000 meter dan mampu menembak dari ketinggian 5.000 meter.
Baca juga: Forpost-M UCAV – Bukti Kepercayaan Rusia pada Teknologi Drone Israel
CH-4 punya kemampuan ISTAR (Intelligence, Surveillance, Target Acquisition and Reconnaisance), pernyergapan di udara dan perang elektronik. Drone ini mengusung sensor Electro Optic Turet yang menggabungkan Forward Looking Infrared (FLIR), Laser Range Finder dan Laser Designation Function (sistem penanda laser dan pencarinya) dengan kemampuan hingga 15 km.
CH-4 juga dapat dilengkapi dengan Syntetic Aperture Radar (SAR) yang mampu menembus awan dan memiliki jarak jangkau deteksi hingga 30 km. Tak itu saja, CH-4 dibekali fitur Anti Jamming Data Link System dan bisa diupgrade menggunakan Satelite Data Link.
Bagaimana dng drone turkey punya ???
Sdh kalah tender y ???…
Anka sama dengan IFX buat program jangka panjang sedangkan CH4 seperti Su35 buat program jangka pendek
Ahh..yg bener.? Dpt bisikan gaib lg kah.? Kerja sama jangka panjang kok malah milih CH4, knp gak sekalian milih Anka. Lalu CH4 beli enam unit, yg 4 didatangkan langsung sementara yg 2 dirakit di Indonesia. Knp bisa gitu. Kalo memang jangka pendek tentunya gak perlu ada urusan merakit di dalam negeri spt yg beli dari Israel tempo hari.
Emang sdh ada MOU dng pihak Turkey.? Atau kibul2an ente doank, jual kecap halu disini biar dibilang sumber ente valid.? …..hehehehe
Coba jelaskan disini. Biar yg lain pd paham.
Dapat bisikan dr hasil ngerumpi ame emak2 😂🤣
Bagus main main di hutan Papua
Segera kirim ke Papua, masak tentara Kita jdi sasaran anak panah cuman ngliatin doang. Saya yakin ToT akan lancar seperti ESEMKA. Maju terus drone Indonesia.
Dapet tot apa dari tiongkok? Gak belajar dari c705, yg ada cuma php doang. Yordania aja mau jual lagi tuh drone.
“Drone ini punya rintisan kerjasama yg dijalin sejak lama lho 👇…..lha kalo jordania mah segala apa dijualin krn ga punya ongkos, termasuk CN235 Gunship 😫”
kebagian 2 biji ngerakit bukan?
Keren nih, kalo diterbangkan di poso. Buat ngejar sisa-sisa kombatan isis …
Langsung angkut ke papua pak, buat membasmi OPM dng operasi senyap. Kalo perlu yg bisa dilengkapi FLIR biar bisa deteksi keberadaan OPM di hutan.
Untuk Papua memang, kita terkam OPM2 itu. Minimal kita tahu lokasinya
Unggul mana dengan Wing Long admin?
Percuma kalau ga dipakai buat perang
He he he pada ngimpi ucav buat nembak opm ni yee. Sesuai wacana presiden kita yaitu kedaulatan maritim dengan juga ada pembelian pesawat amfibi dan program gunship fungsi ucav sudah sangat jelas yaitu menembak nelayan asing ilegal. Opm cocoknya pake kombinasi mortir dan howitzer atuh
Nah ini salesnya sdh datang.
Kok yg datang yg ini bung.? Yg ikut tender kemaren gmn donk nasibnya.?
Jng2 ente yg jualan nih drone ya.? ….hehehe
Salam sehat bung ayam
justru paling efektif pake UCAV untuk membasmi para proxy yang melakukan gerilya hutan., karena kemampuannya untuk menjangkau pelosok yang susah dan jauh dan cepat serta jitu. andaikata 1 rudal menghantam & membunuh 5 combatan bersenjata lengkap yang bersembunyi yang susah untuk dibidik oleh sniper atau mortir itu sudah sangat bagus. Kalau dilihat dalam perang suriah… tentara suriah pun bahkan tak ragu ragu untuk membunuh 1 orang pemberontak dengan 1 rudal kornet…habis susah sekali.
dalam perang malvinas pun tentara british rela menggunakan satu TOW untuk menghabisi 1 sniper argentina.
Dan kalau melihat keberhasilan tentara irak dalam memerangi isis dengan menggunakan UCAV ini patut untuk ditiru. sekarang pada main UCAV untuk perang urban warfare di libya, irak, yaman, suriah… kenapa tidak untuk jungle warfare dimari?
Emangnya kita bakal niru seperti itu. Operasional ucav kudu wajib pesawat isr masalahnya perangkat isr macam lpi radar, sigint dan elint dll saja malah dipakai duluan untuk fungsi mpa dengan platform b737 slammr. Wacana pengadaan ucav memang ditujukan duluan buat menindak nelayan asing ilegal
coba bandingin dengan keberhasilan irak dalam mengoperasikan drone UCAV CH4 ini dalam membasmi isis apa mereka pakai alat yang ribet itu?
atau keberhasilan houthi/ansarullah dalam menyerang proxy2 saudi atau menggempur langsung kilang minyak aramco dengan 10 drone UCAV nya baru baru ini. padahal cuman sekelas houthi yang jelas lebih miskin engan negeri kita. apa mereka pake alat2 itu?
Yg pny foto paling atas nanya tuh min.
Siap, terima kasih atas informasinya
Maaf nih bung ayam kok implementasi pesawat dedicated isr terasa lambat buat TNI. Padahal ada UCAV CH4 dan dulu pernah Airbus menawarkan A320 ISR
Lho, lha terus TAI Anka dari Turki gak jadi dipilih TNI? Padahal TAI udah nawarin produksi bareng loh ke PTDI? Malah pilih CH-4. Gimana sih TNI, katanya kemandirian alutsista?