Pandur II 6×6: Jadi Pilihan Pengadaan Alutsista TNI AD di 2017
|Kabar tentang akuisisi panser Pandur II telah diungkapkan KSAD Jenderal TNI Mulyono dalam Rapat Pimpinan TNI AD 2017 (23/1/2017). Dari paparan KSAD ternyata yang akan didatangkan bukan hanya Pandur II 8×8, melainkan ada versi Pandur II 6×6. Dengan memilih ranpur (kendaraan tempur) lapis baja berpenggerak 6×6, maka posisinya akan sejajar dengan panser Pindad Anoa 6×6. Nah, seperti apakah sosok Pandur 6×6 ini? Apa istimewanya sehingga layak dibeli?
Baca juga: KSAD – TNI AD Berencana Akuisisi Ranpur Panser Pandur II

Dari laman sang prinsipal, yakni General Dynamic European Land Systems disebutkan bahwa Pandur II 6×6 pada dasarnya dibagi ke dalam sub varian Short Wheel Base (SWB) dan Long Wheel Base (LWB). Berangkat dari platform APC (Armored Personel Carrier), seperti halnya Pandur II 8×8 maka panser Pandur 6×6 juga dapat di setting dalam berbagai versi, kasta paling tinggi Pandur 6×6 dapat dipasangi kubah meriam kaliber 90 mm, atau kalau mau bisa juga dihadirkan sebagai peluncur mortir kaliber 81 mm (indirect fire).

Baca juga: Pandur II 8×8 – Pilihan Baru Pelengkap “Gado-Gado” Ranpur TNI
Baca juga: Presiden Jokowi Jajal Langsung Anoa 2 6×6 Amphibious

Baik varian SWB dan LWB dimuati oleh 3 awak, yakni komandan, pengemudi, dan penembak. Lain dari itu spesifikasnya mulai berbeda. Bila varian SWB hanya bisa membawa 6 pasukan, maka varian LWB dapat membawa sampai 8 pasukan. Bobot tempur Pandur 6×6 SWB 15,5 ton, sementara Pandur 6×6 LWB 16,5 ton. Begitu pula untuk payload, Pandur 6×6 SWB kapasitas payload-nya 4 ton, dan Pandur 6×6 LWB 5 ton.
Bicara soal proteksi, spesifikasi SWB dan LWB untuk yang ini menyatu, yaitu mendukung model modular, dimana pihak pabrikan merancang panser untuk mampu menahan terjangan granat berpeluncur roket (RPG), tidak itu saja stuktur bodi bagian bawah dengan ground clearance 0,43 meter juga dipersipakan untuk menahan imbas ledakan dari ranjau dan IED.

Bagaimana tentang mesin? Pandur 6×6 disokong mesin diesel Cummins ISC 350 enam silinder dengan direct fuel injection, turbo charged dengan pendingin air/air boost. Dari mesin tersebut didapatkan output kekuatan mesin 221 kW – 335 kW. Transmisi panser sudah mengadopsi otomatis dengan enam gigi maju dan satu gigi mundur. Pandur 6×6 secara teori dapat dibawa melaju sampai kecepatan 105 km per jam. Seperti saudaranya, Pandur 6×6 juga dapat mengarung tanpa persiapan khusus, dengan kombinasi putaran roda dan dua water jet propeller. Panser ini dapat berenang dengan kecepatan 11 km per jam.
Baca juga: Badak 6×6 – Generasi Armoured Fire Support Vehicle Terbaru PT Pindad
Dengan kapasitas bahan bakar penuh (250 liter) Pandur 6×6 SWB dan (300 liter) Pandur 6×6 LWB dapat beroperasi hingga jarak 750 km. Pandur I 6×6 diperkenalkan pada tahun 1996, sedangkan generasi yang lebih baru Pandur II 6×6 dirilis pada tahun 2001. Hingga kini Pandur II telah dipakai oleh AD Austria, Kuwait National Guard, Amerika Serikat, AD Belgia, dan AD Slovenia. (Haryo Adjie)
Spesifikasi Pandur II 6×6
– Panjang: 5,8 meter (SWB)/ 6,32 meter (LWB)
– Lebar: 2,5 meter (SWB)/ 2,50 – 2,67 meter (LWB)
– Tinggi: 2,06 meter (SWB)/ 2,08 meter (LWB)
– Ground clearance: 0,43 meter
– Radius putar: 8,25 meter (SWB)/ 8,75 meter (LWB)
– Side slope: 40%
– Gradient: 70%
– Sistem elektrik: 24 V
Eh 6×6, beli 1 atau 2 unit saja untuk dioprek. Lain hal kalau beli 8×8 sangat setuju
Lagi-lagi ego kakak tertua. Dari dulu TNI – AD selalu terkesan meng-hegemoni pembelian alutsista, giliran AU beli heli AW lngsng di publish n dijelek2an, dianggap tidak pro instruksi presiden. Nah sekarang coba liat Sejarah pembelian alutsista TNI AD yg kebanyakan gado-gado, dan juga kebanyakan barang second juga, seperti leopard, marder, M113. Skrng tambah lagi pandur II 6X6. Apa melukai PINDAD??? Ntar pembelian pandur alasan yg dipakai karena dapat TOT..??? Trus TOT nya klo udh bisa bikin sendiri klo gak ada yg beli ya sama aja percuma???? Hapus aja klo gitu anggaran LITBANG klo udh di litbang n jari produk gak dipake???
lagi2 sumbernya dari janes y sama kek A400 baru kemaren JKW naek Anoa versi amphibi menurut saya nasibnya bakal sama kek heli AW kemaren kalaupun ud teken kontrak ahirnya dibatalin dan memprioritaskan pruduksi dalam negeri nuff said
Cintailah ploduk ploduk indonesya
bukannya ga boleh dri luar…..cm kalo kelasnya sama kaya Anoa 6×6 knapa hrus ambil dr luar toh PT.Pindad jg bisa buat Anoa yg katanya sudah mendunia……
Menurut Sejarah
Sejak prototype, TNI-AD sudah ogah ogahan memakai Anoa
Wapress Yusuf Kalla sangat marah
dan langsung tanda tangan di atas brosur Anoa dihadapan Wartawan untuk pemesanan 200 unit anoa.
TNI sejak dulu memang di DIDIK untuk menyukai barang Impor. terutama GENERASI TUA nya
Jadi Butuh 1 (satu) generasi lagi untuk mendidik menyukai barang produksi Sendiri.
Hati — Mulut — tidak singkron
Sori, aq tidak bangga kalau melihat TNI memakai Pandur II 6×6
Moso udah bs bikin 6×6 msh aja beli dr org lain…aneh bgr, sptnya ada apa2nya nie…ga nyangka aja anoa dinomor duakan…klo keinginan yg diutamakan bkn kebutuhan, ya su35 dibeli jg dong, krn su35 sangat kita butuhkan…bener ga kawanw!!…?…
Mental bangsa kita memang spt ini, ngga pernah bangga dg karya bangsa sendiri. Padahal bangsa lain kagum dg produk bangsa kita. Mana rasa nasionalismemu wahai petinggi TNI?
rumput di halaman tetangga selalu lebih hijau dari rumput di halaman sendiri?…atau matanya lagi hijau?
Wah ini gak benar, kalau yang 8×8 okelah, tapi kalau yg 6×6 ya wajib ANOA dong, kan UU nya gitu. Seingat saya kalau melanggar UU jangankan kasad, presidenpun bisa lengser.