Pakistan Terima Lima Unit Drone Kombatan CH-4 Rainbow dari Cina
|Seolah mengikuti jejak Indonesia, Pakistan, sebagai negara yang dikenal sebagai sekutu Cina, diwartakan baru saja menerima kedatangan lima unit drone Cai Hong 4 (Rainbow-4/CH-4). Kelima drone itu dikirim oleh kontraktor pertahanan China Aerospace Long-March International Trade Co Ltd (ALIT) pada 15 Januari lalu.
Baca juga: Panglima TNI: Indonesia Akan Datangkan Enam Unit Drone Kombatan MALE CH-4 Rainbow
Dikutip dari quwa.org (23/1/2021), disebutkan kelima drone CH-4 akan dioperasikan oleh Angkatan Darat Pakistan. Meski begitu, tidak ada informasi mengenai varian CH-4 apa yang diakuisisi oleh Pakistan. Saat ini, varian paling akhir adalah CH-4C, dimana drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) ini hadir dengan beberapa peningkatan kemampuan dibandingkan varian CH-4B (yang digunakan Indonesia). Dari beberapa sumber, CH-4C dikatakan punya kapasitas payload lebih besar, peningkatan pada kelistrikan, update pemrosesan data, upgrade arsitektur elektronik, yang kesemuanya dapat meningkatkan jangkauan operasi yang lebih luas.
CH-4 punya kemampuan ISTAR (Intelligence, Surveillance, Target Acquisition and Reconnaisance), pernyergapan di udara dan perang elektronik. Drone ini mengusung sensor Electro Optic Turet yang menggabungkan Forward Looking Infrared (FLIR), Laser Range Finder dan Laser Designation Function (sistem penanda laser dan pencarinya) dengan kemampuan hingga 15 km.
CH-4 juga dapat dilengkapi dengan Syntetic Aperture Radar (SAR) yang mampu menembus awan dan memiliki jarak jangkau deteksi hingga 30 km. Tak itu saja, CH-4 dibekali fitur Anti Jamming Data Link System dan bisa di-upgrade menggunakan Satelite Data Link.
Saat unjuk kebolehan di Latgab TNI Tahun 2019, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan drone tersebut dapat terbang dengan durasi hingga 12 jam, disertai kemampuan radius jangkauan hingga 1.000 km apabila diintegrasikan dengan satelit BLOS (Beyond Line of Sight). Drone CH-4 memiliki keistimewaan karena selain berfungsi sebagai alat pengawasan, drone ini juga dapat melancarkan serangan menggunakan bom.
Baca juga: Cina Didapuk Sebagai “Superpower di Pasar Drone Kombatan,” Ini Faktanya!
CH-4 adalah produksi China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).CH-4 telah digunakan Irak untuk bertempur melawan ISIS. Drone ini punya panjang 9 meter dan bentangan sayap 18 meter. Jarak operasi max mencapai 250 km, mampu terbang selama 40 jam dengan beban muatan 250 – 345 kg dan bahan bakar 165 kg. Ketinggian terbang max 8.000 meter dan mampu menembak dari ketinggian 5.000 meter. (Gilang Perdana)
utk sertifikat battle proven sudah saatnya men-deploy CH-4B × flying ginsu beserta mikro ‘surveillance’ drone dgn radius jelajah yg sangat luas di sulteng dan papua.
skenario nya waktu target sedang botram/bakar batu mendadak endingnya jd kornet berjamaah
Kita punya pangkalan terluar berapa banyak sih, nah itu dikali dengan 10 unit per pangkalan sebenarnya kurang banyak karena pada pertempuran sesungguhnya tiap sesi pertempuran biasanya beberapa drone rontok. Kalau jumlahnya hitungan jari hanya untuk bisa masuk didaftar sebagai negara pengguna drone, yasallam dah kasihan operator pangkalan beserta awak darat kegiatan selanjutnya cuma apel dan bersih2 pangkalan sementara dipalagan pertempuran sedang sengit2nya tembak2an saling hancurkan.
Yang penting drone kita gak kopong gan
Semoga bang…kalau kopong namanya kepompong terbang cuma bawa senjata kamera
Min,saya lihat di sipri 2019 jumlah pesanan ch 4 rainbow TNI AU 8 unit 4 unit diantaranya sudah datang dan sudah ikut latgab TNI
Rudal, drone, meriam aaa, sudah kita beli.. knp kalo pesawat tempur cina kita kyk ogah banget belinya… tank juga… tanya kenafa…
Karena selalu kesasar, yang dituju negara2 yg dah overload produksi, sementara negara yg sudah siap kirim pesanan bertahun2 lewat dilewatkan saja