Pakistan Gagal Atasi Masalah JF-17 Myanmar, Cina Diminta untuk ‘Intervensi’
|Mimpi Pakistan dan Cina untuk memperluas pasar ekspor jet tempur JF-17 Thunder bisa terancam buyar. Pasalnya masalah yang menerpa pada JF-17 Thunder milik Angkatan Udara Myanmar tak kunjung ada solusinya. Sejak November 2022, pesawat tempur itu tetap mangkrak alias terpaksa di-grounded karena tidak layak terbang.
Baca juga: Banyak Masalah pada Jet Tempur JF-17 Thunder, AU Myanmar Dibuat Mati Kutu
Merasa menjadi pihak yang dirugikan, Pemimpin junta militer Min Aung Hlaing dikatakan telah menyatakan ketidaksenangannya kepada Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Panglima Militer Pakistan, Jenderal Asim Munir terhadap kualitas JF-17 Thunder, pesawat tempur multirole – yang dipasok Pakistan untuk Myanmar antara tahun 2019 dan 2022, yang semuanya dinyatakan “tidak layak untuk beroperasi.”
Ironis, JF-17 Thunder yang baru diperoleh Myanmar, harus dilarang terbang karena tidak berfungsinya pesawat tersebut. Pesawat-pesawat baru yang bermasalah itu bagian dari kesepakatan yang ditandatangani junta militer Myanmar pada tahun 2016 untuk membeli JF-17 yang diproduksi bersama oleh Pakistan Aeronautical Complex dan Chengdu Aircraft Industries Corporation of China.
Saat pesawat pertama kali dikirim ke Myanmar, pihak Angkatan Udara Myanmar terpaksa menghentikan penerbangan karena terdeteksi adanya kerusakan dan cacat struktural. Masalah serupa terjadi pada armada baru yang diakuisisi pada tahun 2022. Total ada 11 unit jet tempur JF-17 saat ini tidak ada yang beroperasi karena gangguan teknis.
Pihak Pakistan yang telah dibuat malu, sontak mengirimkan para teknisi dalam kunjungan rahasia ke Myanmar. Namun, kunjungan teknisi tersebut sia-sia dan pesawat tetap mangkrak. Junta militer Myanmar pun marah dan mengirimkan “pesan keras” kepada Islamabad yang bertanggung jawab atas kekacauan ini.
Sementara pada saat yang sama, Myanmar juga mendesak Beijing untuk melakukan intervensi. Kunjungan utusan Cina ke Myanmar baru-baru ini ke Naypyitaw dikatakan membawa pesan dari pimpinan tertinggi Partai Komunis Cina kepada Jenderal Min Aung Hlaing.
Menurut sumber narinjara.com, Pakistan sedang berusaha keras untuk menegosiasikan kembali kesepakatan dengan JF-17 versi terbaru. Kemungkinan besar varian baru ini akan dikembangkan bersama antara Pakistan Aeronautical Complex dan Chengdu Aircraft Industries Corporation of China.
Menurut pakar aeronautika internasional, bahkan setelah perbaikan, JF-17 akan “sulit digunakan” jika para teknisi Myanmar memiliki pengetahuan teknis yang minim di tingkat operasi. Ini berarti bahwa Angkatan Udara Myanmar memerlukan keahlian untuk dapat menangani masalah teknis ketika masalah tersebut muncul. Junta militer Myanmar telah membuat rencana untuk mengirim teknisinya ke Islamabad untuk berlatih mengenai peningkatan dan pemeliharaan, namun upaya tersebut terhenti.
Para ahli juga menunjukkan beberapa fitur penting dari JF-17 Thunder yang mereka katakan adalah radar KLJ-7 Al buatan Tiongkok. Komponen penting yaitu rudal di luar jangkauan visual (BVR) atau radar intersepsi udara juga tidak ada saat dikirim ke Myanmar Menurut salah satu ahli, hal ini berdampak pada tingkat akurasi dan akibatnya tidak efektif. Selain itu “ada beberapa permasalahan lain” bahkan badan pesawat yang tidak mampu menahan gaya gravitasi dan angin kencang. (Gilang Perdana)
Punya pesawat tempur, cuma untuk membunuh rakyatnya sendiri, pemerintah junta militer Myanmar kena hukum karma.
Mutunya sama dengan speda motor, masalah di frame nya, mudah karatan dan patah, pantas di recall
Ho.ho.ho..mau recall..tunggu dlu.jangan2 home base j sulfurnya dideket pesisir jd kena korosi..kabur
Recall donk tukar ganti baru itu pabrikan yg bertanggung jawab !
Mungkin yg dibeli JF less sulfur model