Seandainya suatu hari meletus konflik udara antara Indonesia dengan Malaysia, atau Indonesia dengan Singapura, kira-kira bagaimana peluang fighter kita dalam duel udara? Sebuah pertanyaan yang menarik, lepas dari ketangguhan pilot, ketiga negara serumpun ini sama-sama mengandalkan rudal udara ke udara jarak pendek besutan AS yang populer sejagad, yakni AIM-9 Sidewinder. Dimana versi tercanggih yang dimiliki TNI AU adalah AIM-9 P4 yang bisa menghantam target dari beragam sudut. AIM-9 P4 dipasang oleh TNI AU pada pesawat F-16 dan Hawk 100/200. (more…)
Dari beberapa informasi dan dokumen, disebutkan Indonesia telah membeli rudal untuk mempersenjatai jet Sukhoi Su-27/30 Flanker. Memang kabar telah dibelinya rudal untuk Sukhoi telah berhembus beberapa waktu lalu. Publik pun sebenarnya menunggu sosok rudal jenis apa yang dipasangkan pada Sukhoi TNI AU. Tapi entah karena alasan apa, boleh jadi untuk menjaga unsur kerahasiaan, sosok jet tempur Sukhoi TNI AU dengan atribut rudal tak pernah diperlihatkan ke publik. Baik dalam flypass dan demo statik pun sosok rudal yang dimaksud belum tersingkap wujudnya. Sekilas keberadaan rudal ini sama misteriusnya dengan kapal selam baru TNI AL yang ‘konon’ sudah datang. (more…)
Seperti halnya hubungan antara Indonesia dan Malaysia, hubungan diplomatik dan politik antara Indonesia dengan Australia juga kerap mengalami pasang surut. Masih ingat pasca referendum Timor Timur tahun 1999, kala itu hubungan diplomatik bahkan militer kedua negara sempat memanas akibat kegiatan intelijen dan provokasi yang menjadikan lepasnya Timor Timur (sekarang Timor Leste). Tapi seiring dengan perubahan jaman dan orientasi politik, hubungan diplomatik, perdagangan, dan militer Indonesia – Australia kembali pulih, bahkan kini sedang mesra-mesranya. (more…)
5 Oktober 1975 – Pelanggaran wilayah RI yang dilakukan oleh Fretilin baik berupa penyusupan dan perampokan serta serangan mortir telah mengakibatkan penduduk dan pengungsi Timor Timur menjadi ketakutan. Sebuah LCM (Landing Craft Mechanized) yang dipersenjatai dengan mortir tampak berlayar di dekat wilayah Indonesia di lepas pantai Batugade. (more…)
1975 – Selain malang melintang dalam beragam pertempuran di luar negeri, BTR-50 Korps Marinir TNI-AL juga sudah kaya dengan pengalaman tempur. Salah satu yang cukup fenomenal saat BTR-50 diterjunkan dalam pendaratan amfibi pada operasi Seroja di Timor Timur (sekarang Timor Leste). (more…)
Bila ditinjau dari aspek jangkauan, roket begitu diandalkan sebagai senjata strategis, karena roketlah sosok Korea Utara dan Iran mempunyai daya deteren tinggi dimata rivalnya. Terkait dengan sista roket, TNI pun mendapat ‘angin segar’ dengan telah dibelinya ASTROS (Artillery Saturation Rocket System) II buatan Avibrás Aerospacial, manufaktur alutsista asal Brasil, pada kuartal keempat tahun lalu. ASTROS sendiri masuk dalam kelas MLRS (Multiple Launch Rocket System). (more…)
Perancis memang bukan pemasok utama alutsista untuk TNI, tapi kiprah Negeri asal Napoleon Bonaparte ini sudah lumayan tersohor dalam menyuplai kebutuhan alutsista TNI, dalam ragam yang berbeda alat tempur maupun perangkat penunjang tempur buatan Perancis telah sejak lama digunakan oleh TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Bisa disebut sejak lama, pasalnya kehadiran alutsista besutan Perancis sudah diadopsi RI sejak era operasi Trikora di tahun 60-an. Salah satu bukti sejarahnya ada di lini kavaleri dan artileri, seperti tank AMX-13, AMX-13 VCI (APC), dan AMX MK61 Howitzer Self Propelled. (more…)
“Tuhan berpihak pada pasukan pemilik artileri terbaik.” – Napoleon
Kutipan di atas menggambarkan betapa reputasi kesenjataan artileri sangat vital dan mematikan dalam pertempuran. Dalam Perang Dunia I, Perang Dunia II, bahkan perang yang lebih kuno, Perang Napoleon, artileri terus bertahan menjadi persenjataan yang paling efektif dan mematikan. Kekuatan artileri yang mumpuni membuka masuknya elemen infanteri menuju area lawan, mempersingkat jalannya peperangan dan menghancurkan sisi pertahanan dengan cara yang efektif pula. (more…)
Perangkat yang satu ini bukan tergolong alutsista, tapi jangan salah C-MOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) adalah perangkat penunjang tempur andalan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Dioperasikan oleh Satkomlek (Satuan Komunikasi Elektronik) TNI AU, kendaraan dengan cat loreng biru ini mengemban peran sebagai alat komunikasi dan pengendalian, penunjang perang elektronika, serta memonitoring keadaan dan situasi udara di wilayah Indonesia. (more…)
Dari segi kekuatan militer, nampak postur militer Malaysia tak seheboh Singapura, meski demikian, dari segi eskalasi konflik, jutrsu Malaysia yang paling dominan bergesekan di lapangan dengan Indonesia. Sebut saja mulai mulai konflik perebutan pulau Sipadan – Ligitan pada tahun 2002, kemudian berlanjut pada memanasnya terkait batas wilayah di blok Ambalat, Kalimantan Timur. Bahkan masih ada persoalan lain pada patok perbatasan di darat. (more…)