Bagi Anda yang eksis di era ‘Perang Dingin,’ boleh jadi telah mengenal truk pengangkut rudal (missiles carrier trucks) jarak jauh berhulu ledak nuklir dari layar televisi. Kala Uni Soviet berjaya, hampir setiap pemberitaan terkait militer di Blok Timur kerap menyertakan sosok truk berukuran besar dengan sederetan roda ‘raksasa.’ Terbesit angan-angan penulis, mungkinkah truk berukuran giant tersebut hadir di Indonesia?
(more…)
Truk serbaguna berkemampuan offroad masih jadi kebutuhan utama dalam pergeseran pasukan, terlebih bila yang dihadapi adalah kontur mentantang yang mendominasi sebagian wilayah di Tanah Air. Melengkapi utility truck 4×4 di era Mercedes Benz Unimog, TNI kini kembali diperkuat jenis truk serbaguna Isuzu NPS 75 4×4. (more…)
Untuk saat ini, CIWS (Close In Weapon System) Oerlikon Skyshield kaliber 35 mm yang dioperasikan Detasemen Hanud (Denhanud) Paskhas TNI AU adalah kanon SHORAD (Short Range Air Defence System) tercanggih yang ada di Indonesia. Namun untuk mensahkan predikat canggih dan handal pada kanon buatan Rheinmetall Air Defence Swiss ini, perlu dilakukan uji coba penembakan dalam menghadapi sasaran bergerak di udara. (more…)
Rencananya, mulai tahun depan TNI AL secara bertahap akan memensiunkan frigat Van Speijk, hingga akhirnya kesemua unit frigat asal Belanda ini akan masuk masa purna tugas di tahun 2024. Berkurangnya kapal perang dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) sudah diantisipasi dengan pengadaan jenis kapal baru, salah satunya dengan hadirnya frigat Martadinata Class (aka – SIGMA Class 10514). Namun dari segi kuantitas, TNI AL masih perlu menambah unit frigat baru, mengingat jumlah Van Speijk yang akan pensiun mencapai enam unit. (more…)
Sebagai kapal perang andalan (flagship) TNI AL, KRI Diponegoro 365 memang pantas mewakili kekuatan maritim Indonesia di ajang latihan bersama (latma)multilateral terbesar di dunia, RIMPAC (Rim of Pacific) 2016. Bekal sensor dan radar sudah cukup modern di kelasnya, adopsi senjata juga relatif mumpuni di kelas korvet. Namun sayangnya korvet buatan Belanda ini tidak dibekali kanon reaksi cepat CIWS (Close In Weapon System). (more…)
Untuk kelas korvet, tonase 1.700 ton memang tergolong ringan, namun jangan anggap sepele, korvet andalan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim KRI Diponegoro 365 justru dipercaya untuk memimpin satuan tugas dalam misi AKS (Anti Kapal Selam) di ajang latihan bersama (latma) multilateral terbesar di dunia RIMPAC (Rim of Pacific) 2016 yang tengah berlangsung di Perairan Hawaii, AS. Tentu ada alasan, mengapa KRI Diponegoro 365 dipercaya untuk mengomando misi buru kapal selam. (more…)
Clurit Class tentu punya kesan tersendiri dalam jagad alutsista nasional, pasalnya inilah jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) TNI AL yang pertama kali dipasangi kanon CIWS (Close In Weapon System), maklum adopsi CIWS hingga kini masih jadi ‘barang langka’ di arsenal kapal perang TNI AL. Selain kanon CIWS enam laras, senjata utama pada Clurit Class adalah dua peluncur rudal anti kapal C-705. (more…)
Bentuknya bulat seperti bola atau balon, menjadikan kapal kombatan TNI AL di era 80 dan 90-an begitu kental dengan identitas perangkat unik yang ditempatkan diatas menara ini. Meski mudah dilihat, tapi hingga kini masih banyak yang belum paham apa peran dari sosok ‘bola’ diatas menara kapal perang. Wujudnya kembali jadi bahasan tatkala perangkat berbentuk bola ini dilepas dari posisinya, yakni saat frigat KRI Fatahillah 361 mendapat peremajaan berupa pemasangan radar intai Terma SCANTER 4100. (more…)
Setelah melewati serangkaian uji pada beberapa RCWS (Remote Control Weapon System), akhirnya BUMN Strategis PT Pindad telah mengikat kerjasama dengan Kongsberg, manufaktur pertahanan dari Norwegia dalam rencana implementasi produksi RCWS di Indonesia. (more…)
Keberadaan Anoa APC (Armoured Personnel Carrier) 6×6 menjadi komponen utama dalam struktur Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis TNI AD. Dengan ranpur lapis baja ini, gerak laju pasukan infanteri dapat lebih aman dari risiko terjangan proyektil lawan, karena sekujur bodi Anoa telah dilapisi material anti peluru Level III, menjadikan awak dan penumpangnya terlindungi dari serangan peluru kaliber 7,62 mm. Meski begitu, justru posisi juru tembak (gunner) yang rawan mendapat serangan. (more…)