Dengan latar medan penugasan yang keras dan menantang adrenalin, satuan elit berkualifikasi amfibi dalam infiltrasi tak hanya butuh wahana yang bisa melaju di bawah permukaan laut secara senyap, namun juga perlu keberadaan wahana yang bisa mengkombinasi raid amfibi di permukaan dan penyusupan bawah air secara simultan. Satuan elit Kopaska (Komando Pasukan Katak) dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) Marinir TNI AL sejak beberapa tahun telah mengoperasikan sosok wahan siluman ini. (more…)
Dari aspek struktur, dimensi dan payload, hovercraft Kartika TNI AD hingga kini belum ada tandingannya di Indonesia, pasalnya Kartika punya daya angkut hingga 5,5 ton, sehingga sanggup membawa 1 truck ukuran ¾ dan 1 buah minibus sekelas Isuzu Panther. Tapi untuk urusan utilitas, hovercraft Lumba-Lumba TNI AL yang punya dimensi dan bobot lebih ringan, tampak unggul karena sudah beropeasi penuh sejak tahun 2005. (more…)
Dengan basis teknologi digital, jalur komunikasi radio yang digunakan TNI dapat terkonvergensi secara mulus dengan jalur komunikasi seluler GSM. Terlebih ada rencana dari TNI AD untuk men-deploy Open BTS (Base Transceiver Station) di kawasan perbatasan dan pedalaman. Implementasi konvergensi kedua jalur teknologi ini dapat terwujud dengan adopsi RoIP (Radio over Internet Protocol) yang dikembangkan Dithubad (Direktorat Perhubungan Angkatan Darat) dengan mitra PT Hariff Daya Tunggal Engineering (DTE).
(more…)
Singapura yang luas wilayahnya hanya seukuran DKI Jakarta memang superior, keunggulan alutsistanya juga mencakup keberadaan satelit intai mata-mata yang konon berharga US$1 miliar. Siapakah negara yang diuendus Singapura? Mungkin Anda bisa mengira-ngira sendiri. Namun di kawasan Asia Tenggara, selain kompetisi kekuatan kapal selam, meski tak terang-terangan adu kemampuan satelit bisa jadi booming di masa depan. Indonesia memang belum punya satelit dedicated untuk militer, tapi untuk penguasaan teknologi rancang bangun satelit, Indonesia jelas punya taring. (more…)
TNI AD dalam strategi pengembangan sistem komunikasinya telah mencanangkan deployment Open BTS (Base Transceiver Station). Akses jaringan seluler mandiri ini digadang untuk menyambung urat komunikasi hingga wilayah pedalaman, terutama di area yang tak terjamah coverage operator seluler. Lain dari itu, Open BTS juga dirancang sebagai jejaring akses kendali bagi drone (UAV/Unmanned Aerial Vehicle). (more…)
Kemandirian industri pertahanan tak hanya berkutat pada pemenuhan kebutuhan alutsista, sektor lain seperti sistem komunikasi juga ikut mengambil peran penting, mengingat sistem komunikasi yang handal, aman dan mandiri menjadi kunci keberhasilan operasi tempur. Di lingkup operasi taktis yang melibatkan unsur tempur, adanya tactical radio menjadi suatu keharusan, terutama bagi unit infanteri yang dikenal sebagai Queen of The Battle. (more…)
Dalam konsep peperangan modern, Battlefield Management System (BMS) kini jadi suatu kebutuhan, terlebih bila yang dihadapi operasi tempur berskala besar. Menyambung tulisan di Indomiliter.com sebelumnya, “Cegah Friendly Fire, Kavaleri TNI AD Adopsi Battlefield Management System Produksi Dalam Negeri,” maka yang tak bisa dilupakan dari hadirnya BMS adalah jaringan komunikasi wireless dengan tolok ukur dalam standar militer pada ketersediaan jaringan komunikasi yang aman dan mandiri.
(more…)
Friendly fire hingga kini masih jadi momok menakutkan dalam tiap pertempuran, terkena peluru dari tembakan kawan sendiri adalah bukti bahwa unsur komando dan pengendalian masih harus terus dibenahi. Seperti pada Perang Teluk I di tahun 1991, sekalipun dibekali perangkat perang super canggih, nyatanya MBT (Main Battle Tank) M1A1 Abrams AD AS masih jadi korban salah tembak. Begitu pun, prajurit infanteri TNI pernah pula merasakan pahitnya friendly fire dalam Operasi Seroja di Timor Timur.
(more…)
Karena misi yang berkaitan dengan penjinakan bahan peledak tergolong dinamis, maka kebutuhan perlengkapan tim Jihandak (Penjinak Bahan Peledak) harus disesuaikan. Dan bicara perlengkapan Jihandak maka tak bisa dilepaskan dari sosok ROV (Remotely Operated Vehicle). Selain punya andalan utama ROV Defender, Satuan Jihandak Zeni TNI AD juga mengoperasikan mini ROV mungil yang tak kalah canggih. Berpenggerak roda rantai (wheel tracks), Piap Gryf mampu menyusuri lekuk medan terjal yang sulit ditembus wahana lain. (more…)
Apa yang menarik dari penampilan tim Jihandak (Penjinak Bahan Peledak), ada yang menyebut kostum awak jibom (penjinak bom) yang terbungkus pelindung tebal nan rapat bak astronot, tapi sebagian lagi merujuk pada kehadiran sang robot penjinak bom yang masuk kategori ROV (Remotely Operated Vehicle). Dan bicara tentang ROV Jihandak, saat ini yang terbilang paling canggih adalah Defender ROV buatan Allen Vanguard yang dioperasikan Kompi Zeni Jihandak TNI AD.
(more…)