Setelah tiga tahun, akhirnya korvet KRI Frans Kaisiepo 368 telah merampungkan tahapan perbaikan dan upgrade pada perangkat sonarnya. Merujuk ke Januari 2015, KRI Frans Kaisiepo 368 mengalami kerusakan di APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya) saat dalam perjalanan menuju lokasi pencarian jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. Dan kerusakan ternyata ada di bagian bawah lambung kapal, dimana terdapat hull mounted sonar. (more…)
Latest
JW Fishers SeaLion-2: Jadi Andalan Tim Basarnas, Inilah Mini ROV dengan Fitur Canggih
Tentu masih kuat dalam ingatan pada musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Perairan Selat Karimata di awal 2015. Lewat upaya evakuasi yang dramatis, bangkai pesawat akhirnya dapat diangkat ke permukaan. Selain berkat kerja keras awak SAR dan penyelam TNI AL, momen pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 juga memperkenalkan sosok mini ROV (Remotely Operated Vehicle) jenis JW Fishers SeaLion-2. Dengan desain tabung berwarna kuning, inilah ROV organik yang dimiliki Badan SAR Nasional (Basarnas). (more…)
Selain KRI Teluk Lada 521, PT DRU Tengah Rampungkan LCU 1500 DWT untuk TNI AD

Selain sukses meluncurkan LST (Landing Ship Tank) KRI Teluk Lada 521 pada Kamis (28/6/2018), PT Daya Radar Utara (DRU) dijadwalkan juga akan meluncurkan jenis kapal pendarat/angkut tank dengan jenis yang lebih kecil, yakni kelas LCU (Landing Craft Utility). Dikutip dari siaran pers Kementerian Pertahanan, PT DRU pada akhir 2018 akan menyerahkan satu unit LCU 1500 sebagai pesanan TNI AD. (more…)
Dari Lampung, LST KRI Teluk Lada 521 Resmi Diluncurkan
Setelah meluncurkan KRI Teluk Bintuni 520 pada September 2014, hari ini (28/6/2018) PT Daya Radar Utama (DRU) meluncurkan LST (Landing Ship Tank) Teluk Bintuni Class kedua yang merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI untuk TNI AL. Dengan dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu, kelas LST terbesar ini namanya dikukuhkan sebagai KRI Teluk Lada 521 di fasilitas galangan PT DRU di Srengsem Panjang, Lampung. (more…)
Radwar N-22: Mobile Surveillance Radar dengan Perlindungan Lapis Baja
Sosoknya terbilang masif dengan antena menjulang, sontak wahana mobile radar dengan cat hijau ini menjadi maskot utama dalam perhelatan pameran militer terbesar dua tahunan di Indonesia. Yang dimaksud tak lain adalah Radwar N-22, jenis mobile surveillance radar yang dibawa langsung dari Polandia untuk ditawarkan kepada TNI. Meski akhirnya tak diakuisisi oleh Indonesia, namun tak pelak keberadaan N-22 menjadi identitas yang tak terlupakan dalam Indo Defence 2004 di JIE Kemayoran, Jakarta. (more…)
Sapta Pangrungu: Identifikasi Posisi Artileri Lawan lewat Teknologi Rambatan Suara
Kecepatan untuk mengetahui posisi asal tembakan lawan menjadi poin penting dalam gelar tempur Artileri Medan (Armed). Pasalnya dengan diketahuinya posisi asal tembakan, maka akan memudahkan untuk dilakukannya tembakan artileri balasan. (more…)
Mungkinkah Indonesia Pernah Mengoperasikan MLRS Nebelwerfer 41?
Punya sejarah adopsi persenjataan yang panjang, baik dari kubu AS/Eropa Barat dan Uni Soviet, menjadikan jejak arsenal alutsista TNI sangat beragam. Seperti di segmen MLRS (Multiple Launch Rocket System), di jaman Orde Lama tercatat ada BM-14/17 buatan Uni Soviet yang dioperasikan Artileri Korps Marinir dan M-51 130 mm buatan Cekoslovakia yang dioperasikan Armed Kostrad TNI AD. Keduanya masuk ke kelompok self propelled alias MLRS Swa Gerak yang dipasang pada platform truk. (more…)
Ironman Ammunition Backpaker: Ransel Idaman Untuk Senapan Mesin Regu
Selain dilengkapi bipod, salah satu keunggulan senapan mesin regu (SMR) adalah kemampuannya untuk melepaskan proyektil dalam jumlah lebih besar dibandingkan senapan serbu. Maklum saja, ditangan SMR-lah, tembakan bantuan dan perlindungan bagi unit infanteri penyerbu menjadi tumpuan. Namun, dalam banyak situasi pertempuran, bekal munisi yang dibawa oleh penembak SMR kerap tidak memadai, terlebih pada magasin atau stok munisi yang dibawa oleh sang prajurit. (more…)
BM-21 MT 4×4: Versi “Mini” MLRS RM70 Vampire Korps Marinir
Alutsista jenis MLRS (Multiple Launch Rocket System) dengan basis roket kaliber 122 mm sudah tak asing lagi dalam arsenal persenjataan TNI. Di segmen ini, Batalyon Roket Resimen Artileri Korps Marinir adalah pengguna utama. Tak hanya satu jenis, Korps Marinir bahkan mempunyai self propelled MLRS 122 mm dari jenis RM70 Grad, RM70 Vampire dan Norinco Type 90B. RM70 Grad dan Vampire mengusung platform heavy truck Tatra 8×8, sementara Norinco Type 90B terpasang pada truk North-Benz 2629 6×6. (more…)
Nexter Perkenalkan “Katana,” Munisi Howitzer 155mm dengan Sistem Pemandu
Bicara tentang Howitzer, maka nama Nexter dari Perancis tak bisa dikesampingkan, maklum manufaktur meriam papan atas ini menjadi pemasok utama sistem Howitzer Tarik (Towed Howitzer) dan Howitzer Swa Gerak (Self Propelled Howitzer) di arsenal Artileri Medan TNI. Terkhusus di kaliber besar (155 mm), produk Nexter yang cukup kondang adalah TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie), yang kini jadi andalan Batalyon Artileri Medan (YonArmed) Kostrad. (more…)