Dalam hal kuantitas, India tertinggal jauh dari armada kapal selam Cina, bicara tentang kapal selam bertenaga nuklir, Angkatan Laut Cina saat ini mengoperasikan enam kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir dan enam kapal selam serang bertenaga nuklir. Sementara India, saat ini mengoperasikan dua kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir, yakni INS Arihant (S2) dan INS Arighaat (S3). (more…)
Sebagai negara pemangku teknologi nomer wahid, maka setiap penciptaan Jepang atas produk alutsista bisa ditebak, yakni akan mengedepankan aspek kualitas di atas standar. Bila sebelumnya Jepang agak ‘sepi’ pada rancangan drone udara, maka belum lama ini pabrikan Mitsubishi Heavy Industries (MHI) telah memperkenalkan dua model drone yang didukung kecerdasan buatan – artificial intelligence (AI) di International Aerospace Exhibition 2024 di Tokyo. (more…)
Dalam setiap program pengadaan alutsista yang melibatkan vendor atau manufaktur dari luar negeri, sudah menjadi standar bagi Australia untuk mendapatkan manfaat dari alih teknologi untuk mendorong pertumbuhan industri pertahanan di dalam negeri. Terlebih pada program pengadaan kapal selam bertenaga nuklir, baik Virginia class dari Amerika Serikat dan AUKUS class yang dibangun bersama Inggris, maka Australia akan mempersiapkan skala besar-besaran untuk pelibatan industri galangan nasionalnya. (more…)
26 Mei 2022, menjadi momen yang tidak terlupakan bagi awak pesawat intai maritim P-8A Poseidon Angkatan Udara Australia (RAAF) yang tengah terbang patroli di ruang udara internasional – kawasan Laut Cina Selatan. Dalam momen tersebut, Poseidon didekati oleh jet tempur Cina dari jenis Shenyang J-16. Bukan sebatas didekati, Poseidon Australia itu dengan sengaja melakukan manuver berbahaya di udara. (more…)
Melihat dinamika atas ancaman global, Inggris pasca invasi Rusia ke Ukraina berusaha untuk lepas dari ketergantungan atas payung kekuatan Amerika Serikat, terkhusus dalam kemampuan serangan balik dengan memanfaatkan rudal jelajah, ada kabar dari London bahwa Negeri Britania bakal mempercepat pengembangan rudal jelajah hipersonik dengan rencana anggaran senilai satu miliar poundsterling. (more…)
Menunggu kehadiran kapal selam bertenaga nuklir (AUKUS class) hingga tahun 2040 dirasa terlalu lama bagi Australia, sementara negara benua di selatan Indonesia itu terus dihantui akan potensi berperang dengan Cina. Berangkat dari kekuatan pemukul jarak jauh yang masih lama tibanya, muncul opsi bagi Australia untuk mengakuisisi pembom stealth B-21 Raider. Selain karena telah mendapat ‘restu’ politik dari Washington, akuisisi B-21 Raider juga tidak butuh waktu terlalu lama. (more…)
Kerap terbang di wilayah perbatasan negara lawan atau berada di hotspot suatu zona sengketa, telah melekat pada eksistensi pesawat intai maritim Boeing P-8A Poseidon. Tidak hanya dilakoni oleh Amerika Serikat, Poseidon milik Angkatan Udara Australia (RAAF) juiga rajin meronda di hotspot seperti Laut Cina Selatan. Mengingat dinamika konflik, maka P-8A Poseidon yang umumnya beroperasi tanpa kawalan menjadi rawan ditembak jatuh. (more…)
Tak puas dengan kemampuan meluncurkan rudal anti kapal UGM-84 Harpoon, Australia yang merasakan adanya ancaman besar dari utara berusaha melakukan upgrade pada ‘sisa masa pengabdian’ kapal selam diesel listrik Collins class. Lantaran menanti kapal selam nuklir Virginia class masih lama (tahun 2030) dan AUKUS class (tahun 2040), maka sejak tahun 2022 dicanangkan untuk menambahkan kemampuan serangan jarak jauh pada Collins class, bersaaan dengan jadwal upgrade pada keenam kapal selam tersebut. (more…)
Dengan anggaran pertahanan yang memadai, Australia sudah barang tentu sanggup untuk merawat alutsista modernya dengan baik. Namun, belum lama ini ada kabar yang mengejutkan, yakni armada kapal selam Collins class milik Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy) disebut telah mengalami korosi, bukan sembarang korosi, pasalnya akibat korosi menyebabkan setengah dari armada Collins class tidak dapat berlayar pada tahun ini. (more…)
Amerika Serikat kembali memperlihatkan sikap ‘parno’-nya kepada Cina. Setelah mem-blacklist Huawei dan DJI Technology terkait isu mata-mata, ada kabar baru seputar kepemilkan tanah di dekat instalasi militer. Persisnya, Gedung Putih telah memberi waktu 120 hari bagi perusahaan yang terkait dengan Cina dan mitranya untuk melakukan divestasi dengan menjual properti yang mereka beli di dekat Pangkalan Angkatan Udara AS (Warren Air Base) di Wyoming. (more…)