Jagad pemerhati alutsista di Tanah Air tentu mengenal sosok tank amfibi AMX-10P Marines yang sejak awal dekade 80-an memperkuat Kavaleri Korps Marinir. Dibangun dari desain APC (Armoured Personnel Carrier) tentu sudah terbayang rancang bangunnya yang tak jauh beda dengan M113 lansiran Amerika Serikat, yang kini digunakan Yonif Mekanis TNI AD. Nah, ternyata di awal pengembangannya di Perancis, AMX-10P pernah dibuat dalam desain yang unik dan terkesan nyeleneh. (more…)
Meski tank punya kemampuan melintasi beragam medan berat yang pastinya ‘kotor,’ tapi ada satu bagian yang harus dipastikan kebersihannya, dan ini langsung berkaitan pada fungsi utama dari tank itu sendiri. Yang dimaksud adalah kebersihan pada lubang laras. Tentu kelancaran pada proses penembakan meriam dapat tercipta bila komponen pada laras bersih dan terawat baik. (more…)
Berita peresmian kapal patrol Ditpolairud KP Yudistira 8003 membawa keingintahuan tersendiri bagi warganet pecinta alutsista. Selain sosok kapal yang disebut tercanggih dan terbesar yang dimiliki Polri saat ini, adanya sosok senjata yang terlihat ‘unik’ pada bagian haluan kapal, menjadi pertanyaan tersendiri, pasalnya desain casing pada receiver dan laras senjata tersebut belum pernah terlihat pada jenis kapal patroli di Tanah Air. (more…)
Kecepatan untuk mengetahui posisi asal tembakan lawan menjadi poin penting dalam gelar tempur Artileri Medan (Armed). Pasalnya dengan diketahuinya posisi asal tembakan, maka akan memudahkan untuk dilakukannya tembakan artileri balasan. (more…)
Setelah dikapalkan dari Belgia, sebanyak 18 unit Self Tracked Propelled Howitzer alias Artileri Swagerak jenis M109A4 155 mm untuk Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD telah tiba hari Selasa (25/7) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Meski berstatus bekas pakai AD Belgia, hadirnya alutsista ‘kelas berat’ ini jelas membawa arti penting bagi modernisasi persenjataan di lini Armed TNI AD, khususnya pada Self Tracked Propelled Howitzer yang selama puluhan tahun mengandalkan AMX-13 MK61 kaliber 105 mm. (more…)
Setelah senapan mesin berat CIS 50MG, senapan mesin regu Ultimax 100, hingga self propelled Howitzer FH-2000, masih ada beberapa alutsista TNI yang berasal dari Singapura, seperti di segmen senapan serbu (assault rifle), Korps Paskhas TNI AU sejak dekade silam menggunakan secara terbatas senapan bullpup SAR21. Penggunaan senapan bullpup berkualitas tinggi dari luar negeri tak hanya jadi domain Paskhas, Kopassus TNI AD turut memakai senapan bullpup asal Perancis, FAMAS. (more…)
Mungkin dengan alasan meningkatkan kadar ke-pedean, unit elit dari suatu kesatuan mempunyai koleksi rampur dan rantis yang berbeda dari kesatuan TNI lainnya. Sebagai controh yang unik adalah keberadaan ranpur APC (armored personnel carrier) WMZ-551 buatan Norinco (North Industries Corp) dari Cina yang digunakan unit Taipur (Intai Tempur)/Tontaipur (Peleton Intai Tempur) Kostrad TNI AD. (more…)
TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie) 6×6 telah didapuk sebagai ikon SPH (Self Propelled Howitzer) Yon Armed (Artileri Medan) TNI AD. Masuk dalam pengadaan alutsista MEF (minium essential force) I, TNI AD mendapat perkuatan 37 unit CAESAR untuk ditempatkan kedalam dua batalyon Armed dan satu unit untuk Pusdik Armed. Nah, tanpa merubah platform meriam kaliber 155/52 mm, pada ajang DSEI (Defence and Security Equipment International) Exhibition di London 15 – 18 September 2015, pihak Nexter Systems selaku manufaktur memperkenalkan CAESAR baru dengan platform kendaraan truk 8×8. (more…)
Bila dirunut dari sejarah, Indonesia punya pengalaman panjang dalam mengadopsi MLRS (Multiple Launch Rocket System), tentu jika dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara, jelas Indonesia paling senior dalam menggelar MLRS. Dipacu kebutuhan untuk persiapan operasi Trikora di tahun 60-an, Indonesia sudah mengenal self propelled MLRS, alias MLRS gerak sendiri dengan platform truk, seperti BM-14/17 milik Korps Marinir TNI AL dan M-51 130 mm kepunyaan Yon Armed TNI AD. (more…)