P-8 Poseidon dan KC-30A AU Australia Lakukan Air Refueling untuk Pertama Kali
|Bila di artikel sebelumnya diwartakan Indonesia menolak tawaran Amerika Serikat untuk dijadikan basis pesawat intai maritim P-8 Poseidon, kini masih terkait P-8 Poseidon, diberitakan bahwa untuk pertama kalinya AU Australia (RAAF) berhasil melakukan proses air refueling antara Poseidon dengan pesawat tanker KC-30A (aka – Airbus A330 MRTT), yang menjadikan jangkauan dan endurance pesawat intai maritim tercanggih itu kini semakin meningkat.
Baca juga: Indonesia Tolak Tawaran AS Menjadi Basis Pesawat Intai P-8 Poseidon
Dikutip dari situs Departemen Pertahanan Australia – news.defence.gov.au (20/10/2020), disebutkan tujuh kali air refueling telah dilangsungkan sejak 22 September hingga 1 Oktober 2020. KC-30A bertolak dari Lanud Amberley, sementara P-8 Poseidon berasal dari Skadron 92 Lanud Edinburgh.
Metode air refueling menggunakan advanced refuelling boom system mounted dengan panjang 11 meter. Lokasi air refueling disebutkan dilakukan di wilayah udara di lepas pantai Queensland.
“Pelaksanaan air refueling membutuhkan perencanaan dan pelatihan ekstensif baik di lingkungan simulator dan udara. Dan perencanaan yang ekstensif adalah kunci keberhasilan misi,” ujar Chris Godfrey, Squadron Leader dari P-8A Poseidon.
Selama misi air refueling, awak kedua pesawat harus memastikan koneksi antar pesawat tepat untuk memungkinkan transfer bahan bakar. Di darat, komunikasi antara awak dari dua skadron juga merupakan kunci keberhasilan penerbangan. “Pada dasarnya, ini adalah upaya tim baik di udara maupun di darat,” kata Godfrey.
AU Australia menerima unit perdana P-8 Poseidon pada 14 November 2016, dan unit terakhir (pesawat ke-12) diterima pada 13 Desember 2019. Meski Poseidon Australia baru pertama melakukan air refueling, sebaliknya KC-30A Australia sudah lebih dulu melakukan air refueling pada P-8 Posedion milik AL AS.
Baca juga: TNI AU Dalami Kemampuan MRTT, Australia Siap Datangkan KC-30A Ke Indonesia
Bila tidak ada pandemi Covid-19, sejatinya KC-30A Australia telah direncanakan untuk berkunjung ke Indonesia. Situs ikahan.com menyebut bahwa RAAF akan membawa KC-30A ke Indonesia, agar para penerbang senior dan penerbang tempur TNI AU dapat meninjau secara detail kemampuan yang dimiliki oleh pesawat tanker multirole yang juga tengah diincar oleh TNI AU ini. (Bayu Pamungkas)
Kapan ya Punya 2 “Mainanan” Strooonggg bingit kayak Gituan ? Apa Perlu saya keluarkan Uang 11ribu Triliun dari kantong saya ?
berita super hornet jatuh beberapa hr yg lalu ga di masukkan min😂😂😂
Ternyata kalo kita beli Poseidon juga nanggung juga ya. Coz gak ada tanker dg tehnik boom kecuali udah ada converter nya juga.
Kenapa tanggung….kalo hanya utk patroli diwilayah udara sendiri sampai batas zee, gak perlu air refueling 🤷
Kalo buat keliling sekitar LCS Ama barat Pasifik masih kurang,
Agato,
Lha Poseidonnya belinya khan nggak cuma satu toh?
Jangkauan patrolinya yg gak cukup.
KC-30A boleh melintas wilayah udara IDN tapi tidak berlaku dgn P-8.
Kata siapa nggak boleh melintas wilayah udara RI ?
P8 boleh terbang bebas melalui ALKI.
Salah pendapat anda bung @tukang ngitung……pesawat asing yg mau melintas ruang udara RI harus minta ijin terlebih dahulu, walopun diatas ALKI ☝️
Sedangkan kapal induk atau kapal yg membawa helikopter saja tidak boleh mengudarakan pesawat/helinya tanpa ijin ✌️
Lho kalo udah dapat ijin berarti bebas lewat ALKI khan ?
Tetep aja gak boleh bebas…..dia hanya boleh melintas di jalur yg sudah ditetapkan dan gak boleh bermanuver @tukang ngeles, PhD
sangat riskan kalo dibiarkan melintas terus diam” mulai ‘mengendus’.kecuali ada perwakilan perwira tni di P-8 utk memastikan keamanan sampai masuk wil. singapur
Nanggung perwakilan lha maunya jadi operator
Alki cuma khusus kapal permukaan bung TN bahkan kasel harusnya minta izin.
Lho jalur yang ditetapkan itu khan ALKI, jadi tetap bebas lewat toh?
Gonta-ganti nickname itu juga salah satu bentuk ngeles lho. Betul khan mas Smili?
Coba ditunjukkan bagian mana ngelesnya……..@master ngeles, phd
@Emperor perwira adalah opsi yg paling feasible.tinggal kontak atase pertahanan di masing” negara tetangga.masa iya mission/observer station musti di tempel stiker segel.kecuali ada opsi lain yg bisa mastiin radar+image sensor tuh pesawat dlm mode off selama melintas
@Horn Yakin bisa ditekan? feasible bagi kita ga feasible buat mereka terus terang klo sya boleh nebak bagi pemangku kebijakan As pasti ada yg berpendapat ALKI efektif karena superioritas AL AS dlm misi mereka utk menjaga jalur perdagangan laut internasional dari ancaman aktor negara atau non aktor negara dan Indonesia belum bisa menjamin keamanan Alki dan jika Rrt mengumandangkan unrestricted warfare, Keselamatan kapal2 mereka yg melintas adalh prioritas utama daripada prosesi prosedural yg memperlambat, menghambat dan memperkecil rasio keselamatan kapal2 mereka. Ingat bagaimana ruang udara Swiss yg netral dilecehkan Jerman dan sekutu waktu pd2. Dan kita belum masukin Jepang dan India yg tentu punya interest.
Kita perlu ICBM,bisa menjangkau kemana saja tanpa isi ulang bahan bakar
Kalo mau yg bisa menjangkau kemana saja, panggil doraemon aja dek. Dia punya alat yg namanya ” Pintu Kemana saja ” jg gak perlu isi ulang bahan bakar dek
Jd gak perlu ICBM dek.
Yah ikutan kembangin konsepnya dong
Tak saranin kargonya bukan cuma hulu ledak nuklir atau konvensional nmun jga kargo logistik buat ngirim persediaan ke tentara2 baik yg khusus maupun pion2 yg bertugas diperbatasan atau pulau2 terluar lalu masuk ke bisnis sipil. Jadikan ojol antar benua.