Orderan Jumbo, Uni Emirat Arab Berencana Beli 120 Unit Drone Tempur Bayraktar TB2
|Soal ketajiran, Negeri di Timur Tengah ini tak usah diragukan lagi, salah satunya bisa diperlihatkan dari belanja alutsistanya yang membuat iri banyak negara. Sebut saja, Uni Emirat Arab (UEA) telah memesan 80 unit Dassault Rafale F4, varian tertinggi dari keluarga jet tempur Rafale, senilai 14 miliar euro (US$19 miliar). Dan masih dalam konteks orderan alutsista dalam jumlah jumbo, UEA diwartakan berencana untuk membeli 120 unit drone tempur (UCAV) buatan Turki, Bayraktar TB2.
Baca juga: Buat Kejutan, Djibouti Pamerkan Drone Tempur Bayraktar TB2 dalam Parade Militer
Dikutip dari eurasiantimes.com (10/9/2022), pesanan Turki bakal menjadi order ekspor Bayraktar TB2 terbesar, dimana sebagian komponen TB2 nantinya akan diproduksi di UEA. Laporan dari Middle East Eye mengatakan diskusi pengadaan Bayraktar TB2 telah berlangsung sejak Maret dengan agen pengadaan senjata Emirat Tawazun.
Masih dari sumber yang sama dikatakan, Bayraktar TB2 akan datang di UEA dengan paket amunisi, pusat komando dan kendali, dan pelatihan. Diperkirakan nilai kesepakatan transaksi mencapai US$2 miliar. Jika kontrak berjalan lancar, beberapa komponen TB2 rencananya akan diproduksi di pabrik Baykar di UEA. Menurut perkiraan, setiap Bayraktar TB2 berharga US$5 juta, dan setiap pesawat membutuhkan 100 amunisi MAM-L smart micro seharga US$15 juta. Ada juga biaya tambahan untuk pusat pelatihan dan komando dan kontrol, yang besarnya berfluktuasi tergantung pada jumlah drone yang dikendalikan oleh masing-masing pusat kendali. Umumnya, Satu pusat kendali dapat mengontrol hingga enam drone.
Sejauh ini, Baykar Makina (Technology) telah memproduksi lebih dari 400 unit Bayrakyar TB2. Dan kini Baykar sedang berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya, yang salah satunya ingin dicapai sebagian dengan pebukaan pabrik di Ukraina. CEO Baykar sebelumnya mengatakan bahwa perusahaannya saat ini mampu memproduksi hampir 200 TB2 Bayraktar setiap tahun. Perusahaan Turki bermaksud untuk meningkatkan jumlah produksi menjadi 500 unit TB setiap tahun.
Dengan rencana order besar-besaran Bayraktar TB2, maka menjadi pertanyaan, apakah UEA akan memensiunkan armada drone tempurnya yang sebagian besar dipasok oleh Cina. UEA dikenal merupakan operator drone tempur Wing Loong II produksi Chengdu Aircraft Industry Group. Menurut statistik SIPRI, UEA telah membeli 500 rudal Blue Arrow-7 untuk mempersenjatai drone Wing Loong II. Debut Wing Loong banyak disebut kurang maksimal, termasuk beberapa yang dioperasikan UEA ditembak jatuh di wilayah Libya.
Baca juga: Pertama Kali, Drone MALE “Wing Loong II” Ditembak Jatuh Senjata Laser!
“UAE sekarang sedang bernegosiasi untuk membeli Bayraktar TB2, meskipun mereka memiliki riwayat membeli Wing Loong buatan Cina,” ujar Gerjon, seorang ahli OSINT. Ia juga menyebutkan bahwa Ethiopia sudah mengoperasikan baik Wing Loong maupun Bayraktar TB2. Karena kinerja drone Cina yang lebih rendah, maka beberapa negara-negara yang sebelumnya membeli drone Cina beralih ke drone bersenjata buatan Turki. (Gilang Perdana)
Ups,
ada yang pakai baju ijo yang keceplosan pengadaan bayraktar di salah satu seminar.
Kalo bener bayraktar sih ya syukur sebab bayraktar ini lebih murah daripada mq-9 ataupun mq-1c yang tertulis di lembar kertas di atas meja pada sebuah rapat dengan Amrik.
Selain untuk combat aviation brigade punya Army kayaknya polkis juga butuh bayraktar buat kejar teroris.
@topi purun
ya kalau itu sudah pasti ada, turki alih teknologinya sangat efisien, dana militernya memadai + penggunaan dananya juga efisien, kalau pemanfaatan TOTnya maksimal kayak turki mau itu ngambil teknologi negara manapun juga hasilnya tetep bagus, negara-negara yang ngga suka hal itu jelas ada
Disini malah tetep belid drone china, aneh
drone cina versi ekspor downgradenya jauh jadi ya jelas kerasa kurangnya, karena produk lainnya juga di downgrade maka ya termasuk ucav
perkembangan teknologi militer turki berkembang luar biasa, dan saya yakin ada yg tidak senang dengan hal itu