Update Drone KamikazeKlik di Atas

Northrop RF-5E Tigereye – Andalan Intai Udara Malaysia dan Singapura Era 80/90-an

RF-5S AU Singapura

Aksi saling intai dari udara di masa damai bukan lagi hal yang tabu, asalkan dilakukan dengan santuy dan halus, rasanya tidak akan menimbulkan gejolak antar negara bertetangga. Sebut saja di pada dekade 80/90-an, dimana teknologi analog dalam penerbangan masih dominan, baik Singapura dan Malaysia kala itu sudah menggunakan jet tempur spesialis intai pemotretan udara RF-5E Tigerye. Sementara Indonesia, lebih memilih menggunakan pod Vicon 70 yang dipasang pada A-4E Skyhawk dan Hawk series.

Baca juga: Camera Pod Vicon 70 – Ujung Tombak Operasi Pemotretan Udara Jet Tempur TNI AU

Tentang pod Vicon 70 yang digunakan TNI AU pernah kami ulas di artikel terdahulu, sementara RF-5E Tigereye yang punya alat intai pemotretan ‘organik’ disebut punya kemampuan yang jauh lebih mumpuni. Pengguna RF-5E pun tak sebatas Malaysia dan Singapura, melaikan juga dipakai oleh Arab Saudi, Taiwan dan Korea Selatan. Diciptakan sebagai bagian dari pengembangan F-5E Tiger, RF-5E Tigereye dirancang Northrop dengan fitur-fitur yang canggih pada masanya.

Lantaran tergolong alutsista strategis, unsur kerahasiaan perangkat menjadi kunci dalam operasional jet ini, dan karena mengusung konsep modular, pun bekal sensor dan kamera yang ditanam di hidung RF-5 Tigereye tidak sama untuk tiap negara. Sebut saja, Northrop awalnya menyiapkan empat kamera KS-121A atau satu buah kamera KS-87B di moncong RF-5E. Namun, seperti RF-5E kepunyaan AU Malaysia ternyata perangkat intai yang dibawanya berbeda.

Konfigurasi ruang kamera di RF-5E Tigereye.

Dikutip dari malaysiamilitarypower.blogspot.com, dua unit RF-5E Tigereye Malaysia disebut dibekali dengan pilihan tiga palet. Palet 1 dipasangkan kamera KA-95B medium altitude panoramic, kamera KA-56E low-altitude panoramic dan RS-710E IR Linescan. Kemudian palet 2 menggabungkan KA-56E camera dengan kamera KA-93B6 panoramic. Lalu ada palet 3 dengan kamera KS-174A untuk mendukung misi LOROP (Long Range Oblique Photo).

AU Malaysia menerima dua unit RF-5E Tigereye pada tahun 1983. Sementara agak beda dengan Singapura, RF-5S Singapura berasal dari konversi delapan unit F-5E Tiger II yang dilengkapi air refueling probe. Pada dekade 90-an, ada upaya dari Malaysia untuk meng-upgrade RF-5E Tigereye, yaitu dari teknologi kamera analog ke teknologi kamera digital, plus asupan fitur citra infrared yang kala itu masih jadi barang mahal.

KS-87D1 frame camera
External Mobil Laboratory yang mendukung operasi RF-5E Tigereye.
RF-5E Tigereye milik AU Malaysia.

Seiring purna tugasnya F-5E Tiger dari arsenal AU Malaysia dan Singapura, maka redup pula aktvitasnya pesawat intai dedicated di Asia Tenggara ini.

Baca juga: F-5E/F Tiger II TNI AU – Punya Avionik Setara F-16 C/D Fighting Falcon

Northrop awalnya memprediksi penjualan RF-5E Tigereye bakal mencapai 100 unit, namun faktanya prediksi itu jauh meleset. Kurang lakunya jet intai ini dipasaran dikarenakan faktor biaya, dimana biaya operasional RF-5E adalah 50 persen lebih besar dibanding F-5E Tiger (varian standar). (Bayu Pamungkas)

7 Comments