Northrop Grumman AN/APG-83, Radar AESA di F-16 Viper Block 72 TNI AU
|Seperti telah disebutkan pada artikel sebelumnya, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam kunjungannya di Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, telah menyebutkan bahwa TNI AU akan mendatangkan dua skadron F-16 Viper Block 72 dari Lockheed Martin. Atas berita tersebut, netizen lantas bertanya, apakah nantinya Indonesia juga akan membeli paket persenjataan yang lengkap untuk armada Viper?
Baca juga: KSAU – TNI AU Akan Datangkan Dua Skadron Tempur F-16 Viper Block 72
Sudah barang tentu terlalu dini untuk bisa menjawabnya, mengingat kontrak pembelian pesawatnya pun belum ada sampai saat ini. Namun, lepas dari item paket persenjataan yang nantinya turut disertakan, yang jelas ‘pasti melekat’ dalam program akusisi (telah menjadi standar) F-16 Viper adalah penggunaan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) AN/APG-83 besutan Northrop Grumman.
Pihak Lokheed Martin menyebut, penggunaan radar AESA pada F-16 menjadikan penempur generasi keempat ini punya kapabilitas yang menyemai pada jet tempur generasi kelima, seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II. Masing-masing jet tempur stealth tersebut menggunakan AN/APG-77 (F-22) dan AN/APG-81 (F-35). Adopsi jenis radar AESA menjadikan kemampuan tempur aspek udara ke udara pada F-16 Viper bakal lebih baik dari Sukhoi Su-35 yang masih menggunakan radar PESA.
Radar AESA memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem mekanik konvensional. Radar beam bisa diarahkan lebih cepat dan fleksibel (agile beam steering) secara elektronik. Hasilnya radar ini bisa mendeteksi dan tracking lebih banyak target. Selain itu radar AESA ini juga memiliki kemampuan LPI (Low Probability of Intercept). LPI berarti emisi radar lebih sulit dideteksi lawan. Typhoon bisa menggunakan radar aktif untuk mendeteksi lawan dengan kemungkinan kecil lawan bisa tahu bila sedang di deteksi.
Northrop Grumman menyebut AN/APG-83 dirancang untuk disesuaikan khusus pada radome F-16 yang punya diameter 660 mm, sehingga radar ini tidak bisa disematkan pada jenis pesawat tempur lain, semisal F/A-18E/F Super Hornet yang punya diameter kubah radar 700 mm. Tidak hanya soal kesesuaian pada sturktur pesawat, pun sistem radar AN/APG-83 sedari awal untuk terintegrasi dengan power and cooling systems pada F-16, karenanya AN/APG-83 dapat pula dipasang pada varian lawas F-16 yang masuk dalam program upgrade ke Viper.
Dalam bahas promosi, Northrop Grumman menyebut AN/APG-83 dengan label SABR (Scalable Agile Beam Radar), yaitu radar yang memikiki bandwidth, kecepatan, kelincahan yang lebih besar dan menawarkan pilot kemampuan tempur radar generasi kelima.
Baca juga: 7 Poin Peningkatan Kemampuan Pada Radar AN/APG-68 Jet Tempur F-16 C/D Block 52ID
Dalam spesifikasinya, radar AN/APG-83 menawarkan kesadaran situasional yang lebih besar pada pilot, fleksibilitas, dan penargetan sasaran dalam berbagai kondisi cuaca. Bicara soal kemampuan deteksi, jarak jangkau deteksi AN/APG-83 mencapai 120 km, sementara identifikasi dapat dilakukan di jarak 84 km. Dalam waktu simultan, radar ini dapat melacak lebih dari 20 sasaran, termasuk meladeni peperangan dalam moda beyond visual range dan maritime mode. (Gilang perdana)
Sy melihat peran radar, sangat dominan untuk menjadi yg pertama melumpuhkan. Semakin jauh daya tangkapan radar, semakin cepat mengambil tindakan, menembak atau menjauh. Namun dlm kasus, pesawat India, apakah India tidak mengoneksikan nya dg satelit MILITERNYA?
Apapun pilihannya harus menguntungkan kita……..F-16 A/B pada waktu beli dulu tahun 1990 dapat offset 40%…….F-16A/B dulu juga maintenace ringan dan menengah dikerjakan sendiri di depohar..padahal hanya beli 12 biji
Sekarang gantian Sukhoi…apakah bisa seperti itu…offset 40% dan maintenance penuh dikerjakan di indonesia…tidak perlu lagi dibawa ke rusia atau belarusia…yang jelas makan biaya dan SDM kita hanya jadi pemakai saja
Offset untuk Indonesia pada pembelian F16 A/B itu 35%, bukan 40%.
Jangan berlebihanlah.
pada majalah tempo edisi 1991 dijelaskan offsetnya 40% ditambah 1,75% dalam bentuk lain……….jadi aslinya 41,75%…saya bulatkan saja 40%…..yang penting maksudnya adalah AS mau memberi offset…jauh sebelum Undang Undang lahir…
taon segitu dia belum lahir pak
generasi millenial XYZ
generasi netizen dan browsing
lalu bunga 1,9% per taon apa sudah dihitung ?
just kidding
Yg namanya alat buatan manusia tdk ad yg sempurna, pasti ad kekurangannya tp yg memproduksi alat pasti akn membrikan keterangn yg bagus² tp tdk pernh bahas kelemahannya, tp nanti stlh praktek berulang kali baru kliatan aslinya, ada sisi kelemahannya, biasa bakul klo jualan ga pernh ngomong ttg brg dagangannya yg jelek sll yg apik², produk rusia pun jg ad kelemahannya jgn d kira hebat top markotop, tuh liat india yg pny bnyk pesawat sukhoi 30mk kmdian malaysia jg su-30 mkm, banyak yg nganggur d hanggarnya krn spare partnya aj kdg ga d buat ma pabriknya kcuali klo ad pesenan baru d buatkn, la kan susah, mau terbang nunggu dlu spare partnya dtg klo ga dtg pilotnya jd pngangguran mkn gaji doank, latian cm pk simulator, n kelemhn dr sukhoi tu mahal biaya oprasionalnya per jam tuk skali terbg bs 400 jt rupiah, klo anggaran kurg dr mn mau terbg smua sukhoinya, paling yg terbg 2-3 pesawat sdg sisanya pesawatnnya pd tiduran d hanggar, klo aq lbh baik gripen slain radar sdh aesa, biaya oprasionalnya lbh murah dr sukhoi maupn f-16, lgian bs mendarat darurat d jln raya, klo take off pun hny butuh landasan pendek ga perlu panjg²
Numpang ketawa om…Wahahahha
Ujung2nya gripendor…ke warung gelap sebelah om banyak massa nya…xixixi
penumpang gelap itu bung. Semangatnya msh membara walau sdh tau F-16 awal tahun depan sign kontrak dan lelang sdh selesai, tp tetap saja berharap yg dibeli si kaleng krupuk gripen….hehehe
Masih panjang jalan yang harus dilalui Indonesia agar setara atau bisa mengimbangi angkatan udara Singapura dan Australia, dr kuantitas dan kualitas pesawat tempur masih kalah jauh aplg jika diperhitungkan pesawat AEW&C, jomplang banget, f16 yg semula direncanakan 48 unit dipotong jadi 32 unit, ifx yang semula sekitar 50 pesawat dipotong menjadi sekitar 16 pesawat, yaa walaupun begitu semoga cepet terealisasi.
Lebih baik daripada Su-35 yang masih PESA
tak usah ditepuk, Su-35 malah diketawain sama F-15SG
Dijammer saja udah lumpuh tuh PESA
ingat “Monkey Model” made in Rusia
Secara kemampuan radar, memang Viper sdh menggunakan AESA dan SU-35 mengadopsi radar PESA, namun admin lupa bahwa Viper ini bukan pesawat siluman. Dan radar SU-35 yg kuat bisa menjejak keberadaan pespur spt Viper pd jarak optimalnya yaitu 350 Km. Artinya keberadaan viper sdh terdeteksi duluan sebelum pilotnya menyadari keberadaan SU-35.
Dan bung admin jg paham bahwa radar SU-35 sdh berjenis ESA yg jg Relatif lebih tahan terhadap pengacakan, karena pola pemancaran antennanya bisa diatur. Namun hanya terdiri dr satu modul pemancar saja, berbeda dng AESA yg banyak modul.
Dan SU-35 jg dilengkapi dng RHAWS yg bisa mengendus emisi kanal data spt data link 16 dan Y-link.
Jd jika berhadaspan antara SU-35 dan Viper, sdh pasti keberadaan viper akan terdeteksi dulu. Jika bisa melihat musuh duluan berarti bisa mengeksekusi duluan. Itulah mengapa persenjataan Rusia sangat Strooongg Binggiiiit
Hohoho
Tanpa keberadaan BVRAAM mumpuni punya radar hebat terasa mubazir
Su35 S milik Russia Air Force support RVV SD yang diklaim memiliki kemampuan command guidance system superior ala S400 karena keberadaan interface SDE 591 & tactical datalink TSK11-37. Tapi versi ekspor Su35 keduanya dicopot artinya mau tak mau cuma support R77 yang terbukti kacrut di palagan udara Kashmir karena seeker ngadat
Hehehehe
Informasi yg keliru dan menyesatkan yg mengatakan seeker R-77 ngadat. Yg benar kemampuan jangkauan radar sukhoi MKi tidak dimaksimalkan dng pemilihan rudalnya. India mengakuisisi rudal R-77 varian standar dng jarak maksimal 90 km. Sementara jarak pespur pakistan lebih dr 90 km.
Demikian jg dng Mig-21 Bison India yg tdk sempat meluncurkan rudal R-73 dan R-77 saat ditembak jatuh oleh pespur pakistan krn blom berada pada jarak tembak maksimum rudal R-77 yg dibawa oleh Mig-21 india. Terbukti saat jatuh rudalnya masih lengkap.
Beda jika yg diakuisisi rudal R-77M1 yg jangkauannya bisa 175 km.
Ngawur berat kamu
Rusia itu terkenal melebih lebihkan, seperti R-77 yang melempem melawan AIM-120C-5 lawas Pakistan, belum berhadapan dengan AIM-120C-7 TNI-AU yang akan datang
Irbis meskipun katanya mampu 400km, tapi prakteknya paling 200km
namun dia masih PESA yang menggunakan “Single Beam”, sangat mudah di jammer dan sangat panas karena dia single power, tidak tahan lama, mudah rusak, rusak satu mampuslah semuanya
berbeda dengan AESA yang multple Rx dan Tx, tak usah dijelaskan, semua orang sudah tahu keunggulannya.
Mana link yg mengatakan PESA kenyataannya hanya 200 Km.?
Mana link yg mengatakan sangat mudah di jammer dan sangat panas karena dia single power, tidak tahan lama, mudah rusak.?
Kalo gak ada link itu namanya hoax dek. Belajar lg ya dek tabak sama mbah gugel. Jng pura2 jd org pinter padahal gak pinter.
Sdh dibilang yg dipake india varian R-77 standar. Yg jangkauannya dibawah 100 km.
Kalo mau jd fans boy yg fanatik itu harus cerdas ya dek, banyak belajar dan baca berita. Jng cuma main game online aja.
Dek tabak gak mampu menjelaskan krn gak ngerti makanya komen gak usah dijelaskan.
Baca referensi radar ESA itu apa ya dek tabak. Kalo sdh paham baru lapor ke saya.
Sama saja link juga hasil dari opini
Bukan hasil riil
Coba kamu buktikan sendiri apakah benar 400km
Paling link,mu hanya nyadur para sales pembohong
yang suka melebih lebihkan
SAMA AIM-120C-5 adalah versi lawas dan standar
Jadi sama saja, jangan SEWOT
Tak mungkin teknologi baru bisa kalah sama teknologi lawas
Ngibulnya jangan keterlaluan
AS, China, Eropa pada berpindah ke AESA
Malah kita masih makai PESA
malu mister
Tuh kah…saya sdh bisa pastikan dwk tabak cuma beropini liar saja tanpa bisa membuktikan dng link.
Begini ya dek tabk
Kemampuan itu hasil dr pengujian lapangan, lalu nilai2 yg diperoleh dimasukkan dlm spesifikasinya, jd gak mungkin suatu teknologi dibuat speknya berdasarkan karangan semata.
Dek tabak ini belum paham dng radar PESA berarti. Makanya banyak baca dek, jng main game online aja. PESA dan AESA itu sama2 baru dek. Yg lama itu radar jenis doppler dek.
Dek tabak ini memang ilmunya masih sangat ciput. Knp mesti malu kalo pake PESA tp kemampuannya bisa sampe 400 km.? Bandingkan dng AESA yg di Viper ini hanya 120 km. Itu artinya PESA SU-35 kemampuannya 3x lipat dr AESA viper. Dan itu artinya SU-35 dpt lebih dulu mendeteksi Viper dan menembakan rudal BVR nya tanpa sempat si Viper mengetahui keberadaan SU-35. Begitu dek analisanya berdasarkan spek yg ditunjukan. Bukan analisa karangan doank spt yg dek tabak buat. Makanya si Viper bakal dikaplok bagai nyamuk oleh SU-35 itu bukan asal komen dek. Krn SU-35 punya Rusia ini terlalu Strooonngg bingiiit utk ditandingkan dng si Viper dek
katanya 350km sekarang naik lagi 400km
plin plan amat
silahkan dibuktikan kalau bisa 350km
eheheh 400km
jangan asal cuap R-77 katanya hebat ternyata loyo
padahal lawannya hanya AIM-120C-5 lawas
Gugling aja dek kalo mau bukti. Biar gak rewel terus. Kalo mau bukti yg jelas, yuk kita ke Rusia aja dek, spy dek tabak nda ngeyel terus.
Mana link yg mengatakan R-77 loyo dek.? R-77 itu rudal utk menghajar pespur dek bukan utk menghadapi rudal Amraam. Gmn cara berpikirnya dek. Kok amatiran gitu.
Bung Admin
Itu ada kesalahan pembahasan, paragraf2 awal membahas radar AN/APG-83, namun pada paragraf terakhir kenapa bahasan berpindah ke radar AN/APG-68.
Mohon penjelasannya min.?
Ada typo, yang dimaksud AN/APG-83 pada paragraf yang disebutkan. Terima kasih atas koreksinya 🙂
AN/APG-83 atau AN/PG-68 om mimim…kog ada 2 type di F16V ?
DITEPUK SEPERTI LALAT SAMA F15-SG
Saya sangat setuju pendapat prof..sangat baik…ga mgkin kita bakal Dikasih yang lebih baik’ dari Singapura….karn kita bukan sekutu USA…pasti kita di bawah sang singa….jadi sia2 kalo berhadapan sama sang singa.
Punya 3 ska Su35 juga bakal jadi bulan bulanan 48 unit F15SG
NCW tool + AWACS, WVRAAM + BVRAAM mumpuni, radar yang lebih powerful belum lagi support dari Aster SAMP/T
Nongol juga ayam…itu asumsi ente om…ente aja sering salah di mari masih aja kaga malu2…hahaha
Made in Barat harus kita punya dan made in Rusia dan China harus punya . Masalah nya si Nato ini, kalau si Amerika bilang embargo, ya kita kena Embargo. Harapan kita pada Pak Bowo, bos menhan, mudahan ada sejenis revolusi senjata canggih untuk TNI, yang akan di program kan, baik itu kerja lapan, PT pindad dll, berupa peluru kendali jarak jauh, senjata laser jarak jauh dan radar dg kemampuan 1000 km.
Harus didukung pembelian viper tapi dicek berkali kali jangan sampai dapat barang ecek ecek dari gurun yang di downgrade!!!
Falcon gurun itu MLU dari Block 25. Downgrade dari mana sumbernya. Bisa kasih penjelasan. Yang benar itu ada rupa ada harga
Pembelian era sby adalah hibah yang di upgrade setara block 52 yang kenyataannya yang diterima block 32+ dan pembayaraan malah setara harga block 52 per unit.
Ngawur
Sebelum pembelian Falcon gurun pemerintah & TNI AU merencanakan membeli 6 F16 block 52 full package sebanyak 6 unit seharga USD 720 juta. Paket kosongan F16 Block 52 seperti milik RSAF harganya sudah USD 70 juta
Sedangkan total MLU untuk 24 unit Falcon gurun TNI AU saja USD 720 juta artinya satu pespur USD 30 juta sedangkan upgrade F16 block 52 RSAF menjadi F16V per satu pespur saja saja USD 45 juta
Sumber mana lagi Falcon gurun memakai basis block 32. Ngimpi ya ente nih
@Razgriz
Ngawur pak, tak ada batasan upgrade
Amerika menawarkan Upgrade ke block 52
Tapi keuangan Indonesia belum mampu
Upgrade hanya sebagian perangkat saja
Makanya dinamakan Amerika F-16 Block 32+
Nama F-16 Block 52ID adalah pemberian kita sendiri saja
Dek tabak jng ngawur komennya, nanti di protes TNI AU. Banyak2 baca referensi. Biar komennya gak bikin malu fans boys barat.
Dek tabak tau gak klo inisial 52i itu, bukan asal2 saja. Tetapi itu krn perangkat yg di upgrade memasng sama dng blok 52. Beda banget donk dng blok32+,
Dek tabak bisa baca2 buat tambahan referensi biar komennya agak pinter sedikit. Jng cuma ngekor komen si Ayam jago yg dijadikan figur panutan bagi para fans boy barat yg amatiran.
Nih linknya 👇
https://tni-au.mil.id/f-16-cd-block-52id-tni-au/
Disitu ada dijelaskan apa saja yg diupgrade dng perangkat yg sama di blok 52. Selamat belajar ya dek tabak
Indomiliter jg sdh pernah membahasnya di link berikut ini
https://www.indomiliter.com/f-16-cd-block-52id-welcome-the-new-indonesian-fighting-falcon/
Jd kalo komen hrs ada dasar link acuannya. Jng cuma terkesan asbun biar diliat agak pinter padahal dek tabak susah menjadi pinter.
Ngimpi disiang bolong
yang kamu berikan itu link dalam negeri
sudah jelas yang memberi nama “52ID” adalah kita sendiri
persis seperti komentar saya diatas
coba kamu liat di link luar negeri ada nggak “52ID”
http://www.f-16.net/
https://en.wikipedia.org/wiki/General_Dynamics_F-16_Fighting_Falcon_operators#Indonesia
“F-16C/D Block 32+ (locally promoted as Block 52ID)”
Jd kalo komen hrs ada dasar link acuannya. Jng cuma terkesan asbun. Jangan mentang mentang Mengagumi Produk Rusia super berlebihan, akhirnya membodohi diri
Dek tabak ini ngasi link tp gak dibaca sampe habis, malah ketahuan klo ilmunya msh ciput.
Didaftar produksi General Dynamic (Locked Martin) tdk ada yg namanya block 32+ dek. Yg ada blok 30/32.
Block 52i itu muncul krn yg diambil f-16 block 25 tp di upgrade semua fitur2nya menggunakan block 52, hanya bedanya di mesin doank dan intakenya. Kalo block 52i (block 25) mesin Pratt & Whitney F100-PW-220 IPE sedangkan block 52 aslinya Pratt & Whitney F100-PW-229 makanya intakenya lebih besar.
Indonesia menamakan block 52i krn jeroannya fitur block 52 aslinya termasuk radarnya. Namun pihak AS lebih suka menamakan block 32+ krn klo pake nama block 52 memang berbeda di bentuk intake dan mesinnya serta blom ada perangkat IFF nya, begitu alasan mereka. Itu riwayatnya dek. Coba dek tabak minta bantu mbah gugel utk cari keberatan pihak AS jika disebut block 52, dalam daftar inventori produksi mereka tidak ada itu block 32+. Dan tidak ada jg block 52i yg ada blok 30/32, blok 50/52 atau 50/52+
Begitu dek ceritanya. Jd kalo mau ngasi link dipanstikan dibaca dulu dek sampe habis biar tau maksudnya.
baca lagi dengan seksama
jangan suka mlintir mlintir
“F-16C/D Block 32+ (locally promoted as Block 52ID)”
Tau ndak artinya
Kalau tidak tau kembali aja kesekolah SD
Nih linknya biar jelas
https://id.wikipedia.org/wiki/General_Dynamics_F-16_Fighting_Falcon
“F-16 C/D terbaru milik TNI-AU, walaupun sering disebut sebagai F-16 Block 52ID, sebenarnya adalah F-16 Block 32+ atau F-16 Block 32 dengan tambahan fitur-fitur teknologi ala Block 52”
Salah dek. Yg bener aslinya block 25 diupgrade jd block 52i versi Indonedia. Bukan block 32+
Jng ngeyel dek. Sdh jelas keterangannya. Susah jg jelaskan org yg blom mampu pinter spt dek tabak ini.