Nerpa Anti Diver – Drone Anti Penyusupan Pasukan Katak

Diantara aksi yang ditakutkan dari pasukan katak adalah kemampuan mereka dalam melakukan sabotase bawah air. Bahkan bila menggunakan alat selam model close circuit, aksi sabotase seperti peledakan pada instalasi vital di pelabuhan, jembatan dan kilang minyak, dapat berlangsung senyap namun menimbulkan kerusakan besar. Dalam terminologi peperangan, jika ada aksi sabotase maka sebaliknya juga ada aksi kontra (anti) sabotase, termasuk dalam hal ini untuk menghadapi penyusupan dari pasukan katak.

Baca juga: APS – Senapan Otomatis Bawah Air Andalan Kopaska TNI AL

Terkait aksi kontra sabotase dari frogman, rupanya Rusia punya pengalaman tersendiri. Seperti saat konflik perbatasan dengan Ukraina di Crimea beberapa tahun lalu, Rusia begitu khawatir atas serangan yang dilancarkan oleh combat swimmers Ukraina pada fasilitas penting seperti jembatan dan pelabuhan yang strategis. Faktanya bukan perkara mudah untuk menangkal aksi sabotase dari pasukan katak, Rusia mengakui bukan perkara mudah untuk ‘memagari’ infrastruktur penting, yang terberat adalah melawan hawa dingin, patroli di kegelapan malam dan faktor kelelahan personel.

Ketimbang harus menyiapkan personel pasukan katak tandingan untuk ‘memburu’ sang penyusup, Rusia diketahui pernah mengembangkan sosok drone anti diver, persisnya drone ini disebut Nerpa Anti Diver Unmanned Underwater Vehicle (UUV). Drone ini dioperasikan secara remote dari jauh dan sebagai sistem pemandu menggunakan sonar layaknya kapal selam.

Dikutip dari hisutton.com, disebut Nerpa dikembangkan dengan biaya 10 juta rubel oleh IACS (МАКО). Sebagai penangkal hadirnya pasukan katak, sudah barang tentu Nerpa dipersenjatai. Lantaran sasaran yang dihadapi adalah penyelam, maka dibutukan spesifikasi khusus pada drone ini, diantaranya Nerpa tak perlu melaju cepat, justru kecepatan drone ini disesuaikan dengan kecepatan rata-rata penyelam, yaitu kecepatan jelajah hanya 1 knots (1,8 km per jam). Kuat dugaan ‘lambatnya’ kecepatan Nerpa terkait dengan proses ‘bidik’ sasaran dengan sonar yang sulit dilakukan pada kecepatan tinggi.

Untuk menjaga stabilitas di dalam air, termasuk saat proses penembakan, Nerpa dilengkapi thruster horisontal dan dua thruster vertikal.

Sementara jenis senjata yang disematkan pada Nerpa adalah senapan otomatis bawah air buatan Rusia – APS (Avtomat Podvodnyy Spetsialnyy) atau biasa disebut Special Underwater Automatic Rifle. Jenis senjata yang juga digunakan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL ini dapat meluncurkan ‘peluru paku.’ Berjalan di kaliber 5,66 x 39 mm yang bentuknya panjang dan meruncing, proyektil yang runcing mampu menembus jauh lebih sempurna dan akurat di dalam air.

Mau tahu jangkauan tembak APS? Di kedalaman 5 meter, jangkauan tembak bisa mencapai 30 meter. Sedangkan di kedalaman 20 meter, jangkauan tembak melorot jadi 20 meter. Melorot lagi di kedalaman 40 meter, jangkauan tembak proyektil hanya 11 meter. APS bisa juga ditembakkan di udara seperti halnya senapan mesin reguler, tapi jangkauan tembaknya diperkirakan tak lebih dari 50 meter. APS memiliki magasin melengkung yang khas dan dapat dimuati maksimum 26 amunisi. Pada drone Nerpa, posisi senapan seperti ditempatkan secara terbalik.

Baca juga: Seabob Black Shadow 730 – Skuter Tempur Bawah Air Kopaska TNI AL

Kembali ke sosok Nerpa UUV, dengan disokong tenaga dari baterai, drone ini dapat beroperasi selama 4 jam. Selain dikendalikan secara remote, drone mampu beroperasi secara otonom maksimal 80 meter dari simpul komunikasi terdekat.

Pasukan katak beraksi menembakkan APS di dalam air

Nerpa punya bobot sekitar 30 kg (sudah termasuk berat senapan) dan dapat menyelam sampai kedalaman 50 meter. Dimensi Nerpa UUV terbilang kecil, yaitu panjangnya 1,2 meter dan lebar kurang dari 1 meter. (Haryo Adjie)

15 Comments