Mungkinkah Korvet Fatahillah Class Dipasangi Kanon Reaksi Cepat dan Rudal Hanud?
|Komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan kemampuan korvet Fatahillah Class telah dibuktikan, seperti upgrade sistem sensor dan radar Terma di KRI Fatahillah 361 dan program mid-life modernization (MLM) di korvet KRI Malahayati 362. Namun sayang, sistem senjata di korvet Fatahillah Class belum mendapat jatah modernisasi. Selain rudal anti kapal yang tidak dipasangkan (lagi) di korvet buatan Belanda tersebut, netizen bertanya bagaimana dengan sistem hanud modern di korvet berbobot 1.450 ton tersebut.
Baca juga: Inilah Alasan Korvet Fatahillah Class Belum Dipasangi Rudal Anti Kapal (Lagi)
Dari komentar pembaca pada tautan artikel di atas, beberapa berharap agar korvet Fatahillah Class dapat dipasangi sistem pertahanan udara (hanud) yang memadai. Pemasangan rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) dan kanon reaksi cepat CIWS (Close In Weapon System) menjadi harapan yang mengemuka agar korvet pernah jadi flagship TNI AL ini kembali punya taji.
Sumber Indomiliter.com di lingkungan TNI AL yang memahami korvet ini menyebut, bahwa upaya melengkapi sistem hanud di korvet Fatahillah telah dipikirkan sejak lama, namun ternyata tidak mudah mewujudkannya. Ada beberapa alasan yang menjadikan sistem hanud rudal dan kanon modern sulit untuk diadopsi di korvet Fatahillah Class.
Seperti dari aspek desain kapal, faktanya tidak ada ruang lagi untuk pemasangan sisten hanud yang dimaksud di atas. Secara faktual jika dicermati memang nyaris tak ada sudut yang cukup untuk meletakkan kanon (misalnya). Seandainya memang akan ditempatkan kanon hanud baru, besar kemungkinan harus melepas dudukan kanon Bofors 40 mm yang ada di bagian buritan.
Begitu juga dengan pemasangan rudal hanud, untuk pemasangan peluncur Simbad untuk rudal Mistral pun tak ada ruang yang ‘lega.’ Lepas dari itu, sistem radar intai udara dan permukaan di Fatahillah Class mengacu ke radar dua dimensi, yang kurang optimal untuk mendukung peran rudal hanud.
Baca juga: Ini Dia! 6 Perangkat Canggih Yang Ditanam di KRI Malahayati 362 dalam Proyek MLM
Selama ini netizen berharap agar korvet Fatahillah Class dapat dipasangi kanon reaksi cepat dan rudal hanud, mengingat tingkat kesiapan operasi kapal pernag ini masih cukup tinggi dan selalu diandalkan TNI AL dalam beragam operasi. (Haryo Adjie)
Kebutuhan CIWS kita sangat banyak. Apa tidak ada rencana TOT?
Ada, rheinmetall telah bekerjasama dengan pindad dan len untuk maintenace skyshield dan millenium. ada pembicaraan pembuatan amunisi 35mm ahead di pindad.
dilakukan bertahap,bukan tidak mungkin lisensi pembuatannya diberikan ke indonesia asal ada komitmen akan terus memakai skyshield dan milenium.
Admin, saya minta tolong dibahas rencana strategis tempo lalu disitu ada desain lhd baru sepanjang 244 m ada baiknya dibahas
Kasi solusi yg murah meriah dong….copot peluncur roket bofors dan kanon 40mm, lantas diganti dg sepasang SIHAM 3(marlin 30mm + sepasang mistral), diposisi yg tersebut 👌👍
short answer: No
Long answer: Buat apa? loh Fatahilla class udh berumur wajir sudah di decomisi dan di replace, misal nya iya mending budget nya digunakan buat kapan yg lain seperti KCR 60/40 yg masih “For but not with” jeroan nya
Waktunya istirahat si mbah Fatahillah dkk…kan pas keluar 3 biji ganti masuk 3 biji Korvet Usman Harun & saudaranya…
NR class termasuk dalam program light frigate. Di MEF lama program light frigate termasuk PKR dan NR class direncanakan 20 unit untuk menggantikan Tribal, Van Speijk dan Parchim
kenapa ga dicopot saja tabung peluncur rudal mm38 exocet nya lalu diganti peluncur rudal vls? hari gini kapal2 canggih sebagian besar sudah menganut vls bukan berupa peluncur rudal tabung.
Desain tidak mendukung
Sekedar masukan Indonesia selain membuat KCR 60, KCR 40, dan PC 40, juga buat kapal perang ukuran 175 m, supaya bisa dipasang berbagai armament persenjataan, dan pengecoh (decoy launcher), kapal beda dengan helikopter dan pesawat yg bisa manuver, jadi buat yg besar, dan kanan kiri, depan belakang, diburitan dan diatas, dipasang peluncur rudal anti kapal dan anti pesawat tempur, drone serta helikopter, dipasang juga peluncur rudal anti kapal selam dan anti kapal permukaan, dan dilengkapi kapal selam mini ukuran 20 m, dan 2 unit helikopter serang, 5 unit drone yg dipersenjatai.
masih bisa bro @distanata.. itu meriam bofors nya dicopot utk peluncur rudal vls. trus tabung peluncur rudal mm 38 exocet diganti CWIS aja. ada niat pasti ada jalan broo… 😁😁😁
Ganti radar aja sementara ngeronda sambil tunggu calon pengganti , senjata cukup untuk nangkap nelayan aja
Sudah 40 tahun…….sudah waktunya si calon embah ini melakukan kegiatan yang ringan-ringan saja….patroli ringan…tamasya keliling Indonesia…………….kemudian duduk manis aja di museum…atau RIP discrap……..ohh no
Nasib korvet emang gitu sih, gak leluasa untuk multirole (keterbatasan ruang), apalagi ini korvet udh berumur juga
Untuk hal itu masih ada KRI Nala yang siap jadi bahan percobaan selanjutnya
Kan sudah di jelaskan di atas, faktor umur dan desain kapal gak memungkinkan untuk pasang system Hanud n dari pada coba2 dan buang duwit lebih baik fokua ke PKR
Sarkasme
Desain Fatahillah class memang korvet dengan kemampuan OPV dan amphibious support. Justru Parchim classl lebih cocok dengan upgrade CIWS dan rudal Hamid dibandingkan Fatahillah class