Mulai Februari 2025, Personel Angkatan Darat Filipina Mulai Berlatih Operasikan Typhon Weapon System
|Langkah ofensif Beijing di Laut Cina Selatan, khususnya yang terkait konflik dengan Filipina, rupanya menuai ganjalan, pasalnya Angkatan Darat AS (US Army) tetap mempertahankan penggelaran Typhon Weapon System di Pulau Luzon. Typhon Weapon System yang berintikan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk dan rudal hanud jarak jauh SM-6, telah menciptakan efek deteren.
Lantaran Tomahawk dapat menyerang sasaran sejauh 1.600 kilometer, yang artinya dapat menciptakan kerusakan di wilayah pesisir Cina. Dan belum lama ada kabar lanjutan yang bakal membuat Beijing meradang, plus membuat iri negara-negara di Asia Tenggara.
Yaitu personel Angkatan Darat Filipina tengah bersiap untuk menjalani pelatihan dalam mengoperasikan Typhon Weapon System. Menurut informasi yang dipublikasikan di akun Facebook Military Cognizance pada 28 Januari 2025, sekitar 20 prajurit dari resimen artileri Angkatan Darat Filipina akan memulai pelatihan khusus dengan sistem rudal Typhon Weapon System pada Februari 2025.
Pelatihan tersebut akan difokuskan pada kemampuan rudal jelajahnya (Tomahawk), namun pelatihan ini tidak akan melibatkan latihan tembak langsung. Prakarsa ini menandai langkah signifikan dalam upaya modernisasi pertahanan Filipina yang sedang berlangsung dan memperkuat kerja sama militer antara AS dan Filipina.
Inisiatif pelatihan ini merupakan bagian dari kerja sama pertahanan yang lebih luas antara AS dan Filipina, yang dibangun berdasarkan Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA).
Typhon Weapon System dikerahkan selama latihan gabungan Balikatan pada tahun 2024, sebuah demonstrasi yang jelas tentang meningkatnya interoperabilitas militer antara kedua negara. Meskipun ada keberatan keras dari Cina, sistem rudal Typhon tetap ditempatkan di Filipina, yang melambangkan hubungan pertahanan yang semakin erat antara Washington dan Manila.
Sementara itu, Filipina telah menyatakan keinginannya untuk memperoleh peluncur Typhon untuk pengadaan alutsistanya, dengan diskusi tentang akuisisi potensial yang saat ini sedang berlangsung. Pejabat Filipina mengakui pentingnya strategis memiliki kemampuan rudal canggih tersebut sebagai bagian dari infrastruktur pertahanan negara.
Pelatihan yang akan datang diharapkan dapat mempersiapkan pasukan Filipina untuk integrasi operasional potensial Typhon Weapon System, memastikan bahwa militer dilengkapi sepenuhnya untuk mengelola dan menyebarkan sistem tersebut jika negara tersebut melanjutkan dengan memperoleh Typhon Weapon System sendiri di masa mendatang.
Integrasi sistem rudal Typhon ke dalam militer Filipina tidak hanya akan memperkuat kemampuan pertahanannya tetapi juga memiliki implikasi signifikan bagi lingkungan keamanan regional. Dengan memperoleh Typhon, Filipina akan meningkatkan posisinya, khususnya dalam menghadapi tekanan dari Cina.
Typhon Weapon System dengan rudal jelajah Tomahawk memiliki jangkauan yang lebih dari cukup (1.600 km) untuk mencapai sudut tenggara daratan Cina, termasuk Pulau Hainan yang menjadi basis pangkalan angkatan laut dan pangkalan utama militer Cina. Sementara dengan rudal hanud jarak jauh Standard Missile-6 (SM-6), Typhon Weapon System juga dapat menyerang target udara atau laut yang berjarak lebih dari 200 kilometer. (Gilang Perdana)
Anggaran pertahanan pinoy 2025 cuma 4,38M$, tapi kok bisa beli sista kelas berat semua, Brahmos, rencana beli Tomahawk, SM6 dll,
Dulu pinoy paling lemah sistanya sampai PLA berani bully marinir pinoy yg jaga di kapal karam, tapi sekarang PLA harus mikir2 kalo lewat deket2 pantainya sekarang,
Aneh bin ajaib, Gak habis fikri, Pinoy keren sekarang👍😁
Militer Filipina bakal lebih maju dari kita, siap-siap tertinggal langkah dari tetangga yang satu ini