Mulai Diproduksi Sejak Akhir 2019, F-16 Viper Perdana Pesanan Bahrain Meluncur dari Pabrik
Membeli jet tempur yang baru diproduksi gress dari pabrik, jelas merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi negara pembeli. Selain itu, pembelian jet tempur baru juga dapat memberi berkah bagi industri di dalam negeri, semisal dalam bentuk offset dan alih teknologi.
Baca juga: Lockheed Martin Mulai Produksi F-16 Viper Perdana Pesanan Bahrain
Namun, membeli jet tempur yang benar-benar baru, punya konsekuensi, salah satunya adalah waktu tunggu yang tidak sebentar, terlebih bila jet tempur yang dibeli masuk kategori laris manis di pasaran. Sebut saja, jet tempur Rafale pesanan Indonesia yang baru akan tiba di tahun 2026.
Dan belum lama ada kabar dari fasilitas Lockheed Martin di Greenville, yang untuk pertama kalinya telah meluncurkan produki pertama F-16 Viper Block 70/72. F-16 Viper produksi pertama Lockheed Martin itu adalah varian tandem seat (F-16D) pesanan Angkatan Udara Kerajaan Bahrain (Royal Bahrain Air Force), yang dijadwalkan akan memulai uji terbang perdana pada awal tahun 2023.
Dalam siaran pers, Lockheed Matin menyebut bahwa fasilitas pabriknya di Greenville, bersiap untuk memproduksi setidaknya 128 unit F-16 Viper hingga akhir dekade ini.
Nah, F-16 D Viper pesanan Bahrain yang baru yang keluar dari tahap final assembly and checkout (FACO) and painting pada 22 November lalu, pada dasarnya sudah dipesan lama, dengan produksi yang dimulai pada akhir Desember 2019. Persisnya, basis produksi Lockheed Martin di Greenville, South Carolina, pada 17 Desember 2019 telah mengumumkan dimulainya produksi F-16 Viper perdana pesanan AU Bahrain.
Bahrain telah menandatangani kontrak akuisisi 16 unit F-16 Viper pada Juni 2018, dan menjadi negara pertama yang mengorder Viper dengan nilai kontrak mencapai US$1,12 miliar. Selain akuisisi F-16 Viper anyar, AU Bahrain dikabarkan juga akan meng-upgrade 20 unit F-16 C/D Block 40 agar setara dengan standar Viper. Menjadikan kelak AU Bahrain mengoperasikan 36 unit F-16 Viper.
Menggunakan program Foreign Military Sales (FMS), Lockheed Martin harus menyerahkan F-16 Viper pesanan Bahrain ke pemerintah AS pada awal 2023, dan akan menjalani pengujian penerbangan di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California, sebelum dikirim ke Bahrain.
Lockheed Martin menyebut, bahwa tingkat pekerjaan di Blok 70 yang sedang dibangun di Greenville akan meningkat secara signifikan pada tahun fiskal 2023, yakni dengan membangun tingkat produksi hingga empat pesawat per bulan. Lima negara kini sudah dalam kontrak untuk produksi F-16 Viper Blok 70/72, yaitu Bahrain, Slovakia, Bulgaria, Taiwan, dan satu negara lainnya yang identitasnya dirahasiakan.
Yordania juga telah menandatangani surat penawaran dan penerimaan untuk delapan pesawat. Bila kontrak untuk F-16 Yordania berjalan, maka backlog Lockheed Martin akan menjadi 136 unit pesawat. Bulgaria kabarnya juga telah memulai proses pembelian pesawat tambahan.
Baca juga: Lanjutkan “Tradisi”, Yordania Resmi Pesan Delapan Unit F-16 Viper
Selain memproduksi F-16 Viper baru, Lockheed Martin juga menangani upgrade F-16 versi lama untuk diubah ke standar konfigurasi F-16 Viper. Lockheed Martin menyebut ada sekitar 405 unit F-16 lama yang akan di-upgrade menjadi F-16 Viper.
Lockheed Martin memindahkan lini produksi F-16 ke South Carolina dari Fort Worth, Texas, pada 2019 untuk mengosongkan ruang produksi di sana untuk meningkatkan aktivitas produksi F-35. Selain memproduksi F-16 baru, pabrik Greenville melakukan modifikasi dan reparasi pada model F-16 yang lebih tua. F-16 Maroko, misalnya, akan mendapatkan upgrade ke konfigurasi Blok 70/72 di pabrik Greenville.
Versi paling canggih dari F-16, Blok 70/72 dilengkapi radar APG-83 active electronically-scanned array (AESA), suite peperangan elektronik baru yang disebut Viper Shield, komputer misi yang lebih kuat, kokpit yang diperbarui dengan lebih besar tampilan warna—termasuk zoom dan kemampuan untuk mengatur ulang informasi yang ditampilkan, kemampuan untuk meluncurkan sebagian besar senjata modern, datalink yang ditingkatkan, navigasi GPS presisi tinggi, serta sistem anti tabrakan – automatic ground collision avoidance system (GCAS), di antara peningkatan lainnya.
Baca juga: AU Yunani Terima Dua Unit Perdana F-16 Viper Hasil Upgrade, Turki ‘Tertinggal’
F-16 Viper Blok 70/72 juga memiliki masa operasi struktural 12.000 jam, sekitar 50 persen lebih lama dari F-16 sebelumnya, yang berarti tipe tersebut dapat tetap beroperasi hingga tahun 2060 atau lebih. (Gilang Perdana)
@prenjak
dari dulu memang pemerintah kita juga sudah begitu, ngga memilih yang efisien. asalkan mutu disebut bagus langsung sikat, imbasnya, meskipun bermacam merek, tapi jumlahnya sedikit, biaya untuk beli rudal juga ikutan kecil, dan imbasnya belinya sedikit, padahal diluar fungsi utamanya sebagai sista, rudal-rudal itu tadi juga kadang diluncurkan buat latihan
@mamameloj
Negara Sultan kalo beli pespur sekaligus senjatanya tanpa diketeng kayak kita
Justru disitu masalahnya…..Mirage Qatar mulai diterima sebelum era 2000-an yang artinya bebegai persenjataan yg anda sebut diatas sudah UZUR saat ini 🤭
Kan sudah ditekankan dalam pembelian alutsista, teknologi nya harus mampu mengatasi tantangan pertempuran masa depan.
Atau asal punya pespur dg banyak tentengan rudal….udah mau expired gakpapalah….penting gagah yakan 🐒
@prenjak
Perlu diingat bahwa US$800juta sudah termasuk persenjataan nya dan sepertinya dana untuk 32 F16V di alokasikan dulu untuk F15EX yg sudah masuk dalam tahap akhir
Selain itu pada pertengahan November ini Kemenkeu telah menyetujui Pinjaman uang sebesar US$2.9 miliar untuk 12-18 Rafale batch ke 2 yg berarti nantinya dalam waktu dekat TNI AU akan mengoperasikan 18-24 Rafael dalam satu squadron
@Emprit
harga segitu sudah termauk senjata bawaan Mirage 2000
Qatar sudah pakai Rafale dengan persenjataan terbaru, sehingga semua versi lama dipaketkan dengan Mirage 2000, daripada dibuang yang butuh biaya juga
seperti Rudal Magic dan Super 530
TEORINYA, SEMUA YG BERBAU SOFTWARE (mission computer dan radar RDY-2) AKAN SEMAKIN USANG SEIRING WAKTU JIKA TIDAK MENDAPAT UPGRADE ….DAN HARGANYA AKAN SEMAKIN ANJLOK
TAPI KENAPA MIRAGE MILIK QATAR INI TETAP TINGGI HARGANYA YA ……APA KARENA MILIK SULTAN, SELURUH KOMPONENNHA BERLAPIS EMAS 🙄
#teknologi radar RDY-2 milik Mirage 2000-5 jelas kalah canggih dibanding radar milik F-16 yg sudah di MLU ☝️
TAPI KENAPA MIRAGE
Nyaris 10 tahun lalu India batal beli Mirage daei Qatar dg alasan kemahalan (Qatar menawarkan dg harga 700 juta dollaran).
Konon setelah nyaris 10 tahun kemudian, pemerintah setuju menggelontorkan dg angka yg sama utk menebus 12 Mirage dari Qatar
Padahal menurut ilmu dagang, jika pasar ddigelontor dg barang, secara otomatis harganya akan turun
Ingat….sebentar lagi UEA akan melepas ke 50 Mirage 2000-9 yg lebih modern dari milik Qatar ☝️
Jadi siapa yg lebih pintar sekarang 🤔
1,12 milyar dollar dapat 16 F-16 Viper blok 70/72 yg berteknologi AESA
sekitar 700 juta dollaran dapetnya “lungsuran” 12 biji Mirage 2000
Oke sekarang mulai jelas duduk perkaranya ya
#nanti kalo ada yg komen :”Kan butuhnya sekarang juga yg siap terbang”
Emang lupa jaman Pak Yuyu terakhir jadi kasau udah nyiapin duit buat borong 32 Viper 70/72…..eeeeeee, malah pake diputer-puter buat naksir typhoon dululah, itulah, akhirnya barang lungsuran juga mau dibeli.
Kalo dulu pejabat pengganti opa ga ganti selera kan sekarang ini udah jadi tu barang …bersamaan dg super herky
@samudra
Bisa….tapi dikemas dalam external pod
Semua hanya soal kecepatan ☝️
Agak aneh juga kalo semua-mua mau “diperanciskan”….apalagi sampai yg sekenan juga saat injuried time gini 🙄
Viper blm ada irst ternyata