MQ-9 Reaper Isi Bahan Bakar ‘Langsung’ dari MV-22 Osprey
|Sebagai drone tempur (UCAV) dengan kemampuan medium altitude long endurance (MALE). MQ-9 Reaper dapat terbang selama 14 jam dengan jarak 1.900 km. Bahkan dengan tangki bahan eksternal (mengurangi jumlah senjata), MQ-9 Reaper dapat terbang sejauh 4.171 km. Namun, dalam dinamika operasi militer, bisa saja Reaper dituntut untuk melakoni sesuatu yang lebih.
Dari spesifikasi, MQ-9 Reaper tidak memiliki kemapuan untuk menerima pengisian bahan bakar di udara, dan dikutip dari marines.mil (2/8/2022), untuk pertama kalinya, MQ-9 Reaper dari Ground Task Force 23 melalukan pengisian bahan bakar langsung dari MV-22 Osprey milik Korps Marinir di Marine Corps Air-Ground Combat Center, Twenty-nine Palms, California. Ini menandai momen pertama MQ-9 Reaper Angkatan Udara AS yang diisi bahan bakar oleh platform dari pesawat lain di darat.
Pelatihan ini juga memungkinkan 163rd Attack Wing untuk berlatih “Reaper ACE,” atau “agile combat employment,” yang mengalihkan operasi dari infrastruktur fisik terpusat ke jaringan lokasi yang lebih kecil dan tersebar. Untuk deployment di wilayah yang luas di luar negeri, jelas MQ-9 Reaper membutuhkan dukungan wahana pesawat lain. Mengingat pasukan gabungan kemungkinan tidak akan memiliki kemampuan untuk membangun pangkalan udara besar di luar negeri dalam konflik di masa depan, maka dibutuhkan adaptasi dalam penggelaran MQ-9.

Baca juga: Di RIMPAC 2022, Drone Intai/Tempur MQ-9B SeaGuardian Unjuk Kemampuan
Pelatihan dan integrasi ini sangat penting bagi Angkatan Udara AS dan Korps Marinir, guna mencari cara solusi yang lebih gesit dalam deployment kekuatan tempur Korps Marinir juga mengoperasikan MQ-9 dan nantinya akan menggunakan solusi integrasi pengisian bahan bakar ini dalam operasi medan operasi seberang lautan, atau khususnya dalam Force Design 2030. (Gilang Perdana)
ini kadang gue pusing sendiri….kita tuh latah tapi engak paham konsep dasar dari straregi perang baik pertahanan maupun penyerangan(deffensif opensif)seolah engak mau ketingalan tehnologi terkini jadi semua dimauin dibeli….😅
tapi sayang nya jomplang karna dana yang minim jadi engak keliatan perkembangan nya karna beli seadanya…belum lagi dimana angaran dana untuk perawatan dan perbaikan jadi dana pengembangan dan riset diabaikan….sedang inhan dalam negri masih jauh dari harapan untuk mencukupi kebutuhan pertahanan dalam negri baik segi kualitas maupun kuantitas nya..😌
belum lagi masalah angaran yang banyak masalah nya dari segi pembagian maupun besaran nya loba lobi itu juga harus ada bagian dana pelicin nya…pas lagi tender lewat broker juga…😁 sama hal nya bagai bansos dari atas sekian pas sampai tangan sekian…kebanyakan tangan jalur birokrasi dengan potongan nya…🤣🤣🤣jadi kita cuma berharap pada lembaga para normal internasional saja yang meramalkan kita maju dan kuat berapa puluh tahun kemudian disegala lini baik ekonomi maupun militer….tanpa tau bagai mana itu bisa terjadi….layak nya menghibur diri sendiri…pasrah ae le…😆 masih ditunggu gimana tangapan bang jago nih…😌
min, saya denger denger indonesia juga pesen drone mq-9 atau mq-1, itu beneran ngga?
Mungkin hanya ditawari, kalau pesan tidak (sejauh ini)