Modernisasi Senjata Anti Tank untuk Infanteri, Australia Adopsi Carl Gustaf M4
|Angkatan Darat Australia (Australian Army) kini sedang menggenjot postur kekuatan tempurnya, setelah menjalankan program pengadaan Main Battle Tank (MBT) M1A2 SEPv3 Abrams, penambahan helikopter angkut berat CH-47F Chinook, tender ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) roda ban dalam program Land 400 Phase 3 dan penambahan 8.500 pucuk senapan serbu EF88 Austeyr, ada kabar pasukan infanteri Negeri Kanguru ini juga akan mendapatkan modernisasi pada lini senjata anti tank.
Baca juga: Carl Gustaf M2 – Sudah Eksis di Indonesia Sejak Era 60-an
Dikutip dari Janes.com (21/5/2021), disebutkan AD Australia sejak awal Mei 2021, tengah menjalankan proses evaluasi dan pengujian atas Carl Gustaf M4 di Sekolah Infanteri yang berlokasi di Singleton, New South Wales. Dikatakan, Carl Gustaf M4 akan diakuisisi untuk menggantikan senjata sejenis, Carl Gustaf M3, yang telah dioperasikan infanteri Australia sejak 10 tahun terakhir. Bila tak ada halangan, rencananya per 1 Juli 2021, Carl Gustaf M4 mulai akan diperkenalkan pada unit infanteri Australia.
Diproduksi oleh Saab Bofors Dynamics, Carl Gustaf masuk sebagai senjata anti tank yang reusable, artinya senjata ini dapat dipakai beriulang-ulang, alias pelontar dapat diisi ulang dengan peluru/proyektil. Varian pertamanya adalah M1 dibuat tahun 1948. Model pertama (M1) terbuat dari baja, sehingga beratnya mencapai 16,35 kg.
Seperti yang digunakan AD Australia, varian M3, dirilis Saab pada tahun 1991. Carl Gustaf M3 yang punya bobot 9,5 kg. Model M3 terbilang ringan berkat penggunaan komponen polymer dan fiberglass. Semantara itu, model yang paling baru Carl Gustaf M4, punya bobot lebih ringan lagi, yaitu sekitar 7 kg. Pada varian M4, komponen yang digunakan adalah karbon fiber dan titanium. Update antar model tentu tak sekedar pada efek pengurangan bobot, tapi juga mencakup hal teknis, seperti sistem bidik dan nilai ergonomis.
Oleh Amerika Serikat, Carl Gustaf M4 dibuat dengan kemampuan lebih sakti. Bila aslinya, Carl Gustaf adalah senjata anti tank tanpa pemandu, maka lewat kolaborasi antara Saab Bofors Dyanamics dan Raytheon Missile Systems, kini tengah dilakukan serangkaian uji coba penembakan Carl Gustaf dengan sistem pemandu dalam proyek Guided Carl Gustaf Munition (GCGM).
Dengan sistem pemandu laser, mulai dari tahapan pembidikan sasaran hingga pengenaan sasaran di jarak 2.000 meter membutuhkan waktu kurang dari 12 detik. Proyektilnya sendiri melesat dengan kecepatan 290 meter per detik. Tahapan selanjutnya, Carl Gustaf GCGM akan masuk tahapan uji coba penuh pada musim semi 2020.
Baca juga: Saab dan Raytheon Kembangkan Carl Gustaf dengan Pemandu Laser
Dari sejarahnya, Carl Gustaf dirancang oleh Hugo Abramson dan Harald Jensen. Mereka memilih propelen mesiu dengan kaliber 84 mm, atau setara kaliber meriam. Untuk menstabilkan proyektil, digunakan laras beralur. Dengan laras beralur, kecepatan lesat proyektil bisa mencapai 290 meter per detik untuk jarak 400 meter pada sasaran bergerak. Atau bisa mencapai jarak 700 – 1.000 meter untuk sasaran statis.
Dalam operasional Carl Gustaf dioperasikan oleh dua awak, yakni gunner dan loader amunisi. Teorinya satu menit, senjata ini dapat melepaskan enam proyektil. (Gilang Perdana)
Si Gustaf ini kalo di tembakan ke Tank Armata Rusia, bila bisa lolos dr jubah pelindung Armata, cuma berasa spt kena gigit semut aja. Cuma bisa bikin sakit2 genes aja alias gak berasa sama sekali…🤣🤣
Ya. Salaamm…🤣🤣🤣