Modernisasi Artileri Lintas Udara, Malaysia Order 18 Pucuk Howitzer LG-1 MKIII
|Bila Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD masih dalam tahap rencana untuk mendatangkan Howitzer LG-1 MKIII kaliber 105 mm, maka masih dalam jenis alutsista yang sama, diwartakan bahwa negara tetangga Malaysia malah sudah melakukan penandatanganan pembelian LG-1 MKIII untuk kebutuhan angkatan darat, lebih tepatnya untuk mengisi arsenal di 1st Royal Artillery Regiment (Para) of the 10th Parachute Brigade, unit tempur reaksi cepat yang mengandalkan operasi lintas udara (linud).
Baca juga: Pensiunkan Meriam Gunung 76mm, Armed TNI AD Siapkan Kedatangan Howitzer LG-1 105mm
Penandatanganan kontrak pengadaan dilakukan di ajang Defence Services Asia 2018 (DSA 2018) Kuala Lumpur, yang melibatkan pihak manufaktur Nexter dari Perancis dan Advanced Defence Systems (ADS). ADS merupakan mitra lokal yang akan menerima ToT (Transfer of Technology) dari pengadaan 18 pucuk Howitzer LG-1 MKIII. ADS nantinya akan dipercaya untuk melakukan proses perakitan senjata ini pada fasilitas yang ada di Negeri Sembilan.
Kontrak pengadaan LG-1 MKIII mencakup munisi jarak jauh ERG3 long-range 105 mm, dengan jarak jangkau 17 km. Kontrak pengadaan ini berlangsung dalam periode tiga tahun, dimana enam unit pertama LG-1 MKIII akan diterima pengguna pada November 2019, dan penyerahan unit akhir akan tuntas sebelum Februari 2020.
Dikutip dari siaran pers Nexter, disebutkan LG-1 MKIII pesanan Malaysia akan dilengkapi komputer balistik Bacara. Kompter ini merupakan kalkulator balistik entry-level untuk operator yang menginginkan kemampuan balistik ringan. Sebagai tambahan dalam proyek ini juga menyertoakan Thales yang akan memasok sistem pengendali tembakan Thales AS4000. Sistem LG-1 Malaysia kabarnya juga bakal dipadukan dengan Sophie thermal imagers dan interface lewat radio digital.
Saat ini unit artileri para AD Malaysia mengandalkan kekuatan utama 100 pucuk Howitzer Oto Melara Model 56 105 mm. Dalam penggeralannya, Howitzer ini diantaranya dapat dikemas dalam pallet untuk diterjunkan dari udara lewat parasut.
Baca juga: Pindad ME-105 – Prototipe Howitzer Lokal yang Terlupakan
LG-1 MK III membutuhkan 5 awak. Pihak pabrikan mengklaim laras L30 yang dimilikinya mampu menembak 12 peluru per menit, dengan daya tahan laras sampai 7.500 kali penembakan. Dengan kontrak pengadaan ini, maka Malaysia akan menjadi negara ketiga pengguna Howitzer LG-1 di Asia Tenggara, setelah sebelumnya LG-1 dioperasikan oleh Thailand dan Indonesia. Khusus Indonesia, satuan penggunanya adalah Resimen Artileri Korps Marinir yang mengoperasikan LG-1 MKII. (Bayu Pamungkas)
Semoga PT. Pindad bisa segera bikin sendiri meriam kek ginian mulai yg kaliber kecil hingga yg besar dan bisa dipakai di darat,laut,dan udara lengkap dg piranti elektronik yg mumpuni jg. Amiennn
Kali ini malaysia yg niru RI. Wajar saja kl peralatannya sama karna kondisi geografisnya jg sama.
Kenapa malaysia kebanyakan sering membeli persenjataan yang sama dg yg apa dibeli TNI ya..
skenarionya klu misalnya perang dengan RI mereka berharap bs mendekati kemampuan tempur kita,kalau misalnya RI jadi sekutu jadi mudah saling melengkapi karena arsenal tempurnya relatif menggunakan amunisi dan sistem pengoperasian yang sama.
Ada faktor tertentu bung salah satunya ya apa yang di katakan bung Wiro Sableng.
dan lagi mereka juga punya Progam MEF versi Mereka, kalau bung Redraflesia tau sistemnya sangat mirip dengan kita.
TOT, Pembangunan Tempatan dari hal kecil seperti pistol, kendaraan seperti humvee, dll sudah mulai berjalan sejak medio 2010an smpe sekarang… ya meski rada stagnan semenjak krisis ekonomi meradang di negara mereka sampe sekarang…