‘Mobilisasi Digital’ Diterapkan di Singapura, Lebih Efisien dan Bikin Pasukan (Wajib Militer) Lebih Bahagia
|
Sebagai negara yang kekuatan personelnya bertumpu pada wajib militer (wamil), maka Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces/SAF) harus punya strategi khusus untuk mengelola sumber daya manusia yang tersedia, Salah satu tantangan dari wajib militer adalah kemampuan mobilisasi pasukan secara efektif dan efisien.
Baca juga: Pasukan Infanteri Singapura Punya Helm Tempur Anyar dan New Personal Equipment
Di Singapura, wajib militer disebut National Service (NS), dan mereka yang menjalani wajib militer dikenal sebagai National Servicemen (NSmen). NSmen yang dipanggil kembali ke kamp untuk latihan mobilisasi mengetahui betapa membosankannya mengantri di stasiun untuk mendapatkan stempel kertas kartu mobilisasi mereka, misalnya untuk absensi dan setelah pemeriksaan peralatan.
Namun Divisi 3 Angkatan Darat, sejak Maret 2023, telah menghapuskan dokumen dalam bentuk cetak, dan membiarkan NSmen memindai kartu identitas fisik mereka, atau kartu identitas digital lainnya di aplikasi Singpass mereka.
“Inovasi ini telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja hingga 70 persen, mengurangi waktu tunggu NSmen dan menghasilkan personel militer yang lebih bahagia,” kata wakil operasi Brigade Lapis Baja Singapura ke-8, Kapten Sharmini Saygar. Proyek ini berkontribusi pada Divisi ke-3 menjadi salah satu dari empat pemenang Penghargaan Menteri Pertahanan, penghargaan tertinggi pada Simposium Inovasi Ignite tahunan, pada tanggal 23 Juli.
Penghargaan ini diberikan kepada departemen dan unit di Kementerian Pertahanan (Mindef) dan Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) sebagai pengakuan atas pencapaian luar biasa, seperti di bidang inovasi dan pengalaman kerja di masa depan.

Seperti dikutip The Straits Time, Kapten Sharmini (34 tahun), yang berasal dari Divisi 3, mengatakan sistem registrasi digital, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk dikembangkan, dan telah menghilangkan praktik lama di mana timnya harus melaporkan nomor mobilisasi setiap setengah jam, yang kemudian harus ditabulasikannya.
Kini, sebuah dasbor memberikan informasi terkini kepada komandan brigade mengenai kemajuan mobilisasi dan apakah ada titik-titik hambatan yang memerlukan intervensi. Pada upacara penghargaan di markas besar Mindef, Menteri Senior Negara Pertahanan Heng Chee How menekankan pentingnya organisasi militer tetap inovatif untuk mempertahankan keunggulan mereka.
“Untuk memenangkan pertarungan, Anda harus selalu memiliki orang-orang yang bisa berpikir atau melakukan sesuatu secara berbeda, mengubah aturan main, dan mendapatkan keuntungan itu,” katanya. “Pihak yang memiliki bakat seperti itu memiliki keuntungan besar, dan pihak yang tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan atau keadaan yang menantang kemungkinan besar akan kalah.”
Program wajib militer yang diperkenalkan di Singapura pada tahun 1967 untuk membangun dan mempertahankan kekuatan pertahanan negara. Di Singapura, wajib militer disebut National Service (NS), dan mereka yang menjalani wajib militer dikenal sebagai National Servicemen (NSmen). Ini mencakup dua tahun layanan penuh waktu di SAF, SPF, atau SCDF, diikuti dengan masa siaga operasional sebagai reservis. Program ini bertujuan untuk memastikan kesiapan pertahanan negara dan membentuk karakter pemuda Singapura.
NSmen membentuk sebagian besar dari cadangan militer Singapura. Setelah menyelesaikan dua tahun wajib militer penuh waktu (Full-time National Service atau NSFs), mereka tetap berada dalam status siaga operasional sebagai reservis (Operationally Ready National Servicemen atau ORNSmen).
NSmen diharapkan untuk menghadiri pelatihan dan latihan rutin bahkan setelah menyelesaikan layanan penuh waktu mereka. Ini memastikan bahwa mereka tetap siap untuk dipanggil kembali untuk tugas operasional jika diperlukan. Dalam struktur SAF, NSmen berperan dalam semua cabang, termasuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Mereka dilatih untuk berbagai peran dan tugas yang penting dalam operasi militer.
Dengan populasi kecil, Singapura mengandalkan NSmen untuk memobilisasi kekuatan militer yang besar dan efektif. NSmen memungkinkan SAF untuk meningkatkan skala operasinya dengan cepat dalam situasi darurat atau konflik. (Gilang Perdana)