MLAAD-SR: Radar Taktis Mobile Andalan Kohanudnas
|Sosok truk berwarna loreng biru, putih dan hitam ini pertama kali tampil pada defile HUT TNI Ke-69 di Dermaga Ujung, Surabaya tahun 2014. Dengan bertuliskan Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) pada samping bodinya, orang langsung bisa menerka rantis ini pasti terkait dengan radar, karena terlihat antena radar lipat yang menyembul di bagian atas bodi. Namun, nyatanya masih banyak orang yang asing dengan alutsista baru milik Kohanudnas ini.
Baca juga: MSSR 2000-I – Radar Intai Kohanudnas dari Airbus Defence and Space
Setelah ditelaah lebih jauh, rantis berpenggerak 4×4 ini adalah MLAAD-SR (Mobile Low Altitude Air Defence-Surveillance Radar). Atau bisa diartikan wahana ini adalah pengusung perangkat radar intai pertahanan udara untuk obyek di ketinggian rendah. Dan mengintip ke jenis kendaraan angkutnya, dari logonya tampak jelas merek Shaanxi dari Cina, meski kami belum mengetahui tipe/seri truk Shaanxi tersebut.
Basis radar MLAAD-SR yang digunakan besar kemungkinan mengacu pada Type 120. Radar ini dapat mendeteksi pergerakan pesawat/helikopter/rudal pada ketinggian rendah dengan jangkauan 50 sampai 100 Km. Digerakkan dengan tenaga hidrolik, radar dengan kemampuan 3D (dimensi) ini juga dilengkapi fitur IFF (Identification Friend or Foe). Dalam menunjang mobilitasnya, MLAAD-SR dapat dimasukkan ke dalam cargo pesawat sekelas C-130 Hercules.
Dalam operasionalnya, MLAAD-SR berada dibawah Satuan Komunikasi Elektronik (Satkomlek) TNI AU. Dilhat dari warna cat, kamuflasenya serupa dengan perangkat C-MOV (Central-Monitoring and Observation Vehicle), alat komunikasi dan pengendalian, penjunjang perang elektronika, serta memonitoring keadaan dan situasi udara di wilayah Indonesia. C-MOV pun juga menjadi arsenal Satkomlek TNI AU. Lebih detail tentang C-MOV dapat dilihat pada tautan diabawah ini.
Baca juga: C-MOV – Kepanjangan Mata Kohanudnas
Dengan beragam jenis alutsista rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence System) SHORAD (Short Range Air Defence), baik yang dimiliki Arhanud TNI AD dan Paskhas TNI AU, sebenarnya perangkat radar bergerak (mobile) dengan kemampuan surveillance/air defence pada low medium altitude sudah tersedia dimasing-masing kesatuan. Pasalnya dalam gelar operasi rudal, dipastikan terintegrasi dengan ground surveillance radar. Jenisnya tersedia mulai dari 3D Multi Beam Search Radar untuk rudal Grom, Giraffe 40 untuk rudal RBS-70, Mistral Coordination Post untuk rudal Mistral, Smart Hunter untuk rudal QW-3, dan CONTROLMaster 200 untuk rudal Starstreak.
Baca juga: Arhanud di Indonesia, Masih Berkutat di Zona SHORAD (Short Range Air Defence)
Baca juga: Pantsir S-1 – Sistem Pertahanan Udara Hybrid Favorit Netizen Indonesia
Belum diketahui jelas apa yang menjadi keunggulan MLAAD-SR besutan Cina ini? Namun dilihat dari tampilan, boleh jadi MLAAD-SR Kohanudnas punya keunggulan pada desain yang kompak, sehingga bisa di deploy dalam waktu singkat. Konon MLAAD-SR baru ada satu unit di Indonesia, hal tersebut pernah terekam dalam Exit Briefing KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada awal Januari 2015 silam. Pengadaan satu unit MLAAD-SR bersamaan dengan order dua unit radar Weibel untuk kebutuhan Kohanudnas. (Haryo Adjie)
Truck-nya Shaanxi Baoji, mas admin…
buatan mana nih mainan bung admin.? cat kamuflasenya kurang garang nih.
Alamak…AU yang katanya salah 1 yang terkuat di Asia Tenggara beli cuma sebiji
..
@admin
Oom saya habis baca brosur radar surveillance sejenis buatan ITT/Exellis, Selex dan Airbus…ternyata Airbus juga punya tipe radar surveillance untuk low altitude (sama juga dengan merek yang lain)?
Thailand yang anggaran setara atau bahkan lebih rendah dari kita, tampaknya lebih teliti dalam melakukan perencanaan. Disana mereka menggunakan produk Selex/Italia utk memenuhi berbagai jenis kebutuhan ground-base radar utk AU mereka. Demikian juga dg AL, kapal bisa beli dari mana saja (bahkan dari cina) tapi CMS, sensor (cms&sensor dari saab) dan senjatanya seragam, jadi tidak memusingkan perencanaan suku cadang dan pemeliharaannya.
Satu lagi lompatan cerdas thailand, sekarang mereka secara bertahap sdh bisa mengembangkan datalink sendiri dan mengintegrasikannya antara AU dan AL…bahkan AU thailand sdh berhasil menegosiasikan (dengan amerika) pengintegrasian datalink mereka kedalam armada F-16
Kohanudnas juga sudah pakai radar surveillance MSSR-I buatan Airbus, cekidot http://www.indomiliter.com/mssr-2000-i-radar-intai-kohanudnas-dari-airbus-defence-and-space/
@admin
Betul oom, saya juga mengikuti artikelnya dsn.
Maksudnya kenapa yang versi radar low altitudenya nggak beli sekalian sama Airbus biar nggak ruwet maintenancenya dan masih memiliki kompabilitas dg versi long rangenya yang telah dibeli AU
Komonalitas maksudnya heeeee,,,
Anggaran TNI sudah meningkat, tapi dihabiskan oleh biaya perawatan, karena Alutsistanya jenisnya ngak karuan
Luar biasa banyak jenisnya, pantas saja banyak yang berjatuhan.
Dibanding Australia, Singapura dan Malaysia, mereka Jauh lebih ramping
Kalo beli cuma sebiji gini biasanya buat ngabisin anggaran doang,,,jadi ukuran prestasi adl besarnya penyerapan anggaran, bukan manfaat dari barang yang dibeli
Betul begitu bung@admin
Tuk admin tks saya gaptek,… klo komen sy bs masuk bersyukur bgttttt heeeheee soalnya pin sy lupa sy pikir ga bs msk komenan tks,…
Alhamdulillah tambah meneh yg lbh banyak dan canggih,…
Gado2 banget yaa alutsista TNI-AU.
Bisa terintegrasi nggak ya sistem dari berbagai negara tersebut?
Trus dengan gado2 gitu bukannya biaya perawatan & pelatihan jadi lebih mahal??
Kalo beli dikit2 kaan biayanya juga lebih mahal daripada beli sekaligus banyak.
ToTnya?
Mas @Errick, kami coba pilah2 ya.
1. Terintegrasi pasti bisa, pada prinsipinya bisa namun memang perlu effort untuk menjamin interoperability. Artinya bakal ada cost tambahan untuk itu.
2. Soal biaya perawatan dan pelatihan, yup benar akan lebih besar.
3. Sama dengan prinsip penjualan produk pada umumnya, beli dikit2 maka nilai per unitnya akan lebih mahal.
4. Soal ToT, pastinya akan lebih sulit diwujudkan, mengingat nilai kontrak penjualan yang kecil membuat produsen enggan memberi ToT.