Update Drone KamikazeKlik di Atas

Mitsubishi B5N “Kate” dengan Torpedo Type 91 – Mimpi Buruk Sekutu Sekutu di Indo Pasifik

Setelah pada artikel sebelumnya kami kupas tentang aerial torpedo (torpedo udara) Type 91 yang menjadi senjata utama Jepang dalam serangan udara ke Pearl Harbor 7 Desember 1941, maka menarik untuk dicermati tentang pesawat pembawanya, Mitsubishi B5N “Kate”, yang juga digunakan Jepang saat melakukan invasi ke wilayah Hindia Belanda.

Baca juga: Aerial Torpedo Type 91 – Senjata Utama Jepang dalam Serangan Udara ke Pearl Harbor 7 Desember 1941

Mitsubishi B5N, yang diberi nama kode Sekutu “Kate,” adalah pembom torpedo dan pesawat pembom tukik utama Angkatan Laut Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Pesawat ini terkenal karena perannya dalam serangan Pearl Harbor dan berbagai pertempuran lainnya di Pasifik.

Dari sejarahnya, Mitsubishi B5N dirancang untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Jepang akan pembom torpedo yang cepat dan modern, menggantikan pesawat sebelumnya, Yokosuka B4Y. Mitsubishi Heavy Industries memulai pengembangan Kate pada awal 1935 di bawah pimpinan insinyur Jiro Horikoshi, yang juga merancang Mitsubishi A6M “Zero.”

B5N pertama kali terbang pada 1937 dan mulai beroperasi tahun yang sama. Versi awal (B5N1) dianggap kurang bertenaga dan memiliki perlindungan yang minim. Baru pada tahun 1939, versi B5N2 dikembangkan dengan mesin yang lebih kuat (Nakajima Sakae 11 radial engine) dan perbaikan aerodinamika untuk meningkatkan performa.

Keunggulan Mitsubishi B5N seperti sifatnya yang multifungsi, mampu melaksanakan serangan torpedo dan pengeboman horizontal. Pesawat ini punya jangkauan Jauh, jarak tempuh yang jauh memungkinkan serangan dari jarak aman. Dibandingkan pesaingnya, B5N memiliki kecepatan yang kompetitif dan desain aerodinamis.

Sementara kelemahan yang amat kentara adalah pesawat ini minim Perlindungan, yakni tidak memiliki lapisan baja pelindung untuk awak dan tangki bahan bakar, membuatnya rentan terhadap serangan. Senjata pertahanan sangat lemah, hanya dilengkapi satu senapan mesin Type 92 kaliber 7,7 mm untuk pertahanan belakang – dioperasikan oleh awak ketiga (penembak).

Mitsubishi B5N “Kate” juga memainkan peran di kawasan Indo-Pasifik selama Perang Dunia II, termasuk wilayah yang sekarang menjadi Indonesia. Sebagai bagian dari kampanye Jepang untuk menduduki wilayah yang kaya sumber daya di Asia Tenggara, pesawat ini digunakan dalam berbagai operasi amfibi dan serangan udara.

Lepas landas dari kapal induk Akagi, Kaga, Soryu, dan Hiryu , Mitsubishi B5N digunakan untuk memberikan dukungan udara selama invasi Jepang ke Hindia Belanda pada awal 1942. Pesawat ini meluncurkan serangan torpedo terhadap kapal-kapal Sekutu dan pengeboman terhadap pelabuhan besar dan instalasi minyak di wilayah seperti Balikpapan, Surabaya, dan Makassar.

Mitsubishi B5N digunakan untuk menyerang pelabuhan besar seperti di Surabaya dan Balikpapan, yang merupakan pusat industri minyak dan pelayaran.

Salah satu pertempuran penting adalah Pertempuran Laut Jawa (27 Februari 1942), di mana pesawat-pesawat Jepang, termasuk B5N, berperan dalam serangan terhadap armada ABDA (American-British-Dutch-Australian).

Selain torpedo Type 91, Mitsubishi B5N (termasuk varian B5N2) memiliki kemampuan untuk membawa berbagai jenis bom untuk mendukung misi tempur, seperti Bom Berdaya Ledak Tinggi (High-Explosive Bombs) 800 kg/ 250 kg/60 kg/, bom cluster dan bom penetrasi.

Seiring berjalannya waktu, pesawat ini mulai digantikan oleh pembom torpedo yang lebih modern seperti Nakajima B6N “Tenzan.” Meski begitu, Mitsubishi B5N tetap menjadi simbol kekuatan udara Jepang dalam fase awal perang di wilayah Pasifik, termasuk Indonesia. (Sam Yusuf)

2 Comments