Mistral Atlas TNI AD – Rudal Hanud Dengan Mobilitas Tinggi
|Sampai tulisan ini dibuat, satuan Arhanud TNI AD masih mengandalkan rudal Grom sebagai elemen SAM (surface to air missile) utama, menggantikan peran rudal Rapier yang ‘harus’ dikandangkan sejak tahun 2002 akibat pasokan suku cadang yang tak lagi diproduksi. Grom memang memperkuat dua detasemen Arhanud TNI AD, tapi sayangnya rudal buatan Polandia ini punya performa yang dibawah standar. Meski unggul dalam kecepatan gelar tempur, tapi dalam beberapa uji coba penembakkan hasilnya kurang memuaskan dalam beberapa kali latihan.
Baca juga: Pindad Komodo 4×4 Missile Launcher – Lebih Dekat dengan Sang Pembawa Mistral Atlas
Seperti uji tembak Grom pada bulan November 2007 di Kebumen, Jawa Tengah dan Mei 2010 di Kutai Timur. Beberapa kali Grom gagal mengenai target pesawat model yang dikendalikan dari remote control. Rudal memang meledak, tapi sayangnya tidak mengenai sasaran. Kabar berhembus jika Grom tidak cocok untuk beroperasi di medan bersuhu panas, seperti Indonesia. Sebagai solusi penggantinya, kini Arhanud TNI AD sedang melirik Mistral dalam platform Atlas. Bila dilihat sekilas, Atlas mirip dengan Simbad, pengorasiannya dilakukan manual oleh seorang juru tembak, dimana dalam platform peluncur terdapat dua rudal yang siap tembak.
Mistral Atlas pun baru-baru ini sudah ditampilkan di publik, salah satunya dalam pameran Alutsista TNI AD yang berlangsung di Lapangan Monas, awal Oktober 2012 lalu. Meski belum resmi jadi arsenal Arhanud TNI AD, Atlas berikut rudal cadangan sudah ditempatkan pada kendaraan tempur Komodo buatan Pindad. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Spesifikasi Mistral
Panjang : 1,86 meter
Diameter : 90 mm
Berat : 18,7 kg (termasuk 3 kg hulu ledak high explosive)
Kecepatan luncur : 800 m/detik atau 2,6 Mach
Jangkauan : efektif hingga 5,3 km
Sistem pemandu : infra red
Mekanisme peledakan : laser proximity atau impact triggered
Mesin : solid rocket motor
assalamkm…kurang mantap kalau TNI.AD cuma mengandalkan grom,mistral,rbs,,starstreak saja… TNI.AD harusnya berani meng-akuisisi rudal pantsir s-1,s.300,s.400,rudal shahab,atau buat penerbad dipasang rudal seperti rudal aster.mohon dong dibahas rudal s.1 s.300 s.400 rudal shahab tank dzulfikar iran lebih detailnya… warga PARTAI AMANAT NASIONAL dukung sepenuhnya.trims.
betul sekali gan aku sangat mendukung itu,klo negara tetangga sejak dulu sudah punya rudal pertahanan udara canggih dan diangkut dengan mobil besar,tp klo di indonesia baru saja punya kecil2 itupun dipanggul kayak mainan anak anak,coba sekali2 beli yang canggih biar ada efek deterennya,klo seperti itu ditertawain sama negara sebelah tuh..!.
beli s 300 dan s 400 dan pantsir semuaakn terjawab sudah.
Kekuatan rudal tni masih under.bukan saja dr segi jumlah tapi jg jarak jangkau.gak bs di pungkirin pesawat mata2,rudal jelajah & smart bomb akan di lepaskan dari ketinggian maksimal sehingga kita perlu rudal hanud menengah.tipikal serangan era sekarang adalah serangan rudal & bom secara masiv sbg pendahuluan baru setelah obvit hancur serangan darat dan laut di mulai.saatnya kita fokus pada pertahanan real dengan menambah rudal,pesawat AEW/MPA dan kekuatan laut terutama KS sebagai pagar.jangan mikir musuh dah masuk baru kita hadapin abis2an.keburu porak poranda rumah kita
punten gan-‘selain grom n rapier arhanud TNIAD masih punya lho 100n RBS70-trus radar TD2000 skr udeh nemenin giant bow 23mm’ jadi sakti spti SAM-yg mau dtg sih brderet:ada startrek,mistral,skyshield,GDF500 dll
Betul sekali Bung Dodie, salah satunya RBS-70 http://indomiliter.com/2009/02/10/rbs-70-rudal-pencegat-jarak-dekat/, terbilang cukup tua, usianya sudah 25 tahun berdinas di Arhanud TNI AD, tapi masih tetap operasional 🙂