Misi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Ini Persiapan Pembangunan Dermaga Apung Garapan Angkatan Darat AS
|Meski mengundang kontroversi, Presiden Amerika Serikat Joe Biden tetap kepada keputusan, yakni selain menyalurkan bantuan lewat udara (airdrop), maka AS juga akan membangun dermaga apung (floating dock) untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke wilayah Gaza. Disebut kontroversi, lantaran AS terus memasok senjata ke Israel, sementara butuh waktu lama untuk persiapan serta pembangunan dermaga apung, di tengah ratusan ribu warga Gaza yang mengalami kelaparan.
Baca juga: Angkatan Laut Turki Kini Punya Floating Dock Khusus Kapal Selam
Dikutip dari US Naval Insititue (USNI) News (18/3/2024), dua minggu setelah Joe Biden memerintahkan Pentagon untuk membangun dermaga untuk mengangkut bantuan kemanusiaan ke penduduk Gaza yang dilanda perang, bongkahan baja yang akan menjadi jalur penyelamat yang dijanjikan telah berkumpul di Newport News, Virginia.
Para personel dari Zeni Angkatan Darat, Angkatan Laut AS, dan sipil kini berkumpul di Newport News Marine Terminals di Pelabuhan Virginia, bekerja 24 jam sehari. Mereka memuat potongan-potongan jalan lintas modular (modular causeway) sepanjang 28,9 km dan peralatan lainnya yang akan membangun dermaga ke Gaza dan dermaga apung dua mil (3,2 km) dari lepas pantai.
Berdasarkan rencana yang ada saat ini, kapal-kapal kargo akan menurunkan bantuan di lepas pantai untuk diangkut ke dermaga dengan kapal Angkatan Darat AS.
Brigjen Brad Hinson dari Angkatan Darat AS mengatakan, “Begitu selesai dibangun dan sepenuhnya mampu menjalankan misinya, setiap hari kami akan bisa mengirimkan sekitar dua juta bantuan pangan ke pantai.”
Tetapi, para pakar menilai, proses mewujudkan rencana tersebut membutuhkan waktu lama dan mahal.
Purnawirawan Kolonel Angkatan Darat Myles Caggins dari New Lines Institute for Strategy and Policy, kelompok think thank nonpartisan di Washington DC, mengungkapkan, “Pengiriman bantuan melalui laut adalah solusi sementara. Cara terbaik untuk menyalurkan bantuan adalah dengan mengizinkan masuk truk-truk (bantuan).”
Tetapi truk-truk dan pusat-pusat distribusi kini diserang Israel. Akibatnya, orang-orang Palestina di Gaza kelaparan.
Pengiriman dermaga apung akan membutuhkan waktu berminggu-minggu. Setelah itu, perlu setidaknya 10 hari untuk membangun dermaga apung itu. AS berdalih pembangunan dermaga apung sangat diperlukan, pasalnya kapal kargo dan logistik bertonase besar tidak dapat sandar di Pelabuhan Gaza, yakni akibat infrastruktur yang rusak berat. Dari aspek keamanan, keberadaan dermaga apung dapat menjauhkan kapal bantuan dari potensi ancaman serangan roket atau rudal. (Gilang Perdana)
Kita masih BERUNTUNG , TNI AL masi bikin LST-LST yang bisa langsung beaching nggak perlu mondar mandir pake LCU / HOVERCRAFT.
COPY DESAINnya LST 120 DAMEN yang BOW dan STERNnya ada RAMPnya juga PASS THROUGH kargo design.
Jadi, lst Damen beaching dulu dan ancor down lalu lst lainnya UNLOADING lewat bownya. Ngak ribet harus merakit dermaga apung.
Liat designnya…
https://youtu.be/jCTPSoaUtwk?si=t2XnSd6vcqJg-MW1
sungguh aneh orang Negara Militer terkuat di dunia masak ndak berani kirim bantuan lewat darat. kan AS tinggal suruh Israel berhenti nembak. kaminakan masuk Gaza dengan 1000 truk logistik. kawal dengan Drone MQ9 Reaper, AH 64 apache guardian, F-22 Raptor, F-35 Lightning dan siaga Kapal Induk USS George Washington utk backup divisi US Marines….