Meski Pengadaan Lanjutan Belum Jelas, Kondisi BTR-4M Korps Marinir Terawat Baik

Setelah ada kabar bahwa Korps Marinir tak puas dengan performa ranpur (kendaraan tempur) amfibi BTR-4M, maka masa depan panser 8×8 besutan Ukraina ini menjadi tak jelas. Lima unit BTR-4M telah dikapalkan ke Indonesia untuk menjalani sesi uji fungsi, dan sedianya BTR-4M akan diakuisisi hingga jumlah 55 unit. Terlepas dari performa yang kurang optimal, tak lantas panser ini dianaktirikan, Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono pada saat melakukan pengecekan BTR-4M di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017), memerintahkan prajurit Resimen Kavaleri (Menkav) untuk senantiasa merawat kendaraan dan material tempur dengan baik.

Baca juga: Tak Puas dengan Performa, Korps Marinir Pertimbangkan (Kembali) Pengadaan BTR-4M 8×8

Dikutip dari situs marinir.tnial.mil.id, Dankormar didampingi Kepala Staf Korps Marinir (KS Kormar) Brigjen TNI (Mar) Hasanudin, memeriksa kesiapan Ranpur dan mengecek kelengkapan maupun persenjataan yang dimiliki oleh BTR-4M guna menghadapi tugas pokok.

Ketidakpuasan pihak user atas performa BTR-4M disebabkan kemampuan BTR-4M saat mengarung pada kondisi full speed dan masalah kebocoran. Nah, terkait dengan hasil uji fungsi BTR-4M yang kurang memuaskan, kabarnya pengadaan lanjutan ranpur asal Ukraina ini akan dipertimbangkan kembali. Meski ada kabar yang tak memuaskan, bukan berarti pengadaan BTR-4M langsung kandas. Pihak yang berkepentingan atas pengadaan ini, yakni Ukroboronprom di Ukraina telah bereaksi atas kabar tersebut.

Baca juga: BT-3F APC – Dibangun dari Sasis BMP-3F, Siap Gantikan Pansam BTR-50P Marinir TNI AL

Lewat situs ukroboronprom.com.ua (11/4/2017), Ukroboronprom menyebut dari hasil uji protokol yang ditandatangani, BTR-4M menunjukkan hasil yang sangat baik sesuai dengan 47 parameter evaluasi dari protokol yang ada. Komisi khusus dari Kementerian Pertahanan Indonesia juga tidak punya keluhan mengenai kendaraan ini. Pengujian serupa dilakukan di Ukraina sebelum mengirim peralatan militer ke Indonesia. Pada 15 Juni 2016, berdasarkan hasil uji BTR-4M, perwakilan dari Kementerian Pertahanan RI telah mengkonfirmasi dengan dokumen resmi bahwa kendaraan ini memenuhi semua persyaratan kontrak internasional, dan tidak ada komentar keluhan tentang ranpur ini. Perusahaan Ukraina itu mengklaim akan terus memenuhi semua komitmen untuk mitra asing.

Baca juga: Gelombang Pertama BTR-4M Tiba di Indonesia

Gelombang pertama BTR-4M tiba di Indonesia pada 28 September 2016, dalam pengiriman menggunakan kapal MV Texel terdapat lima unit BTR-4M yang dikapalkan. Jika lolos dalam pengujian nantinya ranpur ini cocok berlaga di Indonesia, selanjutnya bila anggaran tersedia akan dilakukan total pengadaan BTR-4M hingga 55 unit.

BTR-4M pesanan Korps Marinir mengadopsi mesin diesel Deutz EBPO III dengan empat langkah, performa mesin ini dapat menghasilkan tenaga hingga 598HP. Oleh pabrikannya, BTR-4 dirancang dengan sistem modular, dan sudah dipersiapkan untuk ‘ramah’ pada adopsi pilihan senjata yang diinginkan konsumen. Dalam spesifikasi, BTR-4M dapat melaju di air dengan kecepatan maksimum 10 km per jam. Seperti diberitakan sebelumnya, Resimen Kavaleri Korps Marinir telah melaksanakan program uji fungsi BTR-4M mulai tanggal 14 sampai 24 Oktober 2016. Dua puluh lima personel Resimen Kavaleri 2 Mar dilibatkan dalam uji fungsi beserta 11 Personel pelatih.

Baca juga: Syaratkan Full ToT, Kemhan Evaluasi Pengadaan 50 Unit IFV Untuk Korps Marinir

BTR-4M untuk Korps Marinir merupakan kasta tertinggi dari keluarga BTR (Bronetransporter)-4, termasuk di dalamnya mengambil seluruh opsi Marinization dan Tropicalization. BTR-4M pesanan Indonesia menggunakan kubah jenis Parus, yang menggabungkan 4 tipe senjata sekaligus. Utamanya adalah kanon otomatis 30mm ZTM-1/2A72 seperti yang terpasang pada ranpur BVP-2/3, yang sudah terbukti andal untuk menggasak berbagai macam sasaran. (Gilang Perdana)

19 Comments