Update Drone KamikazeKlik di Atas

Meski Filipina ‘Lebih Dekat’ dengan Korea Selatan, Tapi Justru Order LPD Empat Unit ke PT PAL, Ternyata ini Rahasianya

Dipercayanya PT PAL Indonesia dalam pengadaan (tambahan) dua unit Landing Platform Dock (LPD) atau Strategic Sealift Vessel (SSV) oleh Angkatan Laut Filipina, merupakan prestasi tersendiri dan kebanggaan bagi Bangsa Indonesia, terlebih SSV Tarlac class adalah kapal perang bertonase terbesar yang menjadi ikon di arsenal Angkatan Laut Filipina. Namun, prestasi pengadaan berulang ini kerap mengundang tanya.

Baca juga: 22 Januari, PT PAL Indonesia Lakukan Peletakan Lunas LPD Tarlac Class Pesanan (Tambahan) Filipina

Khususnya mengapa Filipina yang notabene bermitra erat dalam industri pertahanan dengan Korea Selatan, tapi justru memilih pengadaan LPD dari Indonesia. Ditambah lagi, kemampuan produksi kapal berjenis LPD oleh PT PAL Indonesia, maka terkait dengan alih teknologi (transfer of technology) yang berasal dari Korea Selatan, yang mana pembangunan LPD Makassar class mengadopsi desain dari Hanwha Ocean (d/h DSME).

Dari lima unit LPD Makassar class yang saat ini dioperasikan Satuan Kapal Bantu (Satban) TNI AL, dua unit pertama dibangun di Busan, yakni KRI Makassar 590 dan KRI Surabaya 591, dan tiga unit selanjutnya dibangun berdasarkan lisensi oleh PT PAL Indonesia di Surabaya, yaitu KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593 dan KRI Semarang 594.

Nah, menjawab pertanyaan mengapa Filipina justru memilih mengorder LPD dari Indonesia, ketimbang Korea Selatan, maka jawabannya berpulang pada pelayanan (service) yang diberikan PT PAL Indonesia. Dalam acara medua gathering di Jakarta (21/3/2024), Satriyo Bintoro, Senior Executive Vice President Transformation Management PT PAL Indonesia, mengatakan bahwa service adalah yang membedakan antara PT PAL Indonesia dengan galangan kapal kompetitor.

“Service dari kami berbeda dari galangan lain, dan ini mendorong terciptanya pesanan tambahan untuk dua unit Tarlac class,” ujar Satriyo Bintoro yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pembangunan proyek frigat Merah Putih.

KRI Makassar, salah satu LPD andalan TNI AL

Satriyo menuturkan service yang diberikan PT PAL bukan hanya memberi pelatihan pada awak kapal Tarlac class, namun lebih dari itu. “Sampai pengiriman kapal pun kami yang lakukan,” ujar Bintoro. Sebagai informasi, umumnya pengiriman (pengambilan) kapal dari galangan asal ke negara pembeli, dilakukan oleh awak atau personel dari angkatan laut negara yang bersangkutan. Tapi Filipina berbeda, maka pengiriman SSV Tarlac class ke Filipina dilakukan oleh awak dari Indonesia.

Ada cerita menarik yang dituturkan Satriyo, bahwa saat pengiriman Tarlac class ke Filipina, kapal tersebut pernah dicegat oleh milisi Abu Sayaf di Laut Filipina selatan, namun berkat diplomasi Indonesia, kapal dapat dilayarkan dengan selamat sampai tujuan. Dengan pelayaran beresiko tersebut, maka galangan kapal pada umumnya tidak ada yang mau menerima permintaan dari negara pemesan.

BAP Paita (Pisco Class) – Unit Kedua LPD Makassar Class ‘Made in Peru’ Meluncur

LPD atau SSV Tarlac class memiliki panjang 123 meter, tinggi 21 meter, dengan berat sebesar 7.200 ton serta memiliki cruising endurance selama 30 hari. Pengadaan LPD kali ini mengakomodir penyesuaian kebutuhan militer Filipina saat ini dengan perubahan minor pada platform kapal. Nantinya kapal LPD ini diharapkan akan siap bertugas hingga sea state 6, serta kapabilitas pengoperasian perlengkapan fasilitas kapal pada sea state 4.

Setelah puas dengan kualitas dari dua unit LPD atau SSV Tarlac Class – BRP Tarlac 601 dan BRP Davao del Sur 602 produksi PT PAL Indonesia, pada 24 Juni 2022, Departemen Pertahanan Filipina telah resmi mengoder dua unit SSV lagi (tambahan) dari PT PAL Indonesia. (Haryo Adjie)

Meski Mirip, Desain Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) dan Landing Platform Dock (LPD) Ternyata Berbeda

8 Comments