Meski Belum Konkrit, PT DI dan Havelsan (Turki) Sepakati Kerja sama Pengembangan Pesawat AWACS

Meski konkritnya belum begitu jelas, lawatan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ikut membawa angin segar bagi perkembangan industri pertahanan di Indonesia. Terkait tawaran dari Havelsan, perusahaan teknologi pertahanan Turki untuk kerja sama airborne early warning and control system (AWACS) bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI), maka ada update terbaru yang dapat disampaikan.

Baca juga: Australia Canangkan Penggantian E-7A Wedgetail, Bagaimana Nasib Indonesia untuk Punya AEW&C?

Pada kesempatan Indonesia-Türkiye Business Forum sore hari ini (12/02) di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEİK), Direktur Utama PT DI, Gita Amperiawan menyepakati Framework Agreement (FA) dengan CEO Havelsan, Mehmet Akif Nacar terkait pengembangan pesawat Airborne Early Warning and Control (AEW&C)/AWACS.

Dalam kerja sama strategis ini, PT DI akan bertindak sebagai prime contractor dan menyediakan tenaga ahli yang bekerja sama dengan Havelsan dalam proses desain, perakitan, produksi, pengujian, serta pemeliharaan pesawat AWACS.

Untuk pertahanan diri, E-7A bisa dilengkapi flare dan chaff.

Pesawat AWACS memiliki peran krusial dalam sistem pertahanan modern terutama di era perang elektronik seperti sekarang ini. Pesawat AWACS sangat dibutuhkan Indonesia karena kemampuannya dalam deteksi dini, pengawasan udara, serta manajemen pertempuran berbasis udara yang terintegrasi.

Dengan pengalaman yang dimiliki dalam industri penerbangan, PT DI akan memastikan bahwa pengembangan pesawat ini sesuai dengan kebutuhan operasional pengguna, baik di tingkat nasional maupun global. Havelsan, yang telah berpartisipasi dalam proyek AWACS Turki dan mengembangkan hingga 90% perangkat lunak sistemnya, akan berkontribusi dalam integrasi teknologi canggih untuk meningkatkan kapabilitas pesawat AWACS Indonesia kelak.

Kong Jing KJ-500 AEW&C

Selain kerja sama dalam pengembangan AWACS, pada momentum ini PT DI dan Havelsan juga menyepakati Strategic Collaboration Agreement (SCA) untuk berkolaborasi secara eksklusif dalam pengembangan bersama Full Flight Simulator pesawat CN235-220.

Dalam perjanjian ini, PT DI juga akan bertindak sebagai prime contractor dan melakukan joint technology development bersama Havelsan. Sejak tahun 1994, PT DI telah memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang pengembangan simulator penerbangan, khususnya untuk pesawat yang diproduksi, seperti N250 Engineering Flight Simulator dan CN235-220 Operational Flight Trainer, termasuk untuk produk terbarunya pesawat N219, yaitu N219 Engineering Full Flight Simulator, serta untuk produk helikopter Super Puma, yaitu NAS332 Full Flight Simulator dan H225M Full Flight Simulator.

[Polling] Airbus C-295 AEW Jadi Pilihan AEW&C Terpopuler, Tapi Ada Poin yang Kurang Menguntungkan

Dengan kombinasi keahlian PTDI dalam manufaktur pesawat dan teknologi canggih Havelsan dalam sistem simulasi dan peringatan dini, kami optimis dapat menghadirkan solusi yang tidak hanya mendukung kemandirian pertahanan Indonesia, tetapi juga berkontribusi bagi pasar global. Kemitraan ini adalah langkah besar dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara di sektor teknologi dan industri pertahanan,” ujarnya.

Dengan dukungan kemampuan dan infrastruktur yang dimiliki PT DI, Havelsan optimis mengembangkan simulator level D yang unggul untuk mendukung kebutuhan pertahanan Indonesia maupun pasar global. (Bayu Pamungkas)

Punya Pengalaman dalam Proyek Boeing E-7A Wedgetail, Havelsan (Turki) Tawarkan Kerja sama AWACS ke PT DI

5 Comments