Mesir Dapat Lampu Hijau untuk Pembelian 12 Unit C-130J Super Hercules dan Paket Radar 3D
|Entah ini terkait atau tidak dengan kabar pembatalan pesanan Mesir atas Sukhoi Su-35 dari Rusia, kini Mesir mulai mendapat perhatian dari Washington. Konkritnya pada 25 Januari lalu US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) telah memberi persetujuan untuk penjualan 12 unit pesawat angkut C-130J Super Hercules produksi Lockheed Martin. Bukan itu saja, nagara di Afrika Utara ini juga mendapatkan persetujuan untuk pembelian 3 unit SPS-48 land based radar (LBR) produksi L3 Harris Surveillance Systems.
Baca juga:Β Seperti Indonesia, Mesir dan Aljazair Juga Tinggalkan Rencana Pembelian Sukhoi Su-35
Dikutip dari defbrief.com (26/1/2022), disebutkan nilai penawaran untuk 12 unit C-130J ke Mesir mencapai US$2,2 miliar dan paket 3 unit radar SPS-48 senilai US$355 juta. Paket pembelian senilai $2,2 miliar mencakup mesin, embedded GPS/INS (EGI) dengan perangkat keamanan GPS, transponder Identification Friend or Foe (IFF), sistem peringatan rudal, flare/chaff dispenser serta dukungan teknis. AU Mesir saat ini mengoperasikan 30 unit C-130 Hercules dalam berbagai varian.
Dalam dokumen yang dirilis DSCA menyebut pengadaan C-130J akan digunakan Mesir untuk mendukung operasi di perbatasan, anti terorisme, reaksi cepat pada ancaman internal dan bantuan kemanusiaan. Lain dari itu, disebut C-130J juga akan digunakan untuk mendukung misi patroli maritim dan operasi SAR.
Negosiasi tentang pembelian C-130J oleh Mesir sudah dimulai sejak tahun 2009. Negosiasi terus-menerus ditunda, karena Mesir mengubah jumlah pesawat yang ingin diperolehnya – dimulai dari 2 unit, hingga akhirnya ada di angka 12 unit.

Tentang radar SPS-48 yang diincar Mesir, diketahui sebagai radar 3D dengan kemampuan deteksi jarak jauh. Jenis radar yang juga dipasang pada kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN-71) ini beroperasi pada frekuensi E dan F band. Kemampuan deteksi SPS-48 hingga jarak 450 km dan kemampuan deteksi sampai ketinggian 30.000 meter.
Baca juga:Β Mesir Tampilkan Drone Tempur Ejune-30SW, Punya Desain Mirip Bayraktar Akinci
Pembelian yang diusulkan mencakup peralatan pendukung, pelatihan operator, dan pelatihan pemeliharaan yang terkait dengan SPS-48 LBR. Mesir sepertinya tidak akan kesulitan menyerap radar baru ini ke dalam angkatan bersenjatanya karena sudah mengoperasikan sejumlah SPS-48 LBR yang dibeli sebelumnya. (Gilang Perdana)
Lebih baik pilot selamat walopun pesawat jatuh ke laut. Kalo penyelidikan dan perbaikan selesai ntar ada pespur pengganti lagi.
Itu masih lebih baik daripada pilotnya nganggur gegara pespurnya masih jadi prototipe dan satunya cuma maket doang. Kasihan ngadepin Ukraina Ama NATO cuman pake pespur radar analog. Hhhhhhhhhh
Masih gak terima kekalahan ternyata sang 2 fans boy alatnya. Sampe ngeles ke kontrak Su-35 segala…π€£π€£
Memang kata fans boynya F-35 itu pespur yg sangat canggih abad ini sehingga menjadi satu2 pespur yg bisa berenang..ππ
Mungkin memang benar Tidak ada perwira berjiwa ksatria yg mau tentaranya pake barang cacat di medan pertempuran makanya dibuang ke laut..π
Ya Salaamm…ππ
Ternyata ada yg masih menghibur diri kontrak Su-35 banyak dibatalkan. Dan lucunya jatuhnya F-35 bisa jadi pelampiasan energi setelah gak dapet uang jajan gegara banyak yg dibatalin. Hhhhhhhhhh
Radar udah proven/mass production kok dibandingin ama radar prototipe, mbaah…mbaah….
π
Ada yg bilang begini :
” Kadang miris lihat literasi yg komen. Mungkin jiwanya masih terguncang karna suatu kegagalan tender proyek ”
————————————————————–
Ternyata orangnya ada disini. 2 fans boy alay yg kalah debat ngelws kemana mana….π€£π€£
Ya. Salaamm…πππ
Di CNN indo radar CGI BALITBANG.
https://youtu.be/eZiAbA_fw1M
Tugasnya TNI AU tuk mengupgrade semua herkeysnya , jangan berhenti cuma yg sekarang. Kita harus fokus ke A400 kedepannya.
Kemampuan deteksi SPS-48 hingga jarak 450 km dan kemampuan deteksi sampai ketinggian 30.000 meter.
————————————————————–
Sama jaraknya dng prototipe radar Ground Controlled Interception (GCI) buatan kerjasama PT Len Industri, PT LAPI ITB, PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) dan PT Infoglobal ya bung Admin.
Jelas terkait karena pembelian alutsista strategis 80% geopolitik
Udah punya Rafale kok masa iya ngarep pespur beradar Pesa yg inferior.
Indonesia jelas sudah membatalkan pembelian Su-35, kira-kira Indonesia dapet apa ya selain kontrak Super Herki dan F-15 Eagle II ??? Apakah THAAD akan menyusul??? Hhhhhhhhhh