Mesin Pesawat Tidak Mau Hidup? C-130 Hercules TNI AU Bisa Lakukan “Buddy Start Engine”
|Beragam tantangan bisa terjadi dalam penggelaran pesawat dari pangkalan aju atau pangkalan di garis depan. Sebut saja pra sarana yang tidak memadai berpotensi memicu masalah teknis. Salah satu yang bisa terjadi adalah mesin pesawat yang sulit atau tidak bisa dihidupkan, sementara Auxiliary Power Unit (APU) sebagai sumber daya tambahan juga mengalami kerusakan.
Menghadapi kasus di atas, pesawat turborop dapat menggunakan teknik buddy start engine, yakni proses di mana pesawat menggunakan mesinnya sendiri untuk membantu dalam menghidupkan mesin pesawat lain yang berada di dekatnya. Proses ini sering kali dilakukan dalam situasi di mana pesawat tidak memiliki Auxiliary Power Unit (APU) yang berfungsi atau ketika APU tidak dapat digunakan.
Dalam proses buddy start engine, pesawat yang membutuhkan bantuan (pesawat yang mesinnya akan dihidupkan) akan menempatkan dirinya di belakang pesawat yang akan membantu (pesawat donor). Pesawat donor kemudian akan menghidupkan mesinnya dan menggunakan udara yang dihasilkan untuk membantu menghidupkan mesin pesawat yang membutuhkan bantuan.
Dalam video di atas, diperlihatkan simulasi buddy start engine yang dilakukan oleh dua C-130H Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang. Posisi antara kedua pesawat ditempatkan sangat dekat, jarak antara elevator di pesawat pendonor dan mesin propeller di pesawat penerima donor adalah 10 kaki (sekitar 3 meter).
Dalam situasi di mana pesawat yang membutuhkan bantuan tidak dapat ditempatkan cukup dekat dengan pesawat donor, maka dapat digunakanselang udara tetap dapat digunakan untuk proses buddy start engine. Ini tergantung pada kondisi spesifik dan prosedur yang ditetapkan oleh operator pesawat.
Proses buddy start engine juga memiliki risiko, jika tidak dilakukan dengan benar, dapat terjadi kerusakan pada pesawat yang terlibat. Hal ini dapat terjadi jika tekanan udara yang dihasilkan tidak sesuai atau jika ada kegagalan dalam proses menghidupkan mesin. Atau jika mesin tidak dihidupkan dengan benar atau jika terjadi masalah dalam proses start, dapat menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat. Hal ini dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang tinggi dan penundaan dalam operasi.
Untuk mengurangi risiko di atas kru pesawat harus dilatih dengan baik dalam prosedur buddy start engine dan harus mematuhi semua prosedur keselamatan yang ditetapkan. Pemeliharaan yang baik dan pemantauan yang cermat juga penting untuk memastikan bahwa pesawat siap untuk proses buddy start engine.
Proses buddy start engine dapat dilakukan antara dua pesawat yang berbeda, asalkan keduanya kompatibel dalam hal sistem dan prosedur. Misalnya, dalam situasi darurat di mana satu pesawat mengalami masalah dengan mesinnya dan tidak dapat dihidupkan, pesawat lain yang memiliki mesin yang berfungsi dapat membantu menghidupkan mesin pesawat yang bermasalah tersebut.
Namun, dalam kebanyakan kasus, proses buddy start engine lebih umum dilakukan antara pesawat dari jenis yang sama atau setidaknya jenis yang kompatibel dalam hal mesin dan sistem. Ini karena pesawat yang sejenis atau kompatibel cenderung memiliki prosedur start yang serupa, sehingga memudahkan proses koordinasi antara kedua kru pesawat.
Sudah Digunakan Sejak Era Perang Dunia Kedua
Proses buddy start engine pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940-an selama Perang Dunia II. Pada saat itu, proses ini digunakan oleh pesawat-pesawat militer untuk membantu menghidupkan mesin pesawat yang bermasalah atau tidak dapat dihidupkan sendiri. Salah satu pesawat yang terkenal menggunakan proses buddy start engine adalah pesawat pembom B-17 Flying Fortress.
B-17 Flying Fortress sering kali menggunakan proses buddy start engine untuk membantu menghidupkan mesinnya, terutama ketika beroperasi di daerah-daerah yang jauh dari pangkalan atau dalam situasi darurat di mana mesin pesawat mengalami masalah. Proses ini memungkinkan pesawat lain untuk membantu menghidupkan mesin pesawat B-17 dengan menggunakan tenaga dari mesinnya sendiri. (Gilang Perdana)
Tindakan Kreatif dan inovatif dalam menghadapi hambatan yang ada di depan mata pada sebuah gelar operasi yang urgent. Bagaimana dengan pesawat militer yang bermesin jet min apakah dapat melakukan hal serupa?