Merapat di Jakarta, India Tawarkan OPV Saryu Class Untuk TNI AL
|Menjelang dimulainya tender pengadaan kapal perang utama untuk TNI AL pada tahun depan (2017), beberapa galangan kapal internasional mulai bersiap menawarkan proposalnya ke Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Selain frigat Iver Huitfeldt Class dari Denmark, pemain besar seperti DCNS dari Perancis juga menawarkan dua desain kapal perang untuk kebutuhan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL. Dan kompetisi tahun depan dipastikan bakal tambah semarak dengan masuknya India dalam bursa, India telah resmi menawarkan kapal jenis OPV (Offshore Patrol Vessel) 105 meter.
Baca juga: Siap Ikut Tender di 2017, DCNS Tawarkan Dua Desain Kapal Perang Untuk TNI AL
Yang dimaksud OPV dari India adalah Saryu Class, meski mendapat julukan kapal patroli lepas pantai, dari aspek tonase dan kelengkapan senjata, Saryu Class dalam terminology di TNI AL masuk sebagai golongan korvet. Dan baru-baru ini, salah satu Saryu Class, yakni INS Sumitra P59 melakukan kunjungan ke Indonesia, tepatnya merapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (16/12/2016).
Baca juga: Denmark Tawarkan Pembangunan Frigat ‘Plug and Play’ Iver Huitfeldt Class di Indonesia
Mengutip sumber dari liputan6.com (16/12/2016), CDR K.P. Sreesan selaku komandan INS Sumitra menyebut bahwa kapal ini sangat cocok untuk melengkapi alutsista Indonesia. “Ini adalah kapal patroli lepas pantai dengan panjang 105 meter yang bisa diisi 105 personil. Tugas utama dari kapal ini melindungi aset yang ada di lepas pantai serta fungsi pengawasan dan juga pengintaian,” ujar Sreesan. Ia menambahkan kapal ini adalah produk asli negaranya. Segala aspek yang ada semuanya dibuat di India. Sampai saat ini Saryu Class telah diproduksi empat unit, dan rencananya akan membangun kapal sejenis 6 unit lagi.
Saryu Class terbilang masih baru, unit perdana kapal perang ini diserahkan kepada AL India pada pertengahan 2014. Walau masih baru, Sreesan memastikan Indonesia tak perlu ragu atas kualitasnya. Sejak beroperasi 2014 kapal ini telah terlibat dalam sejumlah operasi besar, baik di dalam India atau luar negeri. “Kapal ini mendapat kesempatan dalam upaya evakuasi warga negara asing dari Yaman 2015 lalu. Setelah itu mendapat tugas untuk menjadi sarana bantuan militer dan kemanusiaan di beberapa daerah di India,” pungkas dia.
Saryu Class
Seperti apa sebenarnya Saryu Class? Kapal perang ini dirancang dan dibangun oleh galangan Goa Shipyard, India. Pembangunan kapal ini mengacu pada standar ABS dan IRS. Sebagai kapal perang sekelas korvet, Saryu Class dapat menampung 118 awak, termasuk 18 perwira dan 102 anak buah kapal. Bagaimana tentang senjata yang diusung? Saryu Class yang digunakan AL India dilengkapi kanon reaksi cepat OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun, dan dua kanon reaksi cepat CIWS (Close In Weapon System ) AK-630 kaliber 30 mm. Kelengkapan tambahan lainnya berupa dispenser chaff untuk menghalau datangnya serangan rudal.
Untuk jenis rudal anti kapal, ingin seperti apa yang dipasang, pihak galangan mempersilahkan pemesan untuk melakukan kustomisasi. Space untuk peluncur rudal anti kapal disiapkan dibekalang hanggar. Saryu Class dilengkapi fasilitas deck dan hanggar yang dapat meng-handle pendaratan helikopter kelas sedang seperti Sea King dan Super Puma.
Baca juga: Mengintip Hanggar Helikopter di KRI RE Martadinata 331
Kelengkapan teknologi sensor dan navigasi Saryu Class mencakup dukungan automatic radar plotting aid (ARPA), Differential Global Positioning System (DGPS), gyro compass, magnetic compass, echosounder, speed log dan Auto Pilot. Kapal ini juga sudah mengadopsi Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) dan communications according to Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) A3.
Saryu Class disokong due mesin diesel KOEL yang masing-masing sanggup menyemburkan tenaga 7,790 kW. Kepatan maksimum Saryu Class mencapai 25 knots, sementara kecepatan jelajahnya 16 knots, saat dalam kecepatan jelajah, kapal dapat berlayar sejauh 11.000 km. Soal endurance, kapal ini dapat berlayar terus-menerus tanpa bekal ulang selama 16 hari. Dari spesifikasi, Saryu Class punya panjang 105 meter dan lebar 13 meter. Bobot kapal ini mencapai 2.200 ton. (Gilang Perdana)
Ya karena kita Senang Alutsista Gado Gado. Makanya mereka nawarin produk ke kita
Semakin banyak yg kasih proposal
Semakin pd adu hebat
Semakin pd banting harga
Semakin lama indonesia beli barangnya alias kebayakan mikir
Dan akhirnya………….???
kalo untuk kapal tipe ini lebih baik PKR SIGMA 10514 aja yg diperbanyak…… TNI AL harus cari yg lebih besar lg mungkin sekelas Iver
PKR Sigma 10514 produksi lebih banyak lagi ngapain harus beli dari negara lain..Cintailah produk anak bangsa
Yang benar benar di cari adalah kapal yang hak ciptanya (copy right) 100% hak milik Indonesia.
PKR Sigma 10514 adalah lisensi DAMEN, jadi apapun harus dapat ijin dari BELANDA
Denmark menurut Informasi mau bekerjasama mendisain ulang iver huitfeldt dengan Indonesia, dan copy right nya 100% milik Indonesia
Lumayan,, tapi PASTI kita BISA buat yang lebih baik
@bung admint..tolong donk di ulas Rhan 450
india sedang mengincar proyek gede
75 unit opv bakamla (90m, 110m & 130m)
Speknya masih kalah dng PKR 10514.
Lha jelas dong satu kapal patroli lepas pantai ,satunya murni kapal perang . Kalau ada duit makanya kita hanya perlu perbanyak PKR ,jadi tugas patroli juga bisa diemban sekalian .
PT Palindo sudah bisa membuat OPV sekelas dgn panjang 110 meter
Bentuknya terlalu besar dan terlalu berat untuk kelas OPV
tentunya akan mengurangi kelincahan
dan kemungkinan juga berat di ongkos
Kita perlu yang besar agar tidak gentar berhadapan dengan Coastguard china di natuna yang besar-besar. Coastguard China menggunakan hull kapal perang hanya bedanya senjatanya di kurangi ,tapi kasih menyeramkan di lengkapi 2 unit CIWS .