Menhan Ryamizard: “Tunggu Saja, Negosiasi Harga Su-35 Masih Berjalan”

Setahun telah berlalu sejak Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI memutuskan untuk membeli jet tempur Sukhoi Su-35 Super Flanker dari Rusia, namun faktanya sampai saat ini belum juga ada akad pembelian jet tersebut. Alih-alih ada titik terang, pembicaraan tentang pengadaan jet twin engine ini masih berkutat pada negosiasi harga yang alot, belum lagi persoalan nilai ToT (Transfer of Technology) yang kesemuanya terdengar begitu melelahkan bagi pihak yang terlibat, dan tentunya publik yang akfif menyimak berita ini sejak tiga tahun silam.
Baca juga: Demam Sukhoi Su-35 Telah Mencapai Anti Klimaks
Jika menuruk ke timeline, pada September 2015 Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah memutuskan untuk membeli Su-35 sebagai pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II Skadron 14 TNI AU. Berlanjut pada Februari 2016, Menhan Ryamizard menyebut lebih detail bahwa yang dibeli sejumlah 10 unit Su-35. Awalnya jadwal penandatanganan (MoU) pembelian Su-35 dijawalkan pada bulan Maret 2016, lalu bergeser ke bulan April 2016.

Baca juga: KnAAPO Kebanjiran Order, RI Baru Bisa Terima Sukhoi Su-35 Mulai 2018, Sabarkah Indonesia?
Pada akhir April lalu bahkan Menhan Ryamizard telah bertandang ke Moskow. Dalam kunjungan tersebut, pihak Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Menhan Indonesia dan Menhan Rusia Jenderal Sergei Shoigu sepakat, kedua negara bakal menandatangani perjanjian pengadaan Su-35 bulan Mei 2016.
Baca juga: Network Centric Warfare – Kemampuan Yang Selayaknya Hadir di Jet Tempur Terbaru TNI AU
Dan setelah keberangkatan Presiden Jokowi ke Rusia pada Mei 2016, lagi-lagi belum ada pengumuman tentang pembelian Sukhoi Su-35. Nyatanya memang belum terjadi penadatanganan terkait Su-35 untuk Indonesia. Maju mundurnya kesepakatan pembelian Su-35 disinyalir disebabkan beberapa faktor, diantaranya belum ada deal terkait sistem pembayaran, detail ToT dan adopsi perangkat datalink untuk interoperability Su-35 dengan standar alutsista TNI yang mengacu ke NATO. Spesifikasi kustom dari Indonesia dipastikan juga akan menambah biaya dan waktu delivery time yang lebih lama.
Baca juga: Menerawang Plus Minus Sukhoi Su-35 Super Flanker Untuk TNI AU

Meski terdengar agak membosankan, situs Janes.com (12/12/2016) menyebut bahwa negosiasi terkait harga masih terus berlangsung antara pihak Rusia dan Indonesia. “Tunggu saja, kami masih melakukan tawar-menawar ,” ujar Menhan Ryamizard. Dari keterangan tersebut juga dipastikan bahwa yang dibeli nanti bukan 10 unit, melainkan delapan unit Su-35. Menhan menambahkan bahwa seharusnya pemerintah Indonesia mendapatkan harga beli yang tidak mahal, mengingat selama Indonesia sudah banyak membeli produk persenjataan dari Rusia. “Kita ada persenjataan dari mereka (Rusia), tapi Rusia tidak ada dari kita, tapi kita beli produk mereka dengan harga mahal,” kata Menhan. Sebagai ilustrasi, harga satu unit Su-35 dalam kondisi ‘komplit’ bisa mencapai US$165 juta. Harga tersebut sudah termasuk training, ground equipment, persenjataan, upgrade dan ToT.
Rusia Tertarik Kembangkan N-219
Meski dikenal kurang luwes dalam hal kerjasama, tapi bukan berarti Rusia tak berminat pada produk Indonesia. Pada Oktober 2015, Rusia menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan industri pesawat terbang di Indonesia. Negeri beruang merah tersebut bahkan siap bekerjasama dengan industri pesawat dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (DI).
Baca juga: N-219 Maritime Patrol – Pesawat Perintis Mulitrole Pengganti N22/N24 Nomad TNI AL

Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Suryono menyampaikan hal itu usai mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin beserta perwakilan dari perusahaan-perusahaan asal Rusia.
Suryono mengungkapkan, Rusia telah menyampaikan keinginannya untuk bekerjasama dengan Indonesia sektor kedirgantaraan. Rusia menawarkan untuk meneruskan pembangunan pesawat jenis N219 yang sebenarnya sudah didesain oleh PT DI namun belum diproduksi secara komersial.
“Mereka tertarik mengembangkan N219, pesawat kecil dan multiguna untuk diproduksi di PT DI. Mereka juga punya produk seperti itu. Kala N219 fully desain Indonesia. Kalau mereka mau bikin disini bisa bikin made in Indonesia, ” ujar Suryono di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Baca juga: Mil Mi-26 – Kandidat Helikopter Angkut ‘Raksasa’ Untuk Puspenerbad TNI AD
Untuk memperlancar kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Rusia, pada September 2015, Kremlin telah menguncurkan pinjaman luar negeri senilai US$3 miliar untuk membantu pembelian alutsista dari Rusia. Sebagian dari paket pinjamana tersebut telah digunakan untuk proses pengadaan IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F Korps Marinir TNI AL, helikopter Mil Mi-17 V5 dan helikopter tempur Mi-35P. Kedepannya, Indonesia akan melakukan pembelian helikopter angkut raksasa Mil Mi-26. (Bayu Pamungkas)


Nego su35 oleh indonesia nagai sajian makan siang yg dah dingin, ga enak utk disantap lagi ……
jangan menunggu terlalu lama ya, ujung jungnya nanti engga jadi
Klu sy bilang pemerintah ini kurang jelas ….. kelihatan pimplangnya dlm pengadaan su35, tarik ulur tidak jelas, alutsista su35 yg harusnya jd fokus tp beberapa hr ini mencuat pemerintah pengin beli panser pandur. Lho kt kan sdh bisa bikin panser anoa dan badak. Klu kedua alutsista tsb belum canggih kenapa tdk adopsi teknologi kerjasama antara pindad dan turki utk dipasang di sana. Bangsa ini pasti ada yg salah shg pikirannya hanya korupsi doang, herang sekali makanya mudah diatur oleh bgs lain yg penting dikasi duit walaupun jual negara ini.
akhirnya kebeli juga Su-35 sebagai pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II Skadron 14 TNI AU
lho akhirnya kebeli juga, ngarang kali
Indonesia-Swedia sudah tanda tangan MoU kerjasama dibidang pertahanan jangka panjang. Hmm kelihatannya indonesia gak bakalan jadi beli Su 35. 😀
Jujur aja sebagai masyarakat kecil jago tawar – menawar. Tp menawar dengan cara seperti “itu” kalo masyarakat yg paham pasti blgnya “kurang ajar”. Rusia baik sm kita itu karna sejarah bukan karna ada apanya, soalnya kita gak ada apa2nya kalau masih sombong pertahanin ego, lama kelamaan negara sahabat muak pak.
Wkwkwk. Indonesia memang sih Customer alutsista Rusia. Tapi malah mendukung AS dan sekutunya yg tidak mengakui referendum Rusia Di Krimea.
sukhoi 35 sudah beroprasi di NKRI
bagi yg komen trtundanx su-35 krn alasan minta dikit tp ngotot tot jelas2 salah besar. sejatinx tdk ada tot dlm pembelian su-35 nantinx. permasalahannx jelas krn harga su-35 yg naik imbas krisis ukraina serta sanksi ekonomi & perdagangan dari pihak barat. alhasil harga alutsista2 rusia sejak medio 2015 memang naik gila2an. contoh s-300 vmu pd indodefence 2014 ditawarkan usd 550 juta kini naik jadi usd 675 juta. setara dgn thaad yg justru punys performa jauh lbh baik (speed, manuver & reaction time) bahkan bisa menangkis icbm
sbg ganti tot akan dipakai opsi imbal beli
hahaha…..indon……beli ngeteng , dikit , mau murah , minta tot lagi
Seharusnya sadar diri juga kalo belinya masih bijian itu pun kredit jadi jangan banyak menuntut. Sebenarnya Rusia gak pelit2 banget,sama seperti yg lain kalo beli dalam jumlah yg ekonomis juga tidak pelit berbagi. Contoh nya india, china dapat teknologi sampek bisa buat brahmos. Kalo dibilang kualitas rendah juga tidak, nyatanya F-16 yg baru di dapat yg sudah di permak habis juga sudah ada 1 yg hangus. Alhamdulilah Flanker kita sejauh ini masih lengkap.
Flanker kita gak pernah jatuh, ya karena jarang terbang berkat biaya jam operasional mahal dan kesulitan maintenance yg Seabrek. sukhoi mah lebih seneng mudik daripada terbang.
SU30-SM sj kalau SU35-BM kemahalan, lebih modern dari SU30-MKI/MKM. Ver 2 seat, mungkin akan lebih optimal dlm fungsi multirole nya (1 Pilot, 1 Gunner).
Sukhoi 35 lah… biar bertaring sedikit TNI-AU kita
Hari ini baca majalah Angkasa edisi koleksi ttg Gripen. Di situ ada soal offset2 & kerjasama yg didapat negara2 pengguna Gripen.
Yg masih bingung kok bisa Hongaria yg cuma beli 12 Gripen dikasih offset/ToT 110% sama SAAB? Itu berarti terhadap nilai kontrak? Trus dua Gripen yg kecelakaan bisa segera diisi lg (yg satu direparasi, yg satunya lagi dibanti baru). Hongaria dibolehin produksi & dibantu penjualan suku cadang Gripen.
Republik Ceko dikasih offset 130% untuk pembelian secara leasing (kredit) 14 Gripen setelah sebelumnya SAAB sepakat menerima pembayaran secara bertahap (ketengan?).
Untuk tawaran ke Polandia bahkan SAAB nawarin offset Gripen 146%. Tapi LM nawarin F-16 C/D lebih tinggi sampe 170% & prosesnya masih berlangsung. Polandia sendiri secara politik deket banget sama AS.
Thailand beli Gripen C/D ketengan. Beli 6 dulu lalu tambah 6 lagi. Belinya lalu ditambah 2 AEW&C. SAAB juga bantu bikinkan sistem koneksi data antara pesawat peringatan dini, Gripen, & kapal perang Angkatan Laut Thailand. Sekarang manajemen tempur mereka lebih efisien & bisa kembangkan taktik jauh lebih maju dari TNI. Entah soal bantuan datalink ini bisa disebut bagian dari offset ato ToT? Lumayan tuh meski beli ketengan (apalagi Gripennya disebut sukses ngalahin Flanker RRC).
Yg ruwet emang Gripen di Afsel. Tp kayaknya emang ini lebih ke internal Afsel sendiri plus emang lg krisis finansial. Tempat pemeliharaan yg awalnya mau dibuat di Afsel sampe dialihkan ke Thailand (yg beli ketengan).
Baca di majalah itu negara2 pengguna Gripen ini semuanya puas & cenderung nambah pesanan pesawat. Antar penggunanya juga termasuk guyub & rajin berbagi ilmu (udah kayak keluarga). Brazil yg waktu itu lg proses pengadaan jet tempur sampe tetep milih Gripen meski AS & Rusia nawarin transfer teknologi jet tempur generasi kelima.
Entah kok jadi kontras banget dgn rumitnya negosiasi pengadaan Su-35. Dan tumben nggak ada yg triak2 embargo & antek zionis ke Su-35 meski mayoritas elektronik di dalamnya bikinan Israel & negara barat, termasuk ntar mesinnya (kayak mesin Su-27/30 kita yg mau dipasok dari AS). Nggak tau deh Gripen ada unsur Israelnya ato enggak 😀
Oia, jika paket lengkap SU-35 (termasuk training, ground equipment, persenjataan, upgrade & ToT) dihargai US$165 juta, berapa harga paket yg sama untuk Typhoon, Rafale, & F-16 Viper?
Untuk SAAB proposalnya kan US$1,14 milyar untuk 16 Gripen C/D dengan 6 Gripen dirakit di sini plus pengembangan industri pendukung & dukungan penjualan suku cadang Gripen yg diproduksi di sini ke berbagai negara.
Kalo FA-50 gimana paket2annya (terlepas dari Korsel gantian beli alutsista bikinan kita)?
@errik
kl kita nyatanx mengharapkan offset 35% saya anggap msh wajar krn tool & fasilitas memang blm mumpuni.
ketiga negara eropa timur tsb punya pengalaman membangun pespur & memproduksi sparepartnx scr mumpuni sejak jaman pakta warsawa. bhk dari 2500 pespur mig-21 bison milik india stdknx 1600 yg dibikin di 3 negara tsb
kl mengenai tawaran tot datalink & bonus erieye sprt halnx afsel & thailand kini sdh dihapus oleh saab. pemerintah sdh mempersiapkan proyek pembangunan national datalink dimana pesawat aew&c sdh termasuk dlm paket di proyek tsb.
jujur bicara proposal tot yg ditawarkan ke saab utk pengadaan 4 ska pespur workhorse nyatanx tdk ada hal yg istimewa krn para pesaing sprt viper, typhoon, fa-50 & jf-17 juga menawarkan opsi perakitan disini. berbicara offset justru amrik yg punya kans besar krn besaran offsetnx bisa lbh gede krn berani menawarkan produksi sparepart hercules
untuk harga viper paket kosongan yg ditawarkan kekita usd 75 juta
akhirnx bisa juga melihat para fanboy rusia strongg pd mewek!!
biar makin mewek saya tambahin saja tntang rumor lada/amur atawa project 636 yg rencanax bakal diakuisis 2 unit. semakin jelas bhw baik 636.2 ataupun 636.6 tampaknx tni al lbh memilih opsi tanpa vls. artinx masa depan tni al yg prnah saya sebut semakin jelas yaitu kilo/amur yes, klub/yakhont/kalibbr no but clash of the scandinavians
silaken dilanjutken meweknx!!
Menhan omong tok, omong tak becus, ra iso nego, belajar dl, menhan mencla mencle ..batalin su 35, udah bosen aq dgr, dasar apa2 pst lama…vietnam stroonngg
hahah sabar mas…tenang saja TNI lebih pintar,,sukhoi 35 misteri….ada persenjataan yang harus di rahasiakan publik..apalagi CIA…
SUKHOI35 SUDAH DI MILIKI TNI
Su 35 TNI Gak ada tuh. Malahan Menhan indonesia dan swedia tanda tangan kerja sama dibidang pertahanan.
Batalin aja, muak sy baca ini2 terus…menhan ga berwibawa, makanya ga dikasih2 hrg murah dan tot nya….ngomong aja ga becus…belajar lg harusnya…enakan tidur drpd mikirin si su35 rongsok
Tetangga sebelah sampai diulang-ulang membahas topic SU-35 ini….., belum selesai dibeli nanti akan muncul T-50 PAK FA…..heheh
Shukoi adalah opsi yang bagus
harga mahal, operasional mahal, bagaimana dengan opsi lain ???
Pilot udah jatuh cinta cuy..
hanya dia yang bisa hadang F35 sing,SU33 liaoning & raptor di ostrali
Kalo menurut ane sih pilihan yg baik ya Saab Gripen, atau F16V.
harga mahal, operasional mahal, bagaimana dengan opsi lain ???
orang sabar ….cape hati
untuk urusan kedaulatan lama nya minta ampun..tpi
korupsi berjamaah….wessssss cepaaaaat
12 gripen c/d langsung kirim, 12 gripen e/f. Bungkuss
tuh kan bener jadi rame……. buat abang” smua yg sabar ya, pasti banyak yg bosan sama cerita “tawar-menawar”
mungkin harus’a sambil nunggu Su 35 menhan jg cari opsi lain, ambil Gripen jg oke tp 24 Unit biar bisa dpt TOT
@basith
program pespur f-5 tdk pake tender
kampanye program tsb sdh dimulai sejak 2008 dmn tni au mmbentuk tim khusus untuk menentukan pesawat yg tepat bagi ska 14 dmn presiden sby menginginkan ska 14 kembali ke asalnx sewaktu dibentuk dijaman orde lama dgn role air superiority dimana tim khusus trsebut merekomendasikan pespur dgn mesin ganda, range jauh & payload gede. dgn opsi pertama f-15 dususul su-35 dan terakhir su-30. dlm 2010-2012 kita smpat ada nego dgn boeing ttp gagal krn harga usd 140-150 juta dianggap kemahalan. shg kita mengalihkan ke su-35. kalo su-35 gagal jelas akan dialihkan ke opsi yg lbh murah yaitu su-30 sm3
ya wajar pemerintah masih santai krn role interceptor untuk air supremacy yg sblmnx diemban f-5 akan diambil alih oleh fa-50. sedangkan utk role air superiority yg rencananx akan diemban su-35 untuk sementara ini bisa ditangani oleh falcon gurun
@ayam jago
Gak pake tender…..achhhh itu kan paradigma lama
@westland
saya mau tanya adakah pespur lain diluar f-15, su-30 & su-35 trutama dari eropa dgn range & payload hebat srrta punya kapabilitas sbg missile truck sprt ketiganx?
Tuuuuuh…ada rapale
@westland
harga krn persyaratan harga paket komplit yg diminta tdk lebih dari usd 150 juta
uea, india, mesir & qatar harga rafale perunit yg mereka beli nyaris usd 200 juta
Type pesawat sudah dipilih yaitu SU35,
hanya soal harga masih tawar-menawar
Sabaaaar Om…. tak kan lari shukoi dikejar, 2017 laaah di MEF 2.
@ayam jago
Bung jadi untuk sekarang bagaimana kondisi tender pengganti F5 TNI AU?
Negosiasi dan procurement apakah masih on the track/progress terhadap SuKhoi Su-35 ini kah??
Pemerintah sepertinya cukup santai untuk masalah pengadaan ini, apakah tidak terlalu riskan bung?
Mohon informasi dan update terbarunya
Sampek sing nunggu lumuten mergo ora tau adus 😴
y mau dipaksa kek bagaimanapun juga ngarep Rusia ngasih tot hanya untuk 8 pespur sama kek ngarep duid jatuh dari langit,kaga mungkin coy
Bro semua yang pasti itu masih 99%
Yang 1% itu kemungkinan.
la kalau ada yang ngdrop dari atas bisa jadi to.
La beras saja bisa jatuh dari langit, coba lihat operasi penanggulangan bencana biasanya ngdropnya dari langit.
Kalau mau 100% ya Tuhan YME
Hahaha
yaya silahkan aja bermimpi terus asal jgn lupa bangun
Aku sudah bangun dan sadar.
Mungkin anda saja yang mabok.
Coba baca lagi, “Negosiasi masih berjalan”
Tau tidak maknanya? Itu maknanya masih belum ada kesepakatan, dan masih ada kemungkinan walaupun itu persentasenya kecil.
Itu yang ngomong bpk Ryamizard,
Sekedar info saja bpk Ryamizard adalah menteri pertahanan Indonesia era bpk Jokowi,
ya siapa tau anda mabok tidak tahu menhannya sekarang siapa??
Taukan tugasnya menhan apa???
Sana cuci muka dengan air kobokan siapa tau lebih fresh pikiran anda.??
ya ya seperti gw bilang juga silahkan saja terus bermimpi bagaimanapun menhan cuma kepanjangan tangan presiden kalau menhan mau ini tapi presiden mau itu mau apa menhan?
kalau presiden bilang beli alutsista harus ada TOT 35% dan tidak boleh pake perantara bisa apa menhan?
Sepertinya kamu asal bicara, kamu sama sekali tidak mengetahui apa itu menteri dan apa itu presiden.
Coba belajar ilmu politik biar anda sedikit lebih berilmu.
Lol g bisa nerima fakta dan kenyataan y coy? kasian
Wes wes. Dah dah. Jangan berantem, lebih baik kita cuci muka dulu biar setannya gak ada. Wkwkwk
Beli ketengan minta murah, minta ToT pula, belum komisi buat pihak² yang terlibat,
Gitu aja terus sampek amrik bikin pesawat baru lagi.
di goreng terus su 35 nya heheheheh . selama proses TNI lebih baik memesan gripen heheheheh,
gini gini aja beritanya, gak ada perkembangan yg signifikan.
Kalo amerika (f 15,f/a 18) ruwet di tot + second hand dan biaya mahal (pelit transfer data link), kalo rusia (su 27, su 35) diberi tot tapi tidak boleh produksi sparepart(contoh india), kalo eropa saya rasa indonesia belum pernah beli pesawat tempur dari benua biru ini
Kalau Amerika masih mendingan, Helikopter BELL 412 dan Offset F-16 A/B dulu
Sedang Rusia sama sekali belum pernah
Sedangkan EROPA adalah yang paling sering ngasih ToT
Assalamu’alaikum wr. wb.
Masak seh russia tidak pernah ngasih sama sekali?
La dumb bombnya pindad untuk shukoi itu siapa yang ngajarin?
Aduh bung, dumb bom itu indonesia sudah bisa menguasai sejak era pak harto (orde baru). pindad tuh rajanya
BT-250 / BLA-250…dst………………..
terlalu mudah itu bung…buat apa minta diajari ….memalukan
baru yang belum adalah SMART-BOMB
kalau untuk sukhoi tinggal merubah bentuknya saja
PT Sari Bahari, kata bosnya ngak ada yang ngajari, tapi autodidak, sedang Fusenya di Impor dari negara Eropa timur atau pecahan Uni soviet lainnya, ngak ada tuh Rusia
sekarang Fusenya dicoba dibuat di Indonesia
Malu malu in saja lu………..
atau mungkin kayak gini US ruwet di ToT kalau belinya dikit sedangkan Russia mustahil untuk ToT kalau belinya dikit
utk tot msh lbh mending amrik drpd rusia.
untuk pengadaan 3-4 ska pespur workhorse (estimasi 50-60 unit) opsi tot yg ditawarkan viper ada 3 yaitu offset 35% atau lisensi jdam block 1 paket komplet atau perakitan dgn 15% local content
opsi dari rusia ya harus beli diatas 100 unit macam su-30 mki itupun tdk boleh produksi sparepart
Apanya Second hand. Apache TNI AD kan nantinya datang dalam keadaan baru. Deliverynya thn 2017.
Greget banget sama barang iniii
huh lama banget,,harga mahal kuantitas dikit, ya itulah klo mau membeli bank terbang maka perlu bank(anggaran) yang banyak pula,,miris klo melihat fighter/interceptor indonesia cuma 30an aja jumlahnya …
Sabar aja sudah low begini…..pasti sbentar lagi yg komen pasti rame low soal Su-35
@admin
dengan harga semahal biaya pengembangan tata interlink TNI yg mangacu pada NATO di bebankan pada pembeli ??itu apa tidak ada opsi lain semisal mig 35 atau gripen ??
maaf, komen perdana
jgn mig 35,..itu pswt msh dlm proses ujicoba,…rusia aja blom mesen itu mig 35 buat AU mereka,…trlalu bresiko mmbeli pespur yg blom digunakan oleh negara asal pembuatnya…mnding gripen ng,…namun hargany justru lbh mahal dr su-35,..aplgi make TOT,…su 35 aja make TOT hargany jd selangit gitu,…meski bisa jd ada prmainan mafia jg disono..
Iya belinya ngeteng lagi cmn dikit 8 biji duh.
Kok mahal banget bung admin, harga per unit komplitnya sampe US$ 165 jt. Padahal yg diberitakan selama ini berkisar antara uS$ 80-85 Jt. Apa krn hrg TOT yg membuat mahal hingga mendekati harga F-35.?
Mungkin karena (komplit) harga semakin tinggi mengingat banyak paket yang diambil
Su-35 adalah pesawat yang sangat berbeda dengan Su-27/30 TNI kemarin, body dan Airframenya sangat berbeda, menurut pabrikan, perbedaanya sampai 85%
sehingga terpaksa TNI beli alat alat pendukung baru, pelatihan baru, sbb………….
kelak apabila TNI beli lagi Su-35, harganya akan murah, kecuali inflasi
beginilah jadinya kalau beli CICILAN, jadinya super mahal
harga paket kosongan su-35 sdh usd 105 juta imbas krisis ukraina stlh sblmnx msh berkisar usd 85 juta di 2014
sblm krisis muncul ukraina memasok 60% elektronika (sensor & avionik) tp stlh krisis dimana ukraina menghentikan pasokannx shg rusia mau tdk mau mencari pasokan dari negara lain walau dgn harga yg lbh mahal diperparah oleh kenaikan pajak perdagangan scr sepihak sbg kelanjutan sanksi perdagangan yg dijatuhkan barat kpd pihak rusia. kini 80% persen elektronik di alutsista rusia dipasok oleh israel
Betul bung
Ngak ada yang 100% dibuat sendiri, Amerika sendiri juga begitu
Hal ini untuk menekan Harga jual alutsista agar SEMURAH mungkin
seperti yang remeh adalah LCD / Display
Tidak mungkin mendirikan pabrik hanya untuk membuat 1.000 unit LCD….BANGKRUT..DEH
Minimal 100.000.000 unit baru impas
Belum lagi KURSI LONTAR, tidak mungkin hanya diproduksi 50 unit, ….BANGKRUT..DEH
Dst…………………………………..