Menhan Prabowo Luncurkan KCR-60M Kelima, Dilengkapi Meriam Bofors 57 MK.3 dan Rudal Anti Kapal High Subsonic Exocet MM40 Block 3
|Belum lama berselang kami menurunkan artikel tentang “menanti peluncuran KCR-60M kelima” yang dibuat PT PAL Indonesia. Dan, ada kabar terbaru datang dari BUMN Pertahanan tersebut, bahwa KCR-60M kelima yang dimaksud, yaitu KRI bernomer lambung 625 telah diluncurkan pada hari ini, 5 Desember 2021 di Surabaya, yang bertepatan dengan momentum Hari Armada RI.
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com (5/12/2021), peluncuran KCR-60M kelima dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang didampingi Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono dan pimpinan PT PAL Indonesia. Proses pembangunan KCR 60M kelima menjadi sejarah baru bagi PT PAL Indonesia, pasalnya untuk pertama kali pengadaan dua unit kapal yakni KCR 60M kelima dan KCR-60M keenam dibangun lengkap antara platform dengan sistem persenjataannya.
Kapal Cepat Rudal ini memiliki panjang keseluruhan 60 meter dengan lebar 8,10 meter dan tinggi 4,85 meter dan mampu membawa muatan penuh 450 sampai dengan 500 ton. KCR-60M kelima telah dilengkapi dengan sistem persenjataan yang mampu mendeteksi sasaran/target baik di udara, permukaan dan bawah laut. KCR 60M kelima dilengkapi sistem persenjataan (Main Gun) Bofors MK3 kaliber 57 mm, Shipborne gun 20 mm, dan rudal anti kapal Exocet 40MM B3. Serta kemampuan patroli dengan jarak tempuh dan kecepatan jelajah mumpuni untuk menjaga laut territorial Indonesia yang luas pada kondisi Sea State 6 dan kemampuan pengoperasian senjata pada pengoperasian senjata pada Sea State 4. Nantinya KCR-60M kelima direncanakan bergabung dan memperkuat kapal perang RI yang akan bertugas di Satuan Kapal Cepat Koarmada III.
Meski belum ada keterangan resmi, beberapa foto beredar menyiratkan bahwa KCR-60M kelima dengan nomer lambung 625 yang diluncurkan hari ini berlabel KRI Kapak, namun sumber dari PT PAL Indonesia menyebut, bahwa penamaan kapal bisa berubah suatu waktu sebelum kapal resmi diserahkan kepada pihak pengguna, yaitu TNI AL. Dalam peluncuran 5 Desember 2021, nampak baru terpasang meriam pada haluan Bofors 57 MK.3.
Jarak tembak maksimum Bofors 57 mm MK.3 mencapai 17.000 meter, dengan kecepatan 4 proyektil per detik yang dapat ditembakan. Kecepatan luncur proyektil melesat 1.035 meter per detik. Sementara senjata pamungkas KCR-60M nantinya adalah rudal anti kapal Exocet 40MM B3. Exocet MM40 Block 3 punya kinerja yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Sebut saja dari jangkauan, bila Block 2 hanya bisa menyasar target OTH (over the horizon) sejauh 120 km, maka di Block 3 jangkauan ditingkatkan hingga 180 – 200 km.
Peningkatkan performa tak lain berkat adopsi pendorong dari jenis Turbomeca TR-40/263 turbojet buatan NAMMO dengan booster roket, sedangkan MM40 Block 2 masih memakai solid propellant dengan booster roket. Meski begitu, dalam hal kecepatan MM40 Block 3 masih sama dengan Block 2, yakni ada di level high subsonic dengan Mach 0,93 ber-high G manuver tingggi (10g).
Baca juga: Exocet MM40 Block 3: Rudal Anti Kapal High Subsonic Andalan Korvet TNI AL
Dari sistem penuntun terminal pada fase akhir, rudal Exocet MM40 Blok 3 juga dilengkapi GPS guidance hingga lebih dari 10 waypoint, sehingga bisa menyerang kapal atau sasaran permukaan, dengan sudut serang yang rumit, agar pergerakan rudal ini susah diantisipasi penangkis rudal dari kapal perang lawan. Selain itu, Exocet MM40 Block 3 juga dibekali laser gyro, GPS (global positioning system), INS (inertial navigation system), radar aktif J band, dan image recognition. (Gilang Perdana)
PLA navy sudah punya 79 kapal selam, 50 destroyer, 49 fregat dan 70 korvet.
Itu artinya kita harus siap menghadapi serbuan kekuatan minimal 26 kapal selam, 12 destroyer, 14 fregat dan 20 korvet milik PLA Navy.
Punya ALRI kita ada berapa? Sedih
Sudah siapkah kita? Belum.
asal ada duit zaman now mah,bebas milih teknologi spek bisa disesuai kan isi kantong.
yang jadi masalah adalah duit engak banyak(angaran)penguasan tehnologi seadanya,jangan kata inhan mampu beri kontribusi devisa bahkan kebutuhan didalam negri sendiri belum bisa terpenuhi sehingga devisa keluar..”kita butuh ahli ahlinya untuk menjangkau hal yang tak terjangkau”atau bahkan memotong pintasan jalan panjang hasrat kemandirian.
bung @Agato Sugimura
Semua radar freq sangat tinggi, mentok 70-80 km untuk deteksi permukaan, karena dibatasi lengkung bumi, kecuali low band yang bisa mantul di lapisan atmosfer. untuk jangkauan optimal exocet butuh bantuan helikopter. sayang KCR-60 tak punya helipad.
jangkauan 177 km itu untuk deteksi sasaran atas .
jadi menurut saya SSM KCR-60 cocoknya pakai Exocet Block 2 atau C-705 yang jaraknya segitu
Lalu yg 4 Japan dipasang rudalnya secara disain
Kit 60 Bawain 4 tidal dan kit 40 2 rudal
Lalu u pertahanan udaranya apa
Minim bawa igla 20 unit tips kapal plus vied 6c20 mm
KCR-60M sudah pakai Expcet blok 3 semoga saja Fregate kita diupgrade 🤔
Koarmada 3 pakai kapal kecil?!
Urusan perbatasan antara Aussie dan kita tak pernah ada masalah. Paling sering nelayan kita yang nyelonong atau penyelundupan senpi ke KKB Papua
Cina wajar butuh kaprang gede. Nine dash line ZEE kita dicaplok. Menyusul ten dash line dgn Natuna & Anambas target mereka berikutnya
Lama amat bikin Kapal nya…
@sangkuriang : kalau hanya utk memutus illegal smuggling pake kapal patroli saja lebih cocok..krn kcr ini malah bukan mengedepakan kecepatan tp unsur pemukulnya
Itu kyke ciws karena pengadaan sepaket dengan AshM, CMS nya, kan dari China 😅
Lah pake exocet gk jadi pake rudal cina,
Baguslah kalau begitu.