Menhan Jepang: Jet Tempur Stealth Produksi Dalam Negeri Harus Mampu Bawa Rudal Lebih Banyak dari F-35

Jepang adalah contoh bagaimana suatu negara kaya dapat bermain cantik, di satu sisi tetap dalam kelompok ‘sekutu’ Amerika Serikat, namun disisi lain punya ketegasan dalam pengembangan dan pemenuhan industri pertahanan dalam negeri. Bukti ketegasan Jepang belum lama ini ditunjukkan dengan keputusan untuk mengembangkan sendiri jet tempur stealth masa depan pengganti Mitsubishi F-2, dan menolak tawaran desain dari Lockheed Martin dan Boeing dari AS, dan BAE Systems dari Inggris.

Baca juga: Proyek KFX/IFX – Meski Belum Ada Kesepakatan Renegosiasi Pembayaran, Hubungan PT DI dan KAI Tetap Kuat

Rencana Jepang tersebut tak pelak merupakan berita baik bagi perusahaan kontraktor pertahanan utama Jepang, Mitsubishi Heavy Industries, dimana bakal memimpin kontrak militer senilai lebih dari US$40 miliar (Rp640 triliun). Mitsubishi Heavy Industries memang belum mengajukan desain final untuk pesawat tempur siluman, namun Mitsubishi telah sukses membuat prototipe pesawat tempur siluman Jepang, Mitsubishi X-2 Shinshin (ATD-X), yang telah terbang perdana pada 22 April 2016

Terkait dengan penolakan tawaran dari manufaktur asal AS dan Inggris, Kementerian Pertahanan Jepang lewat Badan Akuisisi, Teknologi & Logistik (ATLA), menyebutkan, bahwa proposal dari Lockheed, Boeing, dan BAE dinilai tidak memenuhi kebutuhan yang diinginkan Jepang. Prasyarat Jepang memang terbilang tinggi, lantaran Negeri Sakura ini mempunyai potensi lawan besar yang suatu waktu dapat meletus menjadi konflik bersenjata, utamanya dengan Cina dan Korea Utara.

Mitsubishi X-2 Shinshin

Dengan ditunjuknya penggunaan desain dari dalam negeri, maka selanjutnya perusahaan kontraktor yang ditunjuk mendesain badan pesawat, sementara Pemerintah Jepang akan memilih pemasok untuk mesin, sistem penerbangan, sensor, dan komponen lainnya yang akan membentuk postur jet tempur stealth super canggih. Bicara tentang target, Pemerintah Jepang berharap produksi awal jet tempur stealth ini dapat dimulai pada tahun 2027.

Lepas dari penjukan di atas, rupanya Kementerian Pertahanan Jepang punya syarat agar jet tempur stealth masa depannya harus punya kemampuan lebih dibanding F-35 Lightning II. Dikutip dari TheAviatorGeek.com, pada 27 Maret 2020, Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono menyatakan bahwa jet tempur stealth dengan teknologi generasi keenam Jepang, nantinya harus punya dapat membawa rudal lebih banyak daripada F-35.

Mitsubishi F-2

Keputusan Jepang untuk memilih kontraktor dalam negeri pengembangan jet tempur stealth, rupanya tak membuat Washington kecewa, pasalnya untuk saat ini, Jepang sudah mendapat label sebagai negara pengguna beragam varian F-35 di luar AS. Bahkan pada 18 Desember 2018, Dewan Keamanan Nasional dan Kabinet Jepang mengizinkan akuisisi 105 unit F-35 tambahan, itu di luar 42 unit F-35 yang telah disetujui dalam pengadaan sebelumnya.

Baca juga: Gantikan Su-35, Idealkah Jet Tempur Stealth F-35 Lightning II untuk Indonesia?

Pada 20 Desember 2011, Jepang memilih F-35A untuk menggantikan armada jet tempur F-4 Phantom yang telah menua. Kemudian melihat eskalasi regional dan menjaga hubungan baik AS-Jepang, kemudian ada tambahan pesanan 105 unit F-35, dengan komposisi 42 unit diantaranya adalah F-35B yang punya kemampuan SVTOL (Short Take-Off and Vertical Landing). (Gilang Perdana)

38 Comments